Untuk Pertama Kalinya,Mossad Israel Akui Terkejut atas Serangan Hamas

Untuk Pertama Kalinya, Mossad Israel Akui Terkejut atas Serangan Hamas- Badan intelijen Israel (Mossad), untuk pertama kalinya mengaku terkejut atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap permukiman dan pangkalan militer di sekitar Jalur Gaza. Pakar keamanan Israel Yossi Melman menulis di Haaretz, "Badan intelijen Mossad Israel untuk pertama kalinya mengakui terkejut dengan peristiwa 7 Oktober 2023." Baca juga: Kelompok...

Untuk Pertama Kalinya,Mossad Israel Akui Terkejut atas Serangan Hamas

Untuk Pertama Kalinya, Mossad Israel Akui Terkejut atas Serangan Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Badan intelijen Israel (Mossad), untuk pertama kalinya mengaku terkejut atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap permukiman dan pangkalan militer di sekitar Jalur Gaza.

Pakar keamanan Israel Yossi Melman menulis di Haaretz, "Badan intelijen Mossad Israel untuk pertama kalinya mengakui terkejut dengan peristiwa 7 Oktober 2023."

Baca juga: Kelompok Perlawanan Mesir Bergerak, Pengusaha Yahudi Diduga Agen Mossad Ditembak Mati di Alexandria

Melman mengatakan, Mossad menyiapkan sebuah dokumen untuk buletin Pusat Warisan dan Peringatan Intelijen Israel yang merinci aktivitas badan intelijen terkemuka dunia tersebut selama konflik Gaza.

"Dokumen ini disebutkan menandai pengakuan publik atas kesalahan perhitungan strategis Mossad yang jarang terjadi," tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (10/5/2024).

Pakar keamanan Israel tersebut menyoroti pentingnya pengakuan Mossad tersebut.

"Dia menggarisbawahi, meskipun tampaknya “terus terang”, publikasinya dalam dokumen resmi badan tersebut mempunyai bobot," tulis laporan Haaretz.

Meski tidak ditandatangani, dokumen tersebut diyakini telah diperiksa oleh Kepala Mossad David Barnea sesuai prosedur operasi standar.

Baca juga: Eks-Pejabat Mossad: Yahya Sinwar Permalukan Israel di Depan Mata Dunia, Dia Cekik Leher Kami

Melman lebih lanjut menjelaskan, meskipun fokus utama Mossad bukanlah arena Palestina, mereka memiliki koneksi dan interaksi yang luas terkait bidang ini.

"Khususnya (dengan) pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (yang) menghadapi banyak kritik di kalangan Israel karena gagal mengantisipasi serangan Hamas terhadap pemukiman yang berdekatan dengan Gaza, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang penilaian intelijen dan kesiapan strategis," tulis laporan itu.

Israel telah melancarkan serangan dan bombardemen tanpa pandang bulu di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas yang mengakibatkan sekitar 1.200 kematian pada 7 Oktober 2023 silam.

Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 34.900 warga Palestina telah terbunuh sejak saat itu, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 78.500 lainnya terluka.

Bombardemen Israel Kini Sasar Rafah

Setelah lebih dari tujuh bulan konflik, sebagian besar wilayah Gaza hancur, menyebabkan 85 persen penduduknya mengungsi.

Hal ini terjadi di tengah blokade yang membatasi akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan, seperti yang dilaporkan oleh PBB.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, dengan keputusan sementara pada bulan Januari yang menyatakan bahwa “masuk akal” bahwa genosida terjadi di Gaza.

Pengadilan Internasional kemudian memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan tersebut dan memastikan bantuan kemanusiaan menjangkau warga sipil di Gaza.

Namun Tel Aviv tidak menanggapi permintaan tersebut. Sementara itu, perundingan di Kairo mengenai kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera telah berakhir tanpa penyelesaian perbedaan yang jelas.

Bahkan Israel bermaksud untuk melanjutkan operasinya di Rafah sesuai rencana.

Penutupan perbatasan Rafah yang sedang berlangsung oleh Israel digambarkan sebagai "mencekik masuknya bantuan penyelamat jiwa ke Gaza" oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

(oln/hrtz/shfq/*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow