5 Ciri-Ciri Anak Manipulatif Sejak Dini, Salah Satunya Suka Tantrum Berulang

Bersikap manipulatif berarti berani melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Seperti apa ciri anak manipulatif? Simak selengkapnya.

5 Ciri-Ciri Anak Manipulatif Sejak Dini, Salah Satunya Suka Tantrum Berulang

Anak yang manipulatif sering kali berupaya mengendalikan situasi atau orang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Baik itu berupa makanan kesukaan, mainan, atau bahkan perhatian. Seperti apa ciri anak manipulatif sejak dini?

Dikutip dari Mom Junction, manipulatif psikologis dan emosional dapat dilakukan untuk mendapatkan kendali atas seseorang atau membuat seseorang menuruti tuntutannya dengan menggunakan taktik yang terampil.

Dalam sebuah penelitian pada tahun 2018 di jurnal MedCrave, dilakukan pengamatan terhadap 160 anak berusia 3-7 tahun. Ditemukan bahwa anak melakukan tindakan manipulasi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ciri-ciri anak manipulatif

Ciri-ciri anak manipulatif sering kali tidak terlihat dengan jelas, sehingga tidak mudah untuk mengetahui apakah Si Kecil sedang berupaya 'mengendalikan' Bunda atau tidak. Namun, beberapa ciri umum berikut ini perlu mendapatkan perhatikan khusus: 

1. Emosi mudah meledak-ledak

Beberapa anak tidak bisa dengan mudah menerima jawaban 'tidak' saat menginginkan sesuatu. Jika Bunda tidak mengabulkan permintaan mereka, hal itu bisa membuat mereka sangat marah. Anak bisa lepas kendali dan merasa sulit mengendalikan emosinya, yang mengakibatkan ledakan emosi, respons agresi, sikap kasar, dan menangis.

Baca Juga : 9 Ciri-Ciri Tantrum pada Anak yang Perlu Dibawa ke Psikolog, Perhatikan Ini Bun

Meskipun perilaku anak yang intens secara emosional dapat menyebabkan orang tua memilih untuk memberikan hukuman, hal ini juga dapat membingungkan orang tua dan membuat mereka menuruti permintaan tersebut.

2. Tantrum berulang

Ciri anak manipulatif lainnya yakni mudah tantrum. Hal ini ditandai dengan kemarahan yang intens dalam waktu singkat atau setidaknya sampai mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkan.

Mereka mungkin akan berteriak-teriak atau berbaring di lantai toko mainan dan menangis saat tidak dituruti. Tantrum memang wajar dialami oleh anak-anak, tapi perlu Bunda pertimbangkan kembali untuk menuruti keinginan mereka jika tindakan ini sudah menjadi kebiasaan berulang.

Menurut data National Center for Health Statistics milik CDC, anak-anak berusia antara 6-11 tahun menunjukkan tingkat masalah perilaku yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak di bawah 6 tahun dan di atas 11 tahun.

3. Memanfaatkan kelemahan orang lain

Dikutip dari Psych Central, ciri anak manipulatif berikutnya yakni mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan kelemahan orang lain. Misalnya, saat anak mengetahui bahwa permintaannya tidak akan ditolak oleh Ayah, maka ia akan meminta sesuatu darinya dan bukan dari Bunda.

4. Berpura-pura untuk mendapatkan simpati

Berbagai cara akan dilakukan oleh anak manipulatif untuk mendapatkan yang diinginkan, termasuk berpura-pura sakit atau terluka. Dengan begitu, besar kemungkinan mereka akan mendapatkan simpati atau bahkan bisa menghindari aktivitas yang tidak disukainya.

5. Menyogok dengan perilaku baik

Selain itu, anak yang manipulatif juga mungkin akan menyanjung atau menunjukkan perilaku ekstra baik untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun, perilaku baik ini akan langsung sirna saat keinginannya sudah tercapai. 

Cara mengatasi perilaku anak manipulatif

Ilustrasi Bunda dan anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/Stock photo and footage

Berikut adalah beberapa strategi pengasuhan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mendisiplinkan perilaku manipulatif anak:

1. Tetapkan tujuan

Menetapkan tujuan sangat penting untuk mencapai target apa pun. Kadang-kadang, anak cenderung menggunakan manipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun, jika Bunda merasa perilaku manipulatif anak terjadi berulang-ulang, cobalah menetapkan tujuan spesifik.

Misalnya, Bunda dapat coba 'menantang' anak untuk dengan sabar menunggu selama seminggu hingga permintaan dituruti. Ini akan membantu anak berhenti sejenak dan mengendalikan keinginan untuk melakukan sesuatu secara spontan. 

Jeda waktu ini dapat membantu mengendalikan temperamen anak dan menutup pintu bagi perilaku manipulasi.

2. Mengalihkan perhatian anak

Menggunakan pengalih perhatian adalah salah satu cara terbaik lainnya untuk mengelola perilaku manipulatif anak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak memiliki kemampuan untuk mengadopsi mekanisme penanggulangan yang sederhana, seperti mengikuti permainan untuk mengalihkan perhatian.

3. Menjadi panutan

Manusia belajar berperilaku dengan mengamati orang lain, suatu proses yang disebut juga pembelajaran sosial. Hal ini juga berlaku pada anak-anak ya, Bunda.

Orang tua perlu tampil sebagai teladan dan menunjukkan kepada anak bagaimana caranya bersabar ketika membutuhkan sesuatu dari seseorang. Termasuk dengan bermain peran bersama anak untuk mengajari mereka cara yang tepat dalam menunggu sesuatu jika diminta. 

Metode ini efektif untuk mengajarkan keterampilan sosial, komunikasi, empati, pengendalian diri, dan masih banyak lagi.

Demikian ulasan tentang ciri anak manipulatif dan bagaimana cara mengatasinya yang tepat. Jika Bunda merasa perlu bantuan untuk menghadapi perilaku manipulasi anak, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli profesional.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow