103 Warga Gaza Tewas Saat Berlangsungnya Perundingan Israel di Paris

Sebanyak 103 orang tewas dalam serangan semalam di Jalur Gaza Palestina, disaat Direktur Mossad di Paris untuk membahas gencatan senjata di Gaza.

103 Warga Gaza Tewas Saat Berlangsungnya Perundingan Israel di Paris

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Sedikitnya 103 orang tewas dalam serangan semalam di Jalur Gaza Palestina, Jumat (23/2/2024).

Serangan terjadi disaat kepala mata-mata Israel (Mossad) David Barnea berada di Paris Perancis untuk membahas perundingan gencatan senjata di Gaza.

Dikutip dari AFP pada Sabtu (24/2/2024), serangan udara Israel pada Jumat menghancurkan rumah komedian terkenal Palestina Mahmoud Zuaiter di Gaza.

Baca juga: Direktur Mossad ke Paris untuk Perundingan Gencatan Senjata di Gaza

"Di wilayah itu juga menewaskan sedikitnya 23 orang dan melukai puluhan lainnya," kata Kementerian Kesehatan Palestina.

Kementerian tersebut mengumumkan pada Sabtu pagi bahwa sedikitnya 103 orang tewas dalam serangan semalam, dan masih banyak yang diyakini hilang di bawah reruntuhan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis malam menjelaskan kepada kabinet perangnya sebuah rencana untuk Jalur Gaza pascaperang.

Di mana nantinya urusan sipil akan dijalankan oleh pejabat Palestina yang tidak memiliki hubungan dengan Hamas.

Rencana tersebut menetapkan bahwa, bahkan setelah perang, tentara Israel akan memiliki kebebasan tanpa batas untuk beroperasi di seluruh Gaza guna mencegah kebangkitan kembali aktivitas teror, menurut proposal tersebut.

Pernyataan tersebut juga menyatakan bahwa Israel akan melanjutkan rencana yang sudah berjalan untuk membangun zona penyangga keamanan di dalam Gaza di sepanjang perbatasan wilayah tersebut.

Baca juga: Saat Anak 5 Tahun yang Terluka di Gaza Lebih Memilih untuk Tiada...

Namun, rencana tersebut menuai kritik dari Amerika Serikat, dan juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan pada hari Jumat bahwa AS secara konsisten bersikap jelas kepada Israel tentang apa yang dibutuhkan di Gaza pascaperang.

"Rakyat Palestina harus mempunyai suara dan hak suara melalui revitalisasi Otoritas Palestina," katanya.

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan menolak rencana Netanyahu dan menyebutnya tidak bisa dilaksanakan.

"Mengenai hari setelahnya di Jalur Gaza, Netanyahu menyampaikan ide-ide yang dia tahu sepenuhnya tidak akan pernah berhasil," kata Hamdan kepada wartawan di Beirut.

Sementara itu, Jalur Gaza Palestina berada dalam masa krisis, yakni meningkatnya risiko kelaparan dan masalah kesehatan.

Dari pantauan AFP, warga Gaza yang putus asa mengantre untuk mendapatkan makanan di wilayah utara yang hancur pada hari Jumat dan melakukan protes yang mengecam kondisi kehidupan mereka.

"Lihat, kami saling berebut beras. Kemana kita harus pergi?" kata warga Jabalia, Ahmad Atef Safi.

Oum Wajdi Salha, warga Jabalia lainnya juga mengaku sudah tidak memiliki air dan bahan makanan.

"Kami tidak punya air, tidak ada tepung dan kami sangat lelah karena kelaparan. Punggung dan mata kami sakit karena ada api dan asap akibat perang," tutur dia.

Sementara itu, delegasi Israel yang dipimpin oleh David Barnea berada di Paris pada Sabtu ini untuk mendorong tercapainya kesepakatan pengembalian sandera yang tersisa.

Baca juga: Inggris Kirim Bantuan ke Gaza Melalui Udara, Ada Makanan-Bahan Bakar

Barnea akan bergabung dengan rekannya di badan keamanan dalam negeri Shin Bet, Ronen Bar, media Israel melaporkan.

Amerika Serikat, Mesir dan Qatar semuanya terlibat dalam perundingan di masa lalu yang bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata dan pertukaran tahanan-sandera.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow