Alasan Pengamat Sebut Restu Rita Widyasari Bisa jadi Penentu Siapa Pemenang Pilgub Kaltim 2024

- Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman, mengungkap sejumlah faktor yang bisa menjadi penentu kemenangan di Pemilihan Gubernur Kaltim atau Pilgub Kaltim 2024. Salah satunya, kata Budiman, restu mantan Bupati Kutai Karta Negara (Kukar) Rita Widyasari. Hal ini diungkapkan Budiman saat menanggapi hasil rekapitulasi suara partai dan calon legislatif Pemilu 2024, Rabu (12/3/2024) lalu. Sesuai hasil...

Alasan Pengamat Sebut Restu Rita Widyasari Bisa jadi Penentu Siapa Pemenang Pilgub Kaltim 2024

TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman, mengungkap sejumlah faktor yang bisa menjadi penentu kemenangan di Pemilihan Gubernur Kaltim atau Pilgub Kaltim 2024.

Salah satunya, kata Budiman, restu mantan Bupati Kutai Karta Negara (Kukar) Rita Widyasari.

Hal ini diungkapkan Budiman saat menanggapi hasil rekapitulasi suara partai dan calon legislatif Pemilu 2024, Rabu (12/3/2024) lalu.

Sesuai hasil rekapitulasi KPU, Partai Golkar berada di posisi tertinggi dengan 538.147 suara.

Baca juga: PKB Kaltim Siap Terima Pendaftaran Calon Kepala Daerah, Tunjuk Ketua Tim Desk Pilkada

Di posisi kedua Partai Gerindra dengan perolehan suara 307.259.

Selain itu, PDIP juga mendapat perolehan suara sebesar 252.714.

Kemudian Partai NasDem berada di posisi keempat dengan 227.803, disusul PKS yang mendapat suara 145.538 di posisi kelima.

Di Kabupaten Kutai Kartanegara misalnya, PDIP mendominasi dengan 115.102 suara terpaut tipis dari Golkar yang mendapat 93.197 suara.

Namun ketika melihat Kota Balikpapan, Golkar sangat mendominasi dengan 126.953 suara sementara PDIP dengan 38.915.

Namun dua partai ini, di 8 Kabupaten/Kota lainnya masih mempunyai kans mendulang suara kecuali di Mahulu-Kubar yang mana PDIP bersaing dengan Gerindra.

Begitu pula di Ibu Kota Kaltim, Samarinda. Kedua partai ini juga mendominasi perolehan Pileg tingkat provinsi di bawah Partai Gerindra (104.250 suara), Golkar mengantongi 94.690 suara, sedangkan PDIP 56.240 suara.

"Untuk memenangkan Kaltim ini simple. Simple-nya bagaimana? Siapa bisa menguasai Samarinda, Kukar, dan Balikpapan, siapa bisa menguasai tiga (wilayah) ini, itulah pemenangnya," ujar Pengamat Politik sekaligus Akademisi dari Universitas Mulawarman, Budiman.

"Karena kenapa? Hampir 70 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada disitu, ibarat kata Golkar kuasai Balikpapan, Samarinda Gerindra, Kukar dikuasai PDIP," ucap Budiman.

Sebenarnya lebih bahaya lagi, jika pada kontestasi Pilkada Kaltim mendatang jika kuning dan merah bersatu.

Menurut Budiman, ini bisa saja terjadi, meski kemungkinan ini sangatlah kecil melihat hubungan antara pembesar Golkar maupun PDIP di Kaltim, apalagi di kancah perpolitikan nasional.

Namun demikian, apapun bisa saja terjadi, kata Budiman, melihat PDIP juga belum memiliki tokoh yang akan menjadi kandidat untuk disorong ke KT 1.

"Jika bergabung (koalisi), dua partai ini (Golkar-PDIP) bisa kuasai Kukar dan Balikpapan. Ada (peluang) dalam politik segala sesuatu mungkin, tetapi apakah cerdas, pintar dan jeli melihat itu, kalau boleh dikata, petahana sudah bergerak. Kalau ini disatukan, petahana punya lawan sengit," kata Budiman.

Masih ada faktor lain sebenarnya untuk memenangkan konstestasi KT 1 menurut Budiman.

Ia menyebut ada tabungan suara dari Bupati Kukar terdahulu yakni Syaukani HR dan anaknya Rita Widyasari yang belum tersentuh.

Baca juga: Terbaru Hasil Survei Pilkada Jawa Timur 2024, Risma dan Cak Imin Jadi Penantang Serius Khofifah

Artinya, Rita Widyasari juga bisa menjadi penentu dalam memberi restu calon Gubernur mendatang, karena ia pun tak bisa ikut dalam kontestasi.

Tentunya Rita Widyasari yang kini masih mendekam di jeruji besi, juga masih punya segi 'magis' untuk ikut memberi dukungan ke salah satu calon nantinya di Pilkada.

"Menarik sebetulnya untuk ditelusuri, karena pemilih fanatik Kaltim sebagian besar juga yang memilih Syaukani dan Rita dengan tabungan masa lalunya, yang mengakar (dukungan) intinya," kata Budiman.

Tentang Mantan Bupati Kukar Rita Widyasari

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) periode periode 2016–2021, Rita Widyasari, ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (26/9/2017).

Saat itu, Meski belum ada keterangan resmi dari KPK, namun Rita diduga kuat menerima gratifikasi selama menjabat sebagai Bupati Kukar.

Rita Widyasari divonis 10 tahun penjara oleh majelis hakim pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Selain itu, Rita juga diwajibkan membayar denda Rp 600 juta subsider 6 bulan kurungan.

Rita adalah putri dari Bupati Kukar terdahulu, Syaukani HR.

Sama seperti sang ayah, Rita dijadikan tersangka oleh KPK pada detik-detik Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur.

Bupati perempuan pertama di Indonesia ini juga dinilai berprestasi karena banyaknya penghargaan yang diperolehnya.

Salah satunya adalah tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha yang diberikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada 28 April 2015.

Penghargaan ini diberikan karena Rita dinilai berkomitmen tinggi atas pembangunan kesejahteraan keluarga dan kependudukan di daerahnya.

Rita juga pernah menerima penghargaan sebagai salah Inspirator Pembangunan Daerah 2017.

Penghargaan dari Pusat Kajian Keuangan Negara ini diserahkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.

Di tingkat internasional, Rita pernah menerima penghargaan Global Leadership Award 2016 dari majalah bisnis The Leader International dan American Leadership Development Association.

Berdasarkan biodata yang dikumpulkan dari Pemerintah Kabupaten Kukar, Rita merupakan Bupati Kukar bergelar Phd.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Isran Noor yang Akan Maju Pilgub Kaltim 2024, Hebohkan Indonesian Idol, Kritik KPK

Dia menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Utara Malaysia (UUM) dalam waktu singkat.

Sebelumnya, Rita menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran (Unpad) jurusan Administrasi Niaga dan S2 di Universitas Jenderal Soedirman.

Sebelum menjadi bupati, Rita pernah menduduki kursi Ketua DPRD Kukar dari partai Golkar.

Dalam hal berorganisasi, Rita pernah menjabat sebagai Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang merupakan induk organisasi kepemudaan di Kalimantan Timur.

Selanjutnya, Rita berhasil menduduki kursi Ketua Golkar Kaltim.

Perempuan kelahiran Tenggarong, 11 November 1973 itu juga aktif dalam bidang olahraga.

Rita bahkan ditunjuk sebagai bendaharan umum SEA Games XXIX untuk Indonesia oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Jokowi pun sempat berpesan pada semua atlet agar tidak khawatir selama menjalankan tugas.

Sebab, jabatan bendahara sudah berada di tangan yang tepat, yakni Rita widyasari.

Rita terpilih menjadi Bupati Kukar selama 2 periode, yakni 2010-2015 dan 2016-2021.

Pada periode pertama, Rita berpasangan dengan Gufron Yusuf.

Sedangkan pada periode kedua atau 2016-2021, Rita berpasangan dengan Edi Damansyah.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Kaltim untuk pembaruan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co, Kompas.com, Kompas.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow