Rusia Masukkan Zelenskyy ke Daftar Orang yang Dicari atas Kejahatan, Kemlu Ukraina: Rusia Putus Asa

Rusia memasukkan nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke daftar orang yang dicari atas kejahatan.

Rusia Masukkan Zelenskyy ke Daftar Orang yang Dicari atas Kejahatan, Kemlu Ukraina: Rusia Putus Asa

MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia memasukkan nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke daftar orang yang dicari atas kejahatan.

Pada Sabtu (4/5/2024), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Rusia memasukkan Zelenskyy ke dalam daftar basis data berisi dugaan pejahat yang dicari oleh pihak berwenang Rusia.

Kemendagri Rusia mengungkapkan, Zelenskyy dicari berdasarkan pasal hukum pidana, tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Baca Juga: Hamas Percaya Diri untuk Negosiasi Gencatan Senjata, Pembicaraan Kembali Dilakukan di Kairo

Belum ada komentar langsung dari pejabat Rusia mengenai alasan Zelenskyy dimasukkan ke dalam daftar tersebut.

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, keputusan itu menunjukkan bahwa Rusia telah putus asa.

“Keputusan tersebut menunjukkan keputusasaan mesin dan propaganda negara Rusia, yang tak tahu harus memikirkan hal apa lagi yang bisa menarik perhatian,” katanya dikutip dari France24.

Rusia telah menargetkan Zelenskyy sejak awal penyerangan militer Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Zelenskyy mengatakan pada tahun lalu, ia menyadari setidaknya lima atau enam upaya pembunuhan terhadap dirinya yang telah digagalkan.

Sehari setelah mengirim pasukan ke Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan pidato kepada negaranya di mana ia mendesak tentara Ukraina untuk menggulingkan Zelenskyy.

Rusia telah memasukkan beberapa politisi asing dan tokoh masyarakat ke dalam daftar orang yang dicari, yang jumlahnya mencapai puluhan ribu.

Baca Juga: Gelombang Panas Tewaskan 2 Orang di India, Sekolah dan Kampus Ditutup Sementara

Komandan Angkatan Darat Ukraina, Oleksandr Pavliuk, mantan Presiden Ukraina Petro Poroshenko, juga muncul dalam basis data online tersebut.

Pada Februari, Moskow mengatakan, pihaknya mencari Perdana Menteri (PM) Estonia Kaja Kallas atas apa yang dikatakan Kremlin sebagai penodaan memori sejarah.

Hal itu atas tindakan Estonia yang menghancurkan monumen-monumen era Uni Soviet.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow