Pilot dan Copilot Batik Air Tidur selama 28 Menit, Begini Teknologi Flight by Wire di Penerbangan

Insiden pilot dan copilot Batik Air itu menyebabkan pesawat tersebut sempat keluar jalur penerbangan dan nyasar sampai langit Cianjur.

Pilot dan Copilot Batik Air Tidur selama 28 Menit, Begini Teknologi Flight by Wire di Penerbangan

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan pendahuluan terkait insiden pilot dan kopilot pesawat Airbus A320 maskapai penerbangan Batik Air rute Kendari-Jakarta yang tertidur selama 28 menit.

Insiden tersebut menyebabkan pesawat registrasi PK-LUV tersebut sempat keluar jalur penerbangan dan nyasar sampai langit Cianjur. Pesawat Batik Air nyasar juga tak merespons pusat pengendali wilayah (Area Control Centre/ACC), menurut laporan awal pendahuluan KNKT yang diakses dari laman resmi di Jakarta, Sabtu, 9 Maret 2024.

Berbicara tentang pesawat, dalam era penerbangan modern ini teknologi terus berkembang secara pesat. Ini memberikan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan bagi penumpang pesawat.

Salah satu inovasi paling menonjol adalah penggunaan teknologi flight-by-wire dalam sistem kendali pesawat. Flight by wire mewakili lompatan besar dalam desain pesawat, menggantikan kontrol mekanis tradisional dengan kontrol elektronik yang dijalankan oleh komputer.

Tentang Teknologi Flight by Wire

Dikutip dari SKY Brary, flight by wire atau disingkat FBW merupakan sistem kontrol penerbangan yang mengubah input pilot menjadi sinyal elektronik yang kemudian diinterpretasikan oleh komputer dan dijalankan oleh aktuator elektro-mekanis.

Dengan kata lain, pilot tidak lagi secara langsung menggerakkan kontrol penerbangan, tetapi memberikan instruksi kepada sistem komputer yang kemudian menerjemahkannya menjadi gerakan pesawat.

FBW sebagai sistem kendali penerbangan yang menggunakan komputer untuk memproses input kendali penerbangan yang dibuat oleh pilot atau autopilot, dan yang mengirimkan sinyal listrik yang sesuai ke aktuator permukaan kendali penerbangan. Teknologi ini menggantikan hubungan mekanis langsung.

Pengembangan Teknologi FWB

Dikutip dari laman Airbus, FBW pertama kali dikembangkan pada pesawat militer dan jet supersonik Concorde. Teknologi ini telah melengkapi semua pesawat Airbus termasuk A220 sejak A320 pertama, pada 1988 dan versi paling modern dari pesawat bersamaan, seperti B777, B787 dan Embraer E-jets .

Ditunjuk sebagai pesawat generasi keempat, pesawat-pesawat yang telah dioperasikan sejak saat itu telah mengumpulkan lebih dari 30 tahun pengalaman dalam pelayanan. Jumlah ini mewakili lebih dari 200 juta akumulasi penerbangan pada akhir tahun 2021 dengan armada lebih dari 14,500 pesawat yang beroperasi, yang merupakan dasar statistik yang kuat. FBW telah meningkatkan keselamatan pesawat dan efisiensi operasi secara signifikan.

Mekanisme kerja FBW

FBW menggunakan prinsip kerja pengendalian kesalahan. Di mana posisi permukaan kendali (sinyal keluaran) terus-menerus dirasakan dan 'diumpankan kembali' ke komputer kendali penerbangan atau FCC.

Ketika masukan perintah (sinyal masukan) dibuat oleh pilot atau autopilot, perbedaan antara posisi permukaan kendali saat ini dan posisi permukaan kendali yang diinginkan, ditunjukkan oleh perintah dianalisis oleh komputer dan sinyal korektif yang sesuai dikirim secara elektrik ke permukaan kendali.

Kompensasi umpan balik berfungsi sebagai kontrol kesalahan dan FCC mengatur sistem dengan membandingkan sinyal keluaran dengan sinyal masukan. Setiap kesalahan di antara keduanya menjadi perintah ke permukaan kendali penerbangan hingga keluaran sama dengan masukan.

FBW memiliki sejumlah keuntungan, termasuk penghematan berat dengan melepas kabel, katrol, dan batang. FBW juga telah meningkatkan keselamatan, keandalan, dan kemampuan manuver pesawat.

KAKAK INDRA PURNAMA | YUDONO YANUAR

Pilihan editor: Pilot Tidur Saat Penerbangan, Penumpang Batik Air Bagikan Video Ketika Pesawat Nyasar ke Arah Pantai Selatan

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow