USAI Viralkan Gibran,Bocah Nangis Kelaparan,Ahmad Saugi Kini Minta Maaf,Dianggap Melanggar Hukum

- Usai viralkan Gibran, bocah nangis kelaparan, Ahmad Saugi kini minta maaf. Tindakan yang ia lakukan dianggap telah melanggar hukum. Seperti diketahui, baru-baru ini viral di media sosial video seorang anak bernama Gibran nangis histeris gara-gara kelaparan dan minta makan. Bocah yang nangis karena kelaparan minta makan tersebut histeris di depan rumahnya. Dalam video yang dibagikan, terlihat seorang anak kecil yang memakai...

USAI Viralkan Gibran,Bocah Nangis Kelaparan,Ahmad Saugi Kini Minta Maaf,Dianggap Melanggar Hukum

TRIBUN-MEDAN.com - Usai viralkan Gibran, bocah nangis kelaparan, Ahmad Saugi kini minta maaf.

Tindakan yang ia lakukan dianggap telah melanggar hukum.

Seperti diketahui, baru-baru ini viral di media sosial video seorang anak bernama Gibran nangis histeris gara-gara kelaparan dan minta makan. 

Bocah yang nangis karena kelaparan minta makan tersebut histeris di depan rumahnya.

Dalam video yang dibagikan, terlihat seorang anak kecil yang memakai baju kuning menangis histeris di depan rumahnya.

Bocah bernama Gibran (6) tersebut terdengar minta makan kepada ibunya yang berada di dalam rumah.

"Mau makan," kata Gibran sambil menangis.

Lalu tangisan Gibran tersebut dibalas dengan bentakan dari sang ibu.

"Mau makan, aku udah laper ma," ujar Gibran lagi.

Kemudian sang ibu terdengar kembali membentak Gibran.

Ibu tersebut nampak kesal karena tidak punya uang untuk memberi makan sang anak.

"Makan sendiri, kagak punya duit!" katanya.

Mendengar bentakan sang ibu, Gibran kembali histeris dan berteriak 'mau makan' berkali-kali.

Gibran juga melampiaskan emosinya dengan melempar sandal hingga menjatuhkan sebuah kantong plastik di dekatnya.

Lalu sang ibu terlihat keluar dari rumah sambil membawa sebotol air mineral.

Sang ibu meminta anaknya masuk ke rumah sambil menyiramnya dengan air yang ia bawa.

Video itu pun menuai reaksi dari para netizen yang merasa miris melihat kondisi sang bocah.

Namun para netizen juga memahami kondisi mental sang ibu.

Kini bocah asal Bojonggede, Kabupaten Bogor, yang belakangan viral karena menangis kelaparan tersebut bercerita tentang keluarganya.

Diketahui, Gibran tinggal di Kampung Panjang RT 03/RW 06, Desa Rawa Panjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor.

Dalam video yang beredar, Gibran merengek meminta makan kepada ibunya.

Tetapi ibunya membentak Gibran dan mengatakan tidak punya uang.

Video tersebut menyita perhatian masyarakat yang merasa miris dengan kondisi Gibran maupun ibunya.

Sementara akun TikTok yang mengunggah video pertama kali, @ahmadsaugi31, kembali mendatangi Gibran di rumahnya.

Melihat Gibran hanya berdua dengan adik-adiknya, pengunggah membawa bocah-bocah tersebut ke sebuah restoran cepat saji.

Di sana, Gibran pun bercerita tentang kondisi keluarganya.

Gibran memiliki dua adik, masing-masing bernama Suta (4) dan Amira (1,5).

Saat ditanya di mana ayahnya bekerja, Gibran mengaku tidak mengetahuinya.

Sehari-hari, Gibran menghabiskan waktu bersama kedua adiknya di rumah.

"Kalau makan, katanya (ibu) makan garam," tutur Gibran.

"Katanya kalau ayah udah pulang baru makan," sambung Gibran.

Gibran saat ini belum bersekolah, tetapi ia ingin masuk ke pesantren.

Setelah makan di restoran cepat saji, Gibran dan adik-adiknya pun dibawa ke sebuah minimarket.

Di minimarket tersebut, Gibran bahkan tidak lupa untuk membeli popok bagi sang adik.

Namun kini perekam dan pengunggah video tersebut minta maaf.

Ahmad Saugi meminta maaf atas videonya yang viral dan dianggap melanggar hukum.

Ahmad Saugi membuat surat pernyataan bahwa ia mengaku salah karena meminta izin kepada keluarga saat membuat video.

Bahkan Ahmad Saugi juga menyebut jika dirinya tidak melakukan konfirmasi dengan tetangga atau RT setempat.

Ahmad Saugi mengatakan bahwa dirinya membuat video tersebut tidak sesuai dengan fakta dan data yang sebenarnya.

Lalu Ahmad Saugi pun meminta maaf dan akan menghapus akun media sosialnya yang mengunggah video tersebut.

Ahmad Saugi juga tidak akan merespons wawancara, baik dari pemerintah maupun instansi.

Ahmad Saugi juga meminta maaf kepada keluarga Pak Hamzah, tetangga, Ketua RT dan RW di Kampung Bojonggede.

"Demikian surat pernyataan ini saya buat tanpa paksaan siapapun."

"Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya," ujar Ahmad Saugi.

Sementara itu, Camat Bojonggede, Tenny Ramdhani mengatakan, keluarga tersebut masuk dalam kategori tidak mampu yang memerlukan perhatian pemerintah.

Kendati demikian, selama ini keluarga tersebut tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima manfaat dari pemerintah.

"Kami sudah konfirmasi ke RT/RW kenapa tidak didata dan sebagainya," ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).

"Sebetulnya sudah, namun keluarga belum sempat memberikan data-data yang menjadi prasyarat untuk bisa didaftarkan," imbuh Tenny Ramdhani.

Di samping itu, Tenny Ramdhani mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah ramai jadi perbincangan di media sosial.

Ia pun langsung mengunjungi kediaman keluarga Gibran untuk melihat kondisi sang anak dan memberikan support, khususnya kepada ayah Gibran yang saat itu ada di rumah.

"Kami memberikan dukungan moril, motivasi kepada Bapak Hamzah."

"Kemudian membawa bantuan baik berupa makanan maupun juga family kit dan lain-lain," terangnya.

Tenny Rhamdani memaparkan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor, keluarga tersebut langsung didaftarkan ke dalam DTKS dan juga BPJS Kesehatan.

Ia mengatakan, langkah tersebut diambil untuk jangka panjang dalam memberikan kesejahteraan bagi keluarga yang bersangkutan.

"Alhamdulillah BPJS-nya sudah terdaftar, sudah didaftarkan DTKS, dan sudah menjdi bagian dari keluarga penerima bantuan secara berkelanjutan," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, langkah berikutnya adalah akan terus berkomunikasi dengan Dinsos Kabupaten Bogor untuk memberikan perhatian terhadap Gibran.

Begitupun dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana (DP3A2PKB) untuk memberikan pendampingan lanjutan.

"Di mana di situ ada bidang yang membidangi perlindungan anak. Bidang tersebut kami mohon diusulkan untuk mendampingi anak-anak ini supaya bisa diberikan pendekatan pendampingan bagaimana menguatkan mental-mental mereka sehingga mereka tidak mengalami trauma," katanya.

Meski begitu ia mengatakan, selama ini Gibran yang seringkali ditinggalkan orang tuanya tersebut selalu diperhatikan para tetangga.

"Mereka sangat perhatian, karena mereka tahu Pak Hamzah itu pulangnya tidak tentu, jadi mereka sering memberikan makanan," pungkas Tenny.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan   

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow