Tuntutan Hamas Tak Didengar, Netanyahu Malah Tetapkan Tanggal Serangan ke Rafah

Tuntutan dan keinginan Hamas untuk mengakhiri perang tak didengar oleh Israel. Kini Netanyahu malah tetapkan tanggal serangan ke Rafah. #NewsUpdate #News #Update #Text

Tuntutan Hamas Tak Didengar, Netanyahu Malah Tetapkan Tanggal Serangan ke Rafah

Hamas menolak usulan gencatan senjata Israel yang diajukan dalam perundingan di Kairo pada Senin (8/4). Setelahnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah menetapkan tanggal untuk invasi ke Rafah.

Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir untuk melakukan pertemuan pada Minggu (7/4). Diskusi itu melibatkan mediator Qatar dan Mesir, serta Direktur CIA William Burns.

Kehadiran Burn menggarisbawahi tekanan dari sekutu utama Israel, AS. Mereka mendorong tercapainya kesepakatan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina.

Namun pejabat senior Hamas, Ali Baraka, menolak usulan tersebut.

"Kami menolak usulan terbaru Israel yang diberitahukan pihak Mesir kepada kami,” ungkapnya kepada Reuters.

Pejabat Hamas lainnya mengatakan tak ada hal baru dalam negosiasi di Kairo tersebut. Rincian usulan terbaru pun belum diketahui secara pasti.

“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) dan oleh karena itu, tidak ada hal baru dalam perundingan di Kairo, belum ada kemajuan,” ceritanya.

Sementara itu, seorang pejabat di Palestina mengatakan permintaan dan tuntutan utama mereka kepada Israel.

“Untuk mengakhiri perang, menarik pasukan dari Gaza, mengizinkan semua warga sipil untuk kembali ke rumah mereka dan mencabut blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun untuk memungkinkan rekonstruksi cepat di Gaza,” tuturnya.

“Mengenai pertukaran tahanan, Hamas telah dan bersedia untuk lebih fleksibel, namun tidak ada fleksibilitas atas tuntutan utama kami,” katanya.

Israel telah mengesampingkan keinginan untuk segera mengakhiri perang atau menarik diri dari Gaza. Mereka juga mengatakan pasukannya tidak akan menyerah sampai Hamas tidak lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel secara militer.

Dikutip dari Reuters, pasukan Israel telah menarik diri dari beberapa wilayah di Gaza selatan pada Minggu (7/4). Sehari setelahnya, Netanyahu menyebut telah menerima laporan rinci tentang perundingan di Kairo.

“Kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” kata Netanyahu.

“Kemenangan ini memerlukan masuknya ke Rafah dan penghapusan batalion teroris di sana. Itu akan terjadi – ada tanggalnya.” serunya tanpa menyebutkan rincian tanggal.

Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang terpaksa mengungsi akibat pengeboman Israel. Ini juga merupakan benteng pertahanan terakhir bagi Hamas.

Lebih dari satu juta orang berdesakan di sana dalam kondisi putus asa, kekurangan makanan, air dan tempat tinggal.

Usai mundurnya Israel, ratusan warga yang tinggal di tenda-tenda Rafah kembali ke rumah mereka pada Senin (8/4).

“Ini mengejutkan, mengejutkan, kehancurannya tak tertahankan,” kata warga Mohammed Abou Diab.

“Saya pergi ke rumah saya dan saya tahu rumah saya hancur. Saya akan membuang puing-puing untuk mengambil baju,” tambahnya.

Negara-negara Barat telah menyuarakan keprihatinan atas tingginya angka kematian warga Palestina dan krisis kemanusiaan yang timbul akibat serangan militer Israel.

Setidaknya 33.207 warga Palestina tewas terbunuh oleh tentara Israel dalam enam bulan konflik. Israel mengatakan lebih dari 600 tentaranya tewas dalam pertempuran sejak 7 Oktober itu.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow