Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran,Dulu Paling Getol Serang Prabowo Kini Merapat

- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempunyai niat untuk bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. PKS yang dulu mengusung Anies-Muhaimin di Pilpres melempar sinyal bakal beralih ke Prabowo-Gibran. PKS juga menunjukkan sinyal keluar dari jalur oposisi selama 10 tahun. Pada masa Jokowi, PKS tetap berada di jalur oposisi. Namun sekarang PKS tampaknya mau bergabung dengan pemerintahan. Apalagi, PKB dan Nasdem rekannya saat di Pilpres...

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran,Dulu Paling Getol Serang Prabowo Kini Merapat

TRIBUN-MEDAN.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempunyai niat untuk bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran. PKS yang dulu mengusung Anies-Muhaimin di Pilpres melempar sinyal bakal beralih ke Prabowo-Gibran. 

PKS juga menunjukkan sinyal keluar dari jalur oposisi selama 10 tahun. Pada masa Jokowi, PKS tetap berada di jalur oposisi. 

Namun sekarang PKS tampaknya mau bergabung dengan pemerintahan. Apalagi, PKB dan Nasdem rekannya saat di Pilpres sudah lebih dulu merapat ke Prabowo-Gibran. 

Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi memberikan sinyal partainya siap bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk lima tahun ke depan.

Aboe mengatakan, PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode berada di luar pemerintahan.

"Ini kan sudah selesai acara, ke depan ini kita ingin berbuat untuk bangsa ya, kita kan sudah pengalaman dua periode kemarin di luar," kata Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Aboe mengatakan, memutuskan koalisi atau oposisi bukanlah hal berat bagi PKS karena sudah pernah berada di dalam maupun di luar pemerintahan.

Menurut dia, posisi di dalam dan di luar pemerintahan sama-sama positif, tetapi PKS ingin berbuat lebih maksimal.

"Kita juga ingin berbuat lebih maksimal dan kita siap menyiapkan kader-kader PKS yang maksimal, yang positif, baik, dan profesional, untuk berkontribusi," kata Aboe.

Ia mengatakan, hubungan PKS dan Prabowo pun baik-baik saja dan sudah terjalin sejak lama sehingga mudah saja apabila kedua pihak kembali bersatu.

PKS merupakan partai politik yang mengusung Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019.

"Kita hubungan bagus, bayangin sekutu sampai segajah, mau seapa lagi, langit dan bumi? Itu hubungan yang diomongin sama Prabowo dan kita sama Prabowo ini cukup lama hubungan jadi sudah enggak sulit," kata dia.

Aboe mengakui bahwa PKS perlu berdialog lebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam pemerintahan Prabowo kelak.

Ia pun memberikan sinyal bahwa pertemuan antara PKS dan Prabowo akan terjadi dalam waktu dekat.

"Pokoknya anda ikuti saja perdialogan ini, kita lihat insya Allah saya yakin hubungan yang baik yang segajah dan sekutu seperti ini, sekutu dan segajah ini, moga-moga Allah mudahkan," ujar Aboe.

Ditolak Partai Gelora

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia menolak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gabung ke pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Sebab, PKS dinilai telah memunculkan narasi yang menyerang Prabowo-Gibran saat masa kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Seingat saya selama proses kampanye, di kalangan PKS banyak muncul narasi sangat ideologis dalam menyerang sosok Prabowo-Gibran," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik melalui keterangan tertulis, Minggu, (28/4/2024).

Mahfuz menuturkan PKS kerap memunculkan narasi yang mengadu domba dan membelah masyarakat. Dia mencontohkan cap pengkhianat kepada Prabowo karena bergabung dalam Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres KH Ma'ruf Amin pada 2019.

"Ketika pada 2019 Prabowo Subianto memutuskan rekonsiliasi dengan Jokowi, banyak cap sebagai pengkhianat kepada Prabowo Subianto. Umumnya datang dari basis pendukung PKS," kata Mahfuz.

Mahfuz mengatakan PKS berpotensi terbelah dengan massa ideologisnya apabila menjadi bagian dari poros pendukung Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju (KIM). Terlebih alasan PKS ingin gabung sekadar proses politik yang sudah tuntas.

"Jika sekarang PKS mau merapat karena alasan proses politik sudah selesai, apa segampang itu PKS bermain narasi ideologisnya? Apa kata pendukung fanatiknya? Sepertinya ada pembelahan sikap antara elite PKS dan massa pendukungnya," ucap Mahfuz.

Baca juga: Berita Populer, Remaja Putri Tewas di Hotel, Pengantin Wanita di Nias Kabur setelah 2 Hari Menikah

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Batak Parumaen Napogos yang Dipopulerkan Anton Siallagan, Lengkap Terjemahannya

Baca juga: DAFTAR Nama 17 Jenderal Termuda TNI AD Lulusan Akmil 97, 98, dan 99, Dua di Antaranya Sudah Mayjen

(*/tribun-medan.com)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow