Kenali Apa Itu Stiff Person Syndrome yang Dialami Celine Dion

Celine Dion mengidap penyakit Stiff Person Syndrome, kenali apa itu

Kenali Apa Itu Stiff Person Syndrome yang Dialami Celine Dion

Bisnis.com, JAKARTA - Penyanyi Kanada Celine Dion tampil di Grammy Awards 2024 di tengah masalah kesehatan yang dialaminya.

Ikon pop dan pemenang Grammy lima kali itu hadir untuk mempersembahkan Album Terbaik Tahun Ini, sebuah penghargaan yang diterimanya 27 tahun lalu.

Celine didiagnosis menderita kelainan neurologis Stiff Person Syndrome (SPS) pada tahun 2022.

Baca Juga : Penyanyi Celine Dion Terkena Sakit Sindrom Kaku, Ini Kondisinya

Celine disambut tepuk tangan meriah dari penonton saat ia berjalan ke atas panggung untuk menyerahkan penghargaan kepada Taylor Swift.

Di penghujung tahun 2022, pelantun 'My Heart Will Go On' itu pertama kali mengungkapkan kepada penggemar bahwa ia mengidap penyakit saraf langka yang dapat menyebabkan kejang otot yang melemahkan.

Baca Juga : : Dari Celine Dion hingga Billie Eilish, Ini Daftar Artis Dunia yang Idap Penyakit Langka

Kondisi kesehatannya ia ungkapkan dalam video mengharukan yang ia posting di platform media sosial Instagram.

Apa itu Sindrom Orang Kaku?

Stiff Person Syndrome (SPS) adalah kelainan neurologis langka yang ditandai dengan kekakuan dan kejang otot yang parah dan progresif, yang menyebabkan kecacatan dan gangguan pergerakan yang signifikan.

Baca Juga : : Ed Sheeran hingga Celine Dion, Ini Daftar Artis yang Pernah Diboyong Promotor Coldplay ke Indonesia

Orang dengan SPS mengalami kontraksi otot yang tidak disengaja yang dapat menyebabkan kekakuan dan kekakuan di berbagai bagian tubuh, seringkali menyerupai sensasi “kaku” atau “terkunci”.

Penyebab pasti di balik penyakit ini melibatkan respons autoimun yang menargetkan sistem saraf pusat, khususnya otak dan sumsum tulang belakang. Autoantibodi yang ditujukan terhadap protein yang terlibat dalam neurotransmisi, seperti asam glutamat dekarboksilase (GAD), umumnya ditemukan pada individu dengan SPS.

Gejala SPS dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan mungkin termasuk kekakuan otot, kejang, kekakuan, dan nyeri, biasanya mempengaruhi batang tubuh dan anggota badan. Gejala-gejala ini dapat dipicu atau diperburuk oleh stres emosional, aktivitas fisik, atau gerakan tiba-tiba. Selain itu, individu dengan SPS mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan gejala kejiwaan lainnya karena sifat kondisi yang kronis dan melemahkan.

Perawatan SPS bertujuan untuk meringankan gejala dan meningkatkan kualitas hidup melalui kombinasi obat-obatan, terapi fisik, dan perawatan suportif.

Terapi imunosupresif, seperti imunoglobulin intravena (IVIG) atau kortikosteroid, mungkin diresepkan untuk memodulasi respons autoimun dan mengurangi kekakuan otot. Namun, penatalaksanaan SPS bisa jadi menantang, dan kondisi ini mungkin memerlukan pemantauan dan pengobatan seumur hidup untuk mengendalikan gejala dan mencegah komplikasi.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow