PETAKA Kopi Buatan Ayah Bikin Remaja di Pacitan Tewas,sempat Kejang-kejang and Wajah Kaku: Diracun?

- Seorang remaja di Pacitan, Jawa Timur tewas secara misterius setelah menenggak kopi buatan tangan sang ayah. Setelah meminumnya, remaja berusia 14 tahun tersebut mengalami kejang-kejang. Tak hanya itu, seluruh tubuhnya termasuk wajahnya mendadak kaku. Korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat pun nyawanya tak dapat tertolong. Diketahui, korban berinisial MR, warga Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan. Polisi...

PETAKA Kopi Buatan Ayah Bikin Remaja di Pacitan Tewas,sempat Kejang-kejang and Wajah Kaku: Diracun?

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang remaja di Pacitan, Jawa Timur tewas secara misterius setelah menenggak kopi buatan tangan sang ayah.

Setelah meminumnya, remaja berusia 14 tahun tersebut mengalami kejang-kejang.

Tak hanya itu, seluruh tubuhnya termasuk wajahnya mendadak kaku.

Korban yang sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat pun nyawanya tak dapat tertolong.

Diketahui, korban berinisial MR, warga Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan.

Polisi yang menaruh curiga terkait kematian MR yang dianggap tak wajar akhirnya membongkar makamnya.

MR dimakamkan di pemakaman umum Desa Sudimoro, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Awalnya, ada yang melaporkan kejanggalan kematian MR.

Baca juga: PERGOKI Suami Selingkuh, Istri di Sorong Nekat Bunuh Diri, Minum Racun Rumput, Kondisi:Mulut Berbusa

Baca juga: NASIB Kakek Penjual Cimin Diduga Beracun seusai Puluhan Murid SD di Bandung Keracunan: Wajib Lapor

Informasi yang dihimpun, korban meninggal dunia sesaat setelah minum kopi.

Kopi yang diminum korban merupakan buatan ayahnya.

Sesaat setelah minum kopi buatan ayahnya, korban kemudian kejang.

Korban langsung dibawa ke rumah sakit.

Namun takdir mengatakan lain, korban tidak tertolong saat dibawa ke rumah sakit.

“Keluarga merasa janggal. Ya kami melaporkan." ujar salah satu keluarga korban, Sumarni, Jumat (12/1/2024).

"Korban badannya langsung kejang-kejang dan kaku. Ya kami curiga,” lanjutnya.

Saat kejadian, kata dia, ada ayah korban, ibu korban dan satu tetangga.

“Kalau itu kopi biasa kan tidak mungkin, langsung sekaligus dalam waktu lima menit, kayaknya kan tidak mungkin, kan janggal,” tutur Sumarni.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Pacitan, AKP Untoro, mengatakan, ada laporan setelah kejadian, namun setelah korban dimakamkan.

“Karena itu, kami melaksanakan autopsi. Kami mencari dan mengumpulkan bukti. Sehingga tahu arahnya kemana,” bebernya.

Baca juga: NGERI! 16 Orang Tewas Akibat Kebocoran Gas Beracun di Afrika Selatan, Ternyata Tambang Ilegal

Dia mengatakan, korban meninggal dunia setelah diduga keracunan kopi sebelum berangkat sekolah.

Polisi pun melakukan serangkaian penyidikan.

“Kami kumpulkan barang bukti. Juga memeriksa sejumlah saksi." jelasnya.

"Dan ini membongkar kuburan untuk dilakukan autopsi,” urainya.

Dia menjelaskan, autopsi dilakukan oleh forensik Polda Jatim.

Petugas mengambil sampel-sampel yang mungkin dibutuhkan.

Hingga kini sejumlah pihak menantikan hasil autopsi korban.

“Bukti lain sisa kopi. Kami menyita pakaian korban. Dicek ke polda." jelasnya.

"Sekarang menunggu hasilnya. Hasil visum luar memang ada gejala keracunan,” pungkasnya.

Meski demikian, keluarga korban berusaha tegar melepaskan kepergian remaja tersebut.

NASIB Kakek Penjual Cimin Diduga Beracun seusai Puluhan Murid SD di Bandung Keracunan: Wajib Lapor

 Setelah puluhan murid di Bandung, Jawa Barat keracunan usai menyantap jajanannya, pedagang cimin ini harus wajib lapor.

Pedagang cimin tersebut diharuskan wajib lapor hingga hasil laboraturium terkait sampel keluar.

Dalam kasus ini, jajanan cimin tersebut membuat 34 siswa mengalami keracunan.

Satu di antara 34 siswa dinyatakan tewas setelah mengalami mual dan pusing.

Diketahui, keseluruhan korban merupakan murid SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Satu di antara siswa yang mengalami keracunan meninggal karena memiliki penyakit penyerta, yakni thalassemia.

Pedangang cimin yang berinisial TA (74) telah selesai menjalani pemeriksaan.

Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Luthfi Olot Gigantara menyatakan belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini.

Baca juga: DETIK-DETIK 10 Siswa MTs di Tulungagung Keracunan, Mual usai Minum Kopi Pedagang di Sekolah:Diracun?

Baca juga: KERACUNAN MASSAL! Imbas Makan Cimin di Sekolah, 34 Murid di Bandung Diare, Mual & Pusing, 1 Tewas

"Untuk penjual (cimin) sudah kami pulangkan, tapi dia wajib lapor sambil menunggu hasil pemeriksaan sampel dari Labkesda keluar," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (30/9/2023).

Hanya saja pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait hasil pemeriksaan dari pedagang cimin tersebut.

Hal itu dikarenakan untuk memastikan penyebab pasti keracunan itu harus menunggu hasil uji laboratorium sampel ciminnya keluar.

Ia mengatakan, pemeriksaan sampel makanan tersebut sudah dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya atau tidak di dalam cimin yang dijajakan pedagang berinisial TA tersebut.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan KBB dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan sampel cimin itu keluar," katanya.

Sementara dari hasil pemeriksaan sejumlah korban, kata Luthfi, mereka mengakui merasakan gejala setelah mengonsumsi cimin yang dibeli dari sekolahnya, lalu mereka melakukan pemeriksaan ke Puskesmas Saguling.

"Dari pemeriksaan korban, mereka membenarkan sempat mengonsumsi jajanan berupa cimin yang dibeli di depan sekolah atau tempat mereka mengadakan kegiatan," ucap Luthfi.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Widjajanto mengatakan, setelah mengonsumsi cimin tersebut puluhan siswa itu mengalami mual, muntah-muntah, dan diare, sehingga penyebabnya diduga dari makanan tersebut.

"Penyebab keracunan diduga berasal dari serbuk atau bumbu tabur pedas karena siswa lain yang mengonsumsi cimin tapi tidak diberi serbuk pedas tidak mengalami gejala keracunan," kata Hernawan.

Untuk memastikan penyebab keracunan, pihaknya sudah mengambil 7 sampel, yakni terigu (bahan baku), bahan cabai kering, penyedap rasa, bumbu bawang, cimin siap goreng, bumbu keju, dan dan bahan baku cimin tepung singkong tapioka untuk dilakukan uji laborarorium.

"Semua sampel cimin itu sudah kita ambil, termasuk serbuk pedasnya." bebernya.

"Dengan demikian, nanti akan ketahuan penyebab keracunannya karena apa," ucapnya.

Baca juga: INNALILLAHI! Makan Umbi Gadung, 5 Warga Banjarbaru Keracunan, Mengerang Sakit, 1 Orang Meninggal

Tinggal 2 Anak yang Dirawat

Puluhan siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang keracunan setelah mengonsumsi aci mini alias cimin saat ini sudah mulai pulih.

Berdasarkan data dari Puskesmas Saguling pada Jumat (29/9/2023) dari 34 korban keracunan itu mayoritas sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

Sementara itu, dua orang masih perlu mendapat perawatan di puskesmas.

"Hari ini sampai pukul 11.00 WIB, pasien yang dirawat itu hanya sisa 2 siswa lagi, semoga besok sudah bisa pulang," ujar Kepala Puskesmas Saguling, Burhan saat dihubungi, Jumat (29/9/2023).

Meski korban keracunan itu sudah diizinkan pulang, kata Burhan, pihaknya bakal tetap melakukan pengawasan kondisi kesehatannya oleh petugas surveilans puskesmas untuk memastikan kondisi tubuhnya.

"Tentu pasti dipantau, baik yang masih dirawat jalan maupun yang sudah pulang setelah perawatan." bebernya.

"Jadi kita akan memastikan kondisi mereka benar-benar pulih sepenuhnya," kata Burhan.

Selain itu pihaknya juga sudah mengingatkan orangtua masing-masing anak agar memberikan makanan bergizi dan lembut selama masa pemulihan setelah mengalami keracunan tersebut

"Untuk kedepannya kita sarankan membawa makanan dari rumah saat mereka sekolah agar lebih higienis," ucapnya.

Camat Saguling Kemal Adhyaksa mengatakan, dari 16 siswa korban keracunan yang dirawat di Puskesmas Saguling itu saat sudah diperbolehkan pulang, sehingga tinggal dua orang yang masih dirawat.

"Mudah-mudahan besok sudah bisa pulang, lalu tiga siswa yang dirawat di Rumah Sakit Kartini juga sudah diperbolehkan pulang, kemudian yang di RSCK, dan Klinik Assyyidha sudah pulang juga," kata Kemal.

Sementara untuk satu siswa yang meninggal dunia, kata Kemal, saat itu juga sudah dimakamkan dan pihak keluarga korban sudah ikhlas dan menganggap kejadian ini sebagai musibah.

Artikel ini diolah dari TribunJatim

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow