Keluarga WN Israel yang Disandera Hamas Ngaku Tak Percaya Lagi Sama Netanyahu

Keluarga WN Israel yang Disandera Hamas Ngaku Tak Percaya Lagi Sama Netanyahu #newsupdate #update #news #text

Keluarga WN Israel yang Disandera Hamas Ngaku Tak Percaya Lagi Sama Netanyahu

Beberapa keluarga warga negara Israel yang disandera Hamas di Jalur Gaza dan belum dibebaskan sampai sekarang mengaku tidak percaya lagi dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Lebih tepatnya, mereka sudah hilang kepercayaan kepada upaya dari Netanyahu beserta jajarannya untuk memulangkan para sandera — yang menurut Israel, saat ini tercatat hampir 140 orang.

Dikutip dari Anadolu Agency, pengakuan dan kefrustrasian keluarga dari para sandera ini dilaporkan media Israel, KAN, pada Jumat (19/1).

Mengutip pernyataan dari para kerabat tersebut, KAN melaporkan bahwa sehubungan dengan tidak adanya kepercayaan itulah, mereka pun berinisiatif mengambil langkah sendiri. Namun, tidak dijelaskan seperti apa bentuknya.

"Penundaan apa pun dalam negosiasi akan membahayakan nyawa mereka (tawanan Israel di Gaza)," bunyi laporan KAN, mengutip salah satu keluarga sandera.

Sementara itu, KAN juga melaporkan puluhan keluarga sandera pada Jumat (19/1) malam bahkan telah berdatangan ke rumah Netanyahu di Caesarea, bagian utara Israel, sebagai bentuk desakan supaya para sandera segera dipulangkan.

Desakan serupa juga digaungkan mantan kepala badan intelijen Israel Mossad, Tamir Pardo. Pardo menuntut agar pemerintahan Netanyahu segera mengambil langkah-langkah guna membebaskan para sandera yang sudah lebih dari 100 hari tidak diketahui nasibnya.

"Mengakhiri perang melawan Gaza dengan tawanan yang terbunuh berarti Israel kalah untuk pertama kalinya," ujar Pardo. Oleh karena itu, sambung dia, pemerintah Israel perlu memperbaiki pendekatan yang selama ini dijalani supaya tidak ada lagi warga negaranya yang telantar.

Adapun Israel memperkirakan sekitar 136 warganya masih menjadi sandera Hamas di Jalur Gaza sejak peristiwa 7 Oktober. Sebelumnya, gencatan senjata antara kedua pihak telah disepakati dan sebanyak lebih dari 100 sandera warga negara Israel ditukar dengan 240 warga Palestina. Namun, gencatan senjata yang diperantarai Qatar, Mesir, dan PBB tersebut tidak dilanjutkan.

Dalam pernyataannya pada Desember lalu, Hamas menegaskan bahwa pihaknya baru akan menyetujui pembebasan sandera jika Israel mau sepenuhnya menghentikan kekerasan di Jalur Gaza dan membebaskan para tahanan Palestina dari penjara-penjara di Israel.

"Ada kesepakatan nasional Palestina bahwa tidak akan ada pelepasan sandera atau kesepakatan pertukaran sampai terjadi penghentian penuh dari agresi," bunyi pernyataan Hamas pada Rabu (20/12).

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow