Yen Jatuh ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Pasar Tunggu Intervensi Bank Sentral Jepang

Mata uang yen telah jatuh ke level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar pada Jumat (26/4).

Yen Jatuh ke Level Terendah dalam 34 Tahun, Pasar Tunggu Intervensi Bank Sentral Jepang

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang yen telah jatuh dengan kecepatan yang membuat para pedagang bertanya kapan bank sentral Jepang mungkin akan membeli mata uang tersebut untuk mendukungnya dan mengapa belum melakukannya. 

Mata uang yen telah jatuh ke level terendah dalam 34 tahun terhadap dolar pada Jumat (26/4) setelah bank sentral mengindikasikan kondisi keuangan tidak akan terganggu, meskipun para pengambil kebijakan telah berulang kali memperingatkan bahwa depresiasi tidak akan ditoleransi jika terjadi terlalu cepat.

“Agar intervensi valuta asing berhasil mengubah nilai USD/JPY, data ekonomi Jepang yang lebih baik kemungkinan besar harus diimbangi dengan pertumbuhan yang lebih lambat dan mengurangi tekanan harga di Amerika Serikat (AS),” terang kepala strategi valuta asing di Rabobank, Jane Foley, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (29/4/2024). 

Baca Juga : Rupiah Melorot ke Rp16.200, Ringgit Yen Cs Ikut Anjlok

Kepala penelitian di Pepperstone Group Ltd, Chris Weston juga berpendapat bahwa pihak berwenang mungkin tidak menargetkan level tertentu. Namun, mereka memperhatikan tren dan tingkat perubahan, dan level saat ini menunjukan bahwa mereka harus segera bertindak atau berisiko menghadapi krisis kredibilitas.

Salah satu alasan keengganan Jepang untuk mengambil tindakan mungkin karena intervensi saja tidak dapat mengubah kesenjangan besar dalam suku bunga yang turut mendorong penurunan yen. 

Baca Juga : : Harga Minyak Mendidih, Jepang dan Yen Bisa Makin Tertekan

Meskipun BOJ telah menaikkan suku bunga acuan menjadi ke level positif, namun angka tersebut masih jauh dari tingkat yang dapat menggoda investor untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi yang ditawarkan di AS dan negara-negara lain.

Kemudian, Ahli strategi di Goldman Sachs Group Inc. mengatakan latar belakang makroekonomi global menunjukkan pelemahan yen lebih lanjut dan mungkin menyulitkan keberhasilan intervensi. Namun, risiko intervensi akan meningkat secara signifikan jika yen terus berkinerja buruk pada aset lain.

Baca Juga : : Dolar AS Melesat, Jepang hingga China Mati-matian Jaga Stabilitas Nilai Tukar

Namun, Kepala penelitian valuta asing global Deutsche Bank AG, George Saravelos berpendapat bahwa pelemahan yen belum tentu berdampak buruk bagi Jepang. Penurunan nilai mata uang tidak menyebabkan masalah inflasi dan mendorong naiknya nilai aset luar negeri yang dimiliki investor Jepang.

Selama konferensi pers setelah keputusan kebijakan BOJ pada Jumat (26/4), Gubernur Kazuo Ueda mengecilkan dampak melemahnya yen terhadap inflasi, dengan mengatakan bahwa nilai tukar terus memberikan manfaat bagi perekonomian dengan meningkatkan permintaan.

“Kemungkinan intervensi tidak dapat dikesampingkan jika pasar berubah menjadi tidak teratur, namun perlu dicatat bahwa Gubernur Ueda mengecilkan pentingnya yen dalam konferensi persnya hari ini serta memberi sinyal tidak ada urgensi untuk menaikkan suku bunga,” jelas Saravelos.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow