Kisah Penemuan Makam Imam Bukhari yang Dikunjungi Megawati
TEMPO.CO, Jakarta – Pelantikan Prabowo-Gibran tidak dihadiri sejumlah tokoh penting. Salah satunya Megawati Sukarnoputri. Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah menuturkan, absennya Megawati bukan merupakan bentuk penolakan, tapi karena sakit setelah perjalanan panjang ke Uzbekistan, termasuk ziarah ke makam Imam Bukhari.
Imam Bukhari merupakan salah satu perawi hadis yang paling dikenal dan dihormati oleh umat muslim. Tokoh yang lahir di Bukhara, Uzbekistan itu menerapkan standar tinggi dalam mencatat hadis. Menggunakan metode yang sangat ketat, ia mengkroscek berbagai narasumber yang mencatat tindakan hingga ucapan Nabi Muhammad SAW. Ia juga memastikan setiap narasumber yang ditemui, bertemu dan berinteraksi dengan narasumber di generasi sebelumnya hingga ke era Nabi Muhammad. Kitab yang ia susun tersebar dan sangat populer di kalangan muslim.
Setelah mengumpulkan kutipan dan berita tentang nabi terakhir Islam itu, Bukhari wafat. Namun seiring berjalannya waktu, jejaknya terkubur sejarah. Uni Soviet yang menguasai Uzbekistan menambah tebal kabut jejak sejarah kehidupan Bukhari. Bahkan umat muslim dunia tak ada yang mengetahui tempat peristirahatan terakhir perawi hadis tersebut.
Namun pada tahun 1950-an, misteri tempat disemayamkannya Bukhari mulai terkuak. Sosok yang dianggap memicunya adalah presiden Sukarno. Ia meminta pemimpin Uni Soviet, Nikita Khruschev, untuk membantu menemukan makam Imam Bukhari.
Dalam kunjungannya ke Uni Soviet pada 1956, Sukarno menegaskan kepada Khruschev bahwa ia tidak akan mengunjungi negara tersebut jika makam Imam Bukhari tidak ditemukan. Sikap tegas ini mencerminkan keyakinan Soekarno akan pentingnya mengangkat peran serta legasi Imam Bukhari dalam sejarah Islam.
Pernyataan ini pun dibenarkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam keterangan persnya usai meninjau Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan, Kamis 15 Juli 2023.
“Dulu ini tidak dikenal, tidak ditemukan (makam) Imam Bukhari ini. Tapi Bung Karno menyadarkan pemerintah sini [Uzbekistan] bahwa di sini ada tokoh utama, yaitu Imam Bukhari,” kata Ma’ruf, dilansir dari wapresri.go.id.
Seiring dengan permintaan Sukarno tersebut, pemerintah Uni Soviet akhirnya melakukan pencarian dan menemukan makam Imam Bukhari di Khartang, dekat Samarkand, Uzbekistan. Penemuan ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah, terutama bagi umat muslim.
Ziarah Megawati ke Makam Imam Bukhari
Pada 20 September 2024, Megawati Sukarnoputri, sebagai presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus putri dari Sukarno, melakukan ziarah ke makam Imam Bukhari di Desa Khartang.
Megawati tiba di lokasi tersebut dengan mengenakan busana merah dan kerudung putih, disambut oleh pejabat setempat. Dalam suasana khusyuk, Megawati berdoa di dekat makam, dan saat menyampaikan harapannya, ia tidak dapat menahan air mata.
Dikutip dari Antara, Megawati bahkan menuliskan pesan tersendiri atas pengalaman ziarahnya di buku yang telah ia siapkan.
“Dari kecil saya sudah mengenal Imam Bukhari karena ayah saya Presiden Pertama Republik Indonesia yang oleh rakyat Indonesia disebut Bung Karno. Bagi saya, beliau seorang manusia yang luar biasa membuka tabir pengetahuan Islam dalam bunyi-bunyi yang ada di hadis (petunjuk dari Nabi Muhammad SAW),” tulis Mega.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah, mengungkapkan harapannya bahwa kunjungan ini dapat menguatkan hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan. Selain itu, Basarah juga menekankan pentingnya peran Bung Karno dalam penemuan makam Imam Bukhari, yang kini menjadi tempat ziarah bagi umat Islam.
“Dari kunjungan Ibu Megawati ini diharapkan ada pencerahan untuk masyarakat Indonesia dan juga internasional akan legasi Bung Karno terhadap perkembangan dunia Islam, selain memunculkan dampak sosial ekonomi bagi kedua negara,” kata Basarah.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | WAPRESRI.GO.ID | ANTARA
Pilihan Editor: Mengapa PDIP Tak Bergabung dengan Kabinet Prabowo