Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

TEMPO.CO, Jakarta -Donald Trump, kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, menilai tidak pantas baginya mengunjungi Ukraina saat ini karena sedang tidak menjabat, kata tim kampanyenya pada Rabu, 10 April 2024 setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengundangnya untuk datang.

Dalam sebuah wawancara dengan Politico, Zelensky mengatakan pada Selasa bahwa dia secara pribadi telah mengundang Trump melalui perantara untuk menyambangi Ukraina, dan bahwa Trump telah menyatakan minat tetapi belum berkomitmen untuk melakukan perjalanan.

Presiden Ukraina itu mengundang Trump karena ingin mendengarkan usulannya tentang perang dengan Rusia. Dia menolak gagasan yang didukung oleh para sekutu Trump, bahwa Ukraina dapat dengan cepat mengakhiri perang jikalau membuat konsesi teritorial besar-besaran.

“Saya membutuhkan argumen yang sangat kuat. Saya tidak butuh ide fantastis, saya butuh ide nyata, karena nyawa orang-orang dipertaruhkan,” katanya kepada Politico, merujuk pada perang yang dimulai dengan invasi Rusia pada Februari 2022.

Tim kampanye Trump mengatakan pada Rabu bahwa belum ada pendekatan formal dari Zelensky kepada mantan presiden AS tersebut.

“Belum ada upaya sosialisasi dari Zelensky, dan Presiden Trump telah mengatakan secara terbuka bahwa tidak pantas baginya untuk pergi ke Ukraina saat ini karena dia bukan Komandan Tertinggi,” kata tim kampanye Trump melalui email, dikutip oleh Reuters.

Trump sebelumnya pernah menolak undangan publik dari Zelensky untuk mengunjungi Ukraina pada akhir tahun lalu. Zelensky menyampaikan undangannya dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada 5 November 2023, untuk menunjukkan kepada mantan pemimpin AS tersebut bahwa perang dengan Rusia tidak dapat diselesaikan dalam waktu 24 jam, seperti yang pernah dikatakan Trump.

“Saya sangat menghormati Presiden Zelensky, tetapi menurut saya tidak pantas pergi ke Ukraina saat ini,” kata Trump saat itu, dalam sebuah pernyataan kepada saluran berita AS Newsmax. “Pemerintahan (Joe) Biden saat ini sedang berurusan dengannya, dan saya tidak ingin menimbulkan konflik kepentingan.”

Kandidat presiden AS sering bepergian ke luar negeri untuk meningkatkan kredibilitas kebijakan luar negeri mereka. Mantan kandidat capres Partai Republik yang kini sudah keluar dari balot seperti bekas Wakil Presiden Mike Pence dan mantan Gubernur New Jersey Chris Christie sempat mengunjungi Ukraina selama kampanye nominasi Partai Republik.

Selama pencalonan presiden pertamanya pada 2016, Trump mengunjungi Meksiko dan bertemu dengan presiden saat itu, Enrique Pena Nieto.

Trump memenangkan nominasi Partai Republik pada Maret lalu dan akan kembali berduel dengan Presiden Demokrat Joe Biden dalam Pemilihan Presiden 2024 pada 5 November mendatang. Ia dan Partai Republik garis keras di Kongres AS menentang bantuan lebih lanjut ke Ukraina, dengan kemungkinan pengecualian jika bantuan itu berupa pinjaman.

Sebagai pengagum lama Presiden Rusia Vladimir Putin, Trump bersikap kritis atas dukungan Washington terhadap Ukraina dalam perangnya dengan Rusia dan mengatakan ia dapat mengakhiri perang itu dalam waktu 24 jam jika terpilih nanti.

Pebisnis itu mengatakan secara tertutup bahwa ia dapat mengakhiri perang dengan menekan Ukraina untuk menyerahkan Krimea dan wilayah perbatasan Donbas ke Rusia, seperti dilaporkan The Washington Post pada Ahad.

Dalam komentarnya pada Selasa kepada Politico, Zelenskiy mengkritik usulan Trump. “Jika kesepakatannya adalah kita menyerahkan wilayah kita, dan itulah gagasan di baliknya, maka itu adalah gagasan yang sangat primitif,” ujarnya.

REUTERS | POLITICO | NEWSMAX

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow