Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

Peneliti mengungkapkan sejumlah Homo Sapien purba berhasil bertahan hidup di tengah bencana letusan Gunung Toba. Bagaimana caranya?

Peneliti Ungkap Cara Manusia Purba Bertahan Usai Letusan Gunung Toba

KOMPAS.com - Penelitan yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature menemukan, terdapat manusia purba yang berhasil melewati bencana letusan dahsyat Gunung Toba, Sumatera Utara 74.000 tahun lalu.

Penelitian itu dilakukan oleh Curtis Marean, Christopher Campisano, dan Jayde Hirniak dengan penggalian di situs dataran oleh arkeolog di barat laut Ethiopia yang berada di sepanjang Sungai Shinfa, anak sungai dari Sungai Nil.

Letusan Gunung Toba merupakan letusan gunung api terkuat dalam sejarah Bumi. Dampak dari ledakan tersebut berpengaruh besar kepada iklim dunia.

Temuan itu bertentangan dengan ilmuwan sebelumnya yang menyakini bahwa letusan tersebut memusnahkan sebagian besar manusia purba.

Baca juga: Gen Manusia Purba Neanderthal Menjelaskan Mengapa Sebagian Orang Mudah Bangun Pagi

Temuan bukti kehidupan manusia purba

Di situs tersebut, peneliti menemukan pecahan mikroskopik kaca vulkanik, sisa-sisa hewan, dan peralatan buatan manusia.

Beberapa temuan fragmen ada yang berukuran kurang dari diameter rambut manusia. Meski ukurannya kecil, masih cukup besar untuk menganalisis kimia dan elemen jejaknya.

Temuan tersebut mengindikasikan adanya jejak manusia purba yang telah tinggal di lokasi tersebut sebelum dan sesudah gunung api meletus. Ilmuwan menamainya sebagai Shinfa-Metema 1.

Shinfa-Metema 1 mampu beradaptasi dan selamat dari kondisi kering pasca ledakan Gunung Toba dengan bermigrasi dari Afrika ke seluruh dunia.

Cara manusia purba bertahan hidup

Untuk memahami iklim di sekitar waktu letusan, profesor antropologi dan ilmu geologi di University of Texas di Austin John Kappelman menganalisis isotop oksigen dan karbon, variasi dari elemen yang sama, dari cangkang telur burung unta dan fosil gigi mamalia.

Mereka menemukan bahwa hewan-hewan di perairan itu makan tanaman untuk tetap hidup di lingkungan kering pasca letusan Gunung Toba.

"Isotop-isotop tersebut tergabung dalam jaringan keras. Jadi untuk mamalia, kami melihat gigi mereka, enamel gigi mereka, tetapi kami juga menemukannya di cangkang telur burung unta," kata Kappelman dilansir dari Wion.

Analisis terhadap flora dan fauna di situs tersebut juga menemukan banyaknya sisa-sisa ikan setelah letusan.

"Orang-orang mulai meningkatkan persentase ikan dalam makanan mereka. Mereka juga menangkap dan mengolah ikan hampir empat kali lebih banyak (dibandingkan sebelum letusan)," imbuh dia.

Para ahli berteori bahwa dalam iklim yang kering, manusia purba akan menggunakan intusi mereka untuk bertahan hidup.

Manusia purba berpikir bahwa dengan iklim yang kering, sungai akan menyusut dan ikan terperangkap di sungai tersebut.

Baca juga: Manusia Purba Meninggal karena Sembelit, Makan Banyak Belalang di Akhir Hidupnya

Manusia purba bermigrasi

Ilmuwan menyakini, setelah ikan-ikan tersebut habis, para manusia purba mulai bermigrasi ke utara Afrika.

"Studi ini menunjukkan kemampuan Homo sapiens yang mampu beradaptasi dengan mudah pada semua jenis lingkungan, baik yang sangat lembab maupun yang sangat kering, termasuk saat terjadi bencana seperti ledakan besar gunung berapi Toba," ujar Ludovic Slimak, seorang peneliti dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Perancis dan Universitas Toulouse, dilansir dari CNN.

Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia purba ternyata beradaptasi lebih baik di tengah bencana dahsyat berupa letusan Gunung Toba.

Para peneliti juga menemukan beberapa titik segitiga kecil dan penggunaan panahan yang menunjukkan bahwa penghuni situs tersebut mungkin menggunakan busur dan anak panah untuk berburu ikan dan mencari mangsa yang lebih besar.

"Para penulis juga menyoroti indikator yang sangat jelas yang menunjukkan keberadaan panahan di sini pada 74.000 tahun yang lalu," kata Slimak.

Dengan alasan tersebut, tidak heran jika Homo Sapien purba dianggap sebagai spesies cerdas yang membawa teknologi maju.

Mereka sebagian besar mampu bertahan hidup dari kendala alam dan iklim dengan bermigrasi.

Spesies manusia purba kemungkinan besar meninggalkan Afrika beberapa kali.

Namun, para arkeolog dan ahli genetika sepakat bahwa penyebaran Homo sapiens yang paling signifikan pada akhirnya menyebabkan manusia modern hidup di setiap penjuru dunia.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow