Informasi Terpercaya Masa Kini

Profil Rony Agustinus Pelatih An Se-young,Rival Gregoria Mariska Tunjung di Olimpiade Paris 2024

0 5

TRIBUNNEWS.COM – Dibalik performa luar biasa yang ditunjukkan An Se-young di Olimpiade Paris 2024, ada pelatih asal Indonesia yang membantu rival Gregoria Mariska Tunjung itu untuk memenangi setip laga.

Adalah Rony Agustinus, pelatih asal Indonesia yang kini menjadi kepala pelatih sektor tunggal Korea Selatan sejak Juli 2022 lalu.

Dengan tangan dinginnya, Rony mampu memoles bakat yang dimiliki An Se-young hingga kini menjadi tunggal putri ranking satu dunia.

An Se-young kini mencapai semifinal Olimpiade Paris 2024 dan akan berhadapan dengan wakil Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.

Mengingat rekor pertemuan di antara keduanya, tunggal putri berusia 22 tahun itu sangat diunggulkan dibanding Gregoria. Dari tujuh pertemuan, An Se-young selalu menang.

Ada harapan besar dari publik Korea Selatan terhadap An Se-ypung mengingat sudah 16 tahun cabang olahraga badminton puasa medali emas.

Terakhir kali Korea Selatan mendapatkan medali emas adalah di Olimpiade Beijing 2008, dipersembahkan oleh pasangan Lee Yong-dae dan Lee Hyo-jung.

Baca juga: Jadwal Semifinal Badminton Olimpiade Paris 2024: Gregoria vs An Se-young Main Jam 13.30 WIB

Profil Rony Agustinus

Meningkatnya performa An Se-young tak bisa dilepaskan dari peran Rony Agustinus, yang merupakan mantan tunggal putra Indonesia era 90an hingga 2000 awal.

Ia merupakan satu di antara banyak pelatih asal Indonesia yang telah malang-melintang melatih negara lain.

Dihimpun dari berbagai sumber, sebelum melatih Korea Selatan, Rony pernah menjadi pelatih badminton Malaysia dari 2013 sampai 2018.

Keputusan itu diambil setelah sebelumnya ia juga melatih di pelatnas PBSI dari tahun 2008 samoai 2012.

Saat bersama PBSI, Rony juga menjadi pelatih di sektor tunggal putra dan putri.

Publik tentu mengingat nama-nama seperti Simon Santoso, Sony Dwi Kuncoro, Hayom Rumbaka, dsb.

Merekalah beberapa pemain yang pernah diasuh oleh Rony Agustinus saat menjadi pelatih pelatnas PBSI.

Kebersamaannya dengan pelatnas hanya sampai 2013. Ia dikembalikan ke klub setelah kontraknya tak diperpanjang.

Hal itu lantas membuat dirinya dipinang Malaysia untuk melatih disana sampai 2018.

Setelah itu, perjalanan karirnya sebagai pelatih berlanjut ke negeri Vietnam, mulai 2019.

Di sana, Rony membersamai Vietnam selama dua tahun hingga 2021 saay situasi Covid-19 merebak.

Baca juga: Head to Head Gregoria vs An Se-young, Waktunya Jorji Putus Rekor Pertemuan Buruk dengan Bocah Ajaib

Pandemi membuatnya pulang ke Indonesia. Dan setelah itu datang tawaran untuknya sebagai pelatih Korea Selatan.

Ia kemudian menjabat pelatih kepala untuk sektor tunggal mulai Juli 2022. Disana ia bertemu dengan bakat yang dimiliki An Se-young hingga membuat pemain 22 tahun itu kini menjadi ranking satu dunia.

Perlu diketahui, semasa menjadi pemain Rony bersaing dengan Taufik Hidayat di berbagai kejuaraan.

Usianya hanya terpaut tiga tahun lebih tua dibanding Taufik Hidayat.

Rony pernah memenangi World Junior Championship 1996. Lalu tampil di di SEA Games 1999 dan 2001.

Ia meraih medali emas (beregu) dan perunggu (single) di 1999, juga medali perak (beregu) dan perunggu di 2001.

Pelatih kelahiran 7 Oktober 1978 ini juga menjadi bagian dari Asian Games 2002. Ia berkontribusi saat meraih medali perak untuk tim regu badminton Indonesia.

Medali emas Thomas Cup 2002 juga menjadi salah satu pencapain terbaiknya semasa aktif menjadi pemain.

Ia terlibat persaingan langsung dengan Taufik Hidayat pada Kejuaraan Asia 2000 yang berlangsung di Jakarta.

Kala itu Rony menciptakan All Indonesia Finals sektor tunggal putra. Sayangnya, ia harus mengakui keunggulan Taufik Hidayat.

Kala itu, Rony bermain pantang menyerah sampai deuce 16-14 di set pertama. Tetapi di set kedua Taufik Hidayat comeback dan menang 2-15, dan akhirnya 3-15 di set ketiga.

Ia akhirnya pensiun pada 2007 dan setahun kemudian melanjutkan karir sebagai pelatih hingga berlanjut sampai sekarang.

(Tribunnews.com/Tio)

Leave a comment