Desainer Ditolak Masuk Kota Terlarang Cina karena Pakaiannya Dianggap Tidak Pantas
TEMPO.CO, Jakarta – Desainer Rick Owens dan istrinya, Michele Lamy, ditolak masuk ke Kota Terlarang di Beijing, Cina, karena pakaian mereka dianggap tidak pantas, akhir pekan lalu. Kota Terlarang atau Forbidden City merupakan kompleks istana kekaisaran yang didirikan pada 1420.
Sebuah foto yang dibagikan di media sosial pekan lalu menunjukkan empat orang berpose di depan situs warisan dengan mengenakan pakaian yang tidak biasa dengan riasan tebal. Dua orang lainnya adalah pendiri merek avant-garde Kanada Matières Fécales (Fecal Matter), Hannah Rose Dalton, dan Steven Raj Bhaskaran.
Diminta Ganti Pakaian
Menurut laporan Dimsum Daily, mereka diberi dua pilihan, yakni mengganti pakaian jika ingin tetap masuk atau pergi.
Rick Owens adalah desainer kelahiran Amerika yang tinggal di Paris yang koleksi-koleksi inovatifnya membuatnya dijuluki Sang Penguasa Kegelapan. Ia merupakan tokoh terkenal di dunia mode, setelah menerima Lifetime Achievement Award dari Council of Fashion Designers of America pada tahun 2017 dan dinobatkan sebagai Desainer Pakaian Pria Terbaik pada tahun 2019.
Owens dan Lamy berada di Beijing untuk berpartisipasi dalam serangkaian kegiatan. Setelah acara penandatanganan buku More Rick Owens, para desainer memutuskan untuk menjelajahi Kota Terlarang, bersama dengan duo Fecal Matter.
Para desainer yang berbasis di Montreal itu melampiaskan kekesalan mereka tentang insiden itu di Instagram.
“Momen ketika kami diusir dari Kota Terlarang itu benar-benar menegangkan bagi kami. Mereka meminta kami untuk menghapus riasan dan berganti pakaian biasa, lalu kami boleh masuk,” demikian tertulis dalam salah satu unggahan Fecal Matter dalam unggahan Instagram Story-nya yang dikutip Malay Mail, akhir pekan lalu. “Apa yang kami peroleh dari pengalaman ini adalah tekad yang lebih besar untuk terus melakukan apa yang kami lakukan guna memperjuangkan lebih banyak penerimaan dan toleransi terhadap perbedaan di seluruh dunia.”
Penghormatan Budaya
Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dibuat oleh dewan manajemen Kota Terlarang, banyak pengguna media sosial mendukung keputusan larangan tersebut. Larangan itu dianggap menekankan pentingnya penghormatan budaya.
“Mereka bebas berpakaian sesuka hati, tetapi Kota Terlarang berhak menolak mereka masuk,” tulis seorang pengguna di Xiaohongshu.
“Kita harus saling menghormati budaya masing-masing, tidak ada yang mengizinkan orang mengenakan bikini di gereja asing, bukan?” pengguna lain berkomentar.
Sejarah Kota Terlarang
Dibangun pada abad ke-15, Kota Terlarang menjadi tempat tinggal bagi 24 kaisar dari Dinasti Qing dan Dinasti Ming. Kini, kota ini diakui sebagai situs Warisan Dunia UNESCO karena peran historisnya yang signifikan sebagai pusat kekuasaan Cina selama lima abad, serta karena arsitekturnya yang tak tertandingi.
Kini, kompleks istana ini berfungsi sebagai Museum Istana yang memamerkan seni dan sejarah dinasti.
Tidak ada aturan resmi tentang cara berpakaian pengunjung Kota Terlarang, namun pengunjung disarankan untuk berpakaian sopan dan menghormati norma budaya setempat.
VN EXPRESS | MALAY MAIL | DIMSUM DAILY
Pilihan Editor: Fakta Menarik Kota Terlarang di Beijing yang Ditutup