Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

Mantan Menteri Penerangan Alwi Dahlan meninggal pada hari ini pukul 08.15 WIB. Jenazah rencananya akan dimakamkan di San Diego, Karawang.

Mantan Menteri Penerangan Era Soeharto, Alwi Dahlan Meninggal

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Penerangan Kabinet Pembangunan VII era Soeharto, Alwi Dahlan meninggal pada hari ini pukul 08.15 WIB. Alwi juga merupakan seorang guru besar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia atau UI.

"Innalillahi wa innailaihi rojiuun. Telah berpulang ke rahmatullah pagi ini Guru Besar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia, Prof. M. Alwi Dahlan, MA, PhD," ujar berita duka yang diterima, Rabu 20 Maret 2024.

Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia membenarkan kabar tersebut. "Iya benar," ujar Amelita.

Rencananya, jenazah Alwi akan dimakamkan di Pemakaman San Diego, Karawang, Jawa Barat.

Muhammad Alwi Dahlan adalah seorang tokoh politik Indonesia. Dia lahir pada 15 Mei 1933 di Padang.

Selama hidupnya, dia pernah menjabat Menteri Penerangan dalam Kabinet Pembangunan VII yang dipimpin oleh Presiden Soeharto (Maret - 21 Mei 1998). Alwi juga pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Negara bidang Keserasian Kependudukan, Lingkungan, dan Kependudukan di Kementerian Lingkungan Hidup (1979-1993) serta Kepala BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) (1993-1998).

Pada 5 Juli 1997, dia diangkat menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI).

Pada 1961 Alwi menyelesaikan studi S1-nya di American University, Washington DC, US, dan mendapat gelar BA. Setelah itu ia melanjutkan studinya ke Universitas Stanford dan mendapat gelar Master of Arts (MA) dalam bidang ilmu komunikasi tahun 1962. Kemudian pada tahun 1967, Alwi mendapat gelar doktor (PhD) dalam ilmu komunikasi dari Universitas Illinois, kota Urbana, AS.

Alwi mampu menulis sejumlah skenario. Selama periode 1953-1958, ada sembilan skenario film yang ditulis. Salah satunya Tiga Dara. Kemudian film Harimau Tjampa, yang skenarionya berdasarkan cerita asli Usmar Ismail memperoleh penghargaan Festival Film Indonesia I sebagai skenario film terbaik. Dia memperoleh penghargaan dari Festival Film Asia Pasifik untuk balada pengiring yang memakai teknik randai Minang untuk film Tamu Agung. Kemudian, buku cerita anak-anak karangan Alwi Pistol si Mancil juga pernah dibuat film berjudul Jenderal Kancil.

Pilihan Editor: Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow