Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

Ukraina kini mulai menggunakan rudal balistik jarak jauh untuk melawan Rusia. Adapun senjata itu berasal dari AS.

Ukraina Mulai Gunakan Rudal Balistik Jarak Jauh untuk Serang Rusia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Ukraina kini mulai menggunakan rudal balistik jarak jauh untuk melawan Rusia. Rudal itu berasal dari Amerika Serikat.

Sebagaimana diberitakan BBC pada Kamis (25/4/2024), senjata-senjata tersebut dikirim sebagai bagian dari paket dukungan AS sebelumnya, dan telah tiba bulan ini.

Para pejabat mengatakan hal itu tidak diumumkan secara terbuka untuk menjaga keamanan operasional Ukraina.

Baca juga: Korea Utara Kembali Luncurkan Rudal Balistik

Mereka telah digunakan setidaknya sekali untuk menyerang sasaran Rusia di wilayah pendudukan Krimea.

Tak hanya rudal balistik, AS juga akan mengirim persenjataan yang dibutuhkan Ukraina. Hal itu dilakukan usai Presiden Joe Biden pada Rabu kemarin menandatangani paket baru dukungan ekonomi dan militer untuk Ukraina yang nilainya triliun rupiah.

Rudal-rudal yang telah disediakan secara diam-diam adalah versi jarak jauh dari Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), juru bicara departemen luar negeri mengonfirmasi pada Rabu (24/4/2024).

AS sebelumnya memasok ATACMS versi jarak menengah ke Ukraina, namun menolak mengirimkan senjata yang lebih kuat, sebagian karena kekhawatiran akan membahayakan kesiapan militer AS.

Para pejabat juga khawatir bahwa Ukraina dapat menggunakan persenjataan tersebut untuk menyerang wilayah Rusia, sehingga menyebabkan konflik meningkat, menurut NBC, yang pertama kali melaporkan berita tersebut.

Baca juga: Drone Ukraina Tewaskan Sepasang Suami Istri di Wilayah Garis Depan

Diketahui, Ukraina telah lama menyerukan sistem tersebut, yang dapat menembakkan rudal hingga jarak 300 km. Biden dikatakan diam-diam telah memberikan lampu hijau pada Februari.

Saat memberikan pengarahan kepada wartawan pada hari Rabu, juru bicara departemen luar negeri mengonfirmasi bahwa penyediaan ATACMS jangka panjang karena arahan langsung presiden.

"AS tidak mengumumkan hal ini sejak awal untuk menjaga keamanan operasional Ukraina atas permintaan mereka," ujar Vedant Patel.

Sementara Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Washington berencana mengirim lebih banyak lagi bantuan persenjataannya.

ATACMS dengan jangkauan lebih jauh bisa menyerang lebih dalam ke wilayah yang dikuasai Rusia khususnya pangkalan, fasilitas penyimpanan dan pusat logistik.

Senjata itu digunakan untuk pertama kalinya pada pekan lalu untuk menyerang lapangan terbang Rusia di Krimea yang diduduki, media AS melaporkan, dan kemudian dalam serangan terhadap pasukan Rusia di kota pelabuhan Berdyansk yang diduduki pada Selasa malam.

Bantuan keamanan AS yang sebelumnya dikirim ke Ukraina sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia berjumlah $44 miliar.

"Ini akan membuat Amerika lebih aman, ini akan membuat dunia lebih aman," kata presiden AS setelah menandatangani bantuan baru tersebut menjadi undang-undang.

Zelensky baru-baru ini memperingatkan bahwa serangan Rusia diperkirakan akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang setelah Ukraina kehilangan kota Avdiivka selama musim dingin.

Baca juga: Fasilitas Energi di Rusia Barat Terbakar Usai Diserang Drone Ukraina

"Apa yang mampu dilakukan penjajah Rusia selama ini, apa yang direncanakan Putin, kita harus melawannya," ungkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, puluhan ribu orang, sebagian besar adalah tentara, terbunuh atau terluka di kedua sisi dan jutaan orang meninggalkan rumah mereka.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow