Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Pusat dr Kariadi Semarang, Budi Setiawan, menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell.

"Sel punca ini adalah sel mula-mula dari manusia, dia bisa tumbuh menjadi sel apa. Kalau ditempatkan di sumsum tulang, dia bisa juga membentuk sel-sel baru yang sehat," katanya dalam diskusi tentang kanker darah, Senin, 22 April 2024.

Budi menyebut proses pengobatan kanker darah dengan sel punca diawali dengan menghilangkan sel ganas yang terletak pada sumsum tulang pasien terlebih dulu agar sel yang akan ditransplantasi tidak tercampur dengan sel ganas. Setelah menghilangkan sel ganas, dokter akan mencangkokkan sel punca ke bagian sumsum tulang agar sel yang dicangkokkan dapat tumbuh menjadi sel baru yang tidak merusak.

"Jadi, sel darah yang sudah rusak dari pasien kanker itu dibuang, kemudian dimasukkan stem cell atau sumsum tulang yang sehat. Harapannya, stem cell yang sehat ini tumbuh tapi tumbuhnya menjadi yang sehat, tidak yang kanker," ujarnya.

Dari pasien atau donor

Budi menjelaskan sel punca dapat bersumber dari pasien sendiri maupun orang lain yang mendonorkan. Jika ingin melakukan pengobatan menggunakan sel punca sendiri maka pasien harus dipastikan sehat dan bebas atau remisi dari kanker. Sedangkan jika bersumber dari donor maka sel punca harus dipastikan cocok sepenuhnya dengan sumsum tulang penerima. Metode pengobatan dengan transplantasi sel punca ini memiliki rata-rata masa hidup lima tahun sebanyak 56 persen dibanding pasien yang tidak melakukan metode ini dengan sekitar 10 persen saja.

"Kira-kira ini bisa menjadi salah satu usaha. Kalau dulu mungkin banyak yang kemoterapi lalu sukses tapi langsung relapse (kambuh). Setelah relapse tidak bisa ditolong, meninggal, dan sebagainya. Ini mempunyai waktu relapse yang mungkin lebih panjang," ucapnya.

Untuk mencegah kanker, Budi menganjurkan masyarakat menjaga kesehatan dengan memperhatikan pola makan diri dan keluarga serta aktivitas fisik demi mencegah kanker darah. Selain itu, ia juga mendorong masyarakat melakukan deteksi dini kanker agar diketahui sejak stadium awal demi mempermudah proses pengobatan.

Pilihan Editor: Spesialis Saraf Jelaskan Manfaat Sel Punca bagi Pengobatan Stroke

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow