Informasi Terpercaya Masa Kini

Ragam Senjata Tak Bertuan di Suriah yang Bikin Israel dan Amerika Cemas

0 4

TEMPO.CO, Jakarta – Israel menyatakan akan meningkatkan serangan udara terhadap gudang persenjataan Suriah setelah rezim Presiden Bashar Al Assad tumbang pada 8 Desember 2024 lalu. Mereka menyebut persenjataan strategis di seluruh Suriah, termasuk rudal darat-ke-udara, sistem pertahanan udara, rudal jelajah, roket jarak jauh, dan bahkan senjata konvensional seperti senjata kimia.

Seluruh persenjataan itu ditinggalkan begitu saja oleh rezim Al Assad. Persenjataan yang bisa dijarah oleh siapa saja dari kubu faksi-faksi pemberontak itu yang membuat cemas Israel, juga Amerika Serikat dan pasukan koalisinya yang berada di Timur Tengah.

“Kami mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencoba memastikan keamanan kami sehubungan dengan situasi baru di Suriah,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti banyak diberitakan media-media internasional pada Selasa, 10 Desember 2024.

Seorang pejabat Israel menuturkan serangan akan terus dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Israel berdalih tidak ingin mencampuri urusan internal Suriah, selain hanya ingin melindungi kepentingan warga negaranya sendiri. Sedangkan Pentagon menyebutnya sebagai serangan dalam rangka mempertahankan diri.

Sepanjang Minggu-Senin lalu, sebanyak 350 serangan telah dilakukan oleh jet tempur yang mengincar berbagai target, baterai anti-pesawat, pangkalan udara militer, lokasi produksi senjata, pesawat tempur, tank, rudal, dan situs senjata kimia. Selain itu armada kapal perang Israel menyerang fasilitas angkatan laut Suriah di Pelabuhan Al-Bayda dan Pelabuhan Latakia, lokasi 15 kapal perang Suriah bersandar.

Kendaraan militer Israel dekat garis gencatan senjata antara Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, 9 Desember 2024. Pasukan Israel kini dilaporkan terus merangsek masuk ke Suriah dan menduduki sejumlah kawasan di dekat Dataran Tinggi Golan. REUTERS/Ammar Awad

Reuters mengutip klaim Menteri Pertahanan Israel Katz bahwa gelombang serangan telah menghancurkan sebagian besar persediaan senjata strategis Suriah. Adapun Pentagon mengumumkan setidaknya telah menghancurkan iring-iringan tiga truk yang penuh mengangkut senjata peluncur multi-roket, tank T-64, dan mortir.

Senjata Tentara Suriah

Mengutip dari Peacewomen.org, kebanyakan persenjataan yang digunakan militer Suriah datang dari masa Uni Soviet dan Yugoslavia. Setelah kedua negara itu bubar, Suriah menerima suplai senjata dari Rusia dan Iran.

Puluhan perusahaan di Rusia memproduksi senjata yang kini ditinggalkan militer Suriah. Almaz-Antey Air Defense Concern, misalnya, memproduksi sistem rudal darat jarak menengah dan rudal darat-ke-udara jarak jauh S-200.

Bazalt memproduksi granat berpelontar roket RPG-29. Degtyarev membuat rudal Svir 9M119 anti-tank, rudal Kornet 9M133 anti-tank, senjata mesin berat KPV, dan senjata mesin berat Kord-12.7mm. JSC Defense Systems memproduksi sistem rudal darat-ke-udara S-125 Neva/Pechora, dan sistem pertahanan udara S-300PMU.

Organisasi Industri Pertahanan Iran (DIO) telah menyediakan senapan serbu M40 untuk tentara Suriah. Pihak yang sama yang menyediakan senapan AM50. Senapan-senapan itu aslinya diimpor Iran dari perusahaan Austria, Steyr-Mannlicher, pada 2006. Iran kemudian menjiplaknya dan mengirim ke Suriah.

DIO juga memproduksi dan menyuplai amunisi untuk persenjataan itu. Sementara, Organisasi Industri Dirgantara Iran telah menyediakan militer Rusia dengan rudal anti-tank Toophan yang merupakan produk reverse-engineering dari rudal TOW BGM-71 milik Amerika.

Pilihan Editor: Rektor Baru UI Bentuk Tim Peningkatan Penjaminan Mutu Program Doktoral yang Pernah Luluskan Bahlil

Leave a comment