Jelang Pengumuman Hasil Pilpres 2024,PDIP Ungkap Suara Prabowo 43 Persen Pascaaudit Sirekap KPU

- Jelang pengumuman hasil penghitungan Pilpres 2024, PDIP membuka hasil temuannya mengaudit aplikasi Sirekap KPU. Kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, pakar IT menemukan adanya sistem tertentu bernama Json Script yang mengunci suara pasangan Ganjar-Mahfud. Setelah sistem pembatas suara dinormalisasi, suara pasangan yang diusung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo itu mencapai 33 persen. Sedangkan, suara pasangan nomor urut 2,...

Jelang Pengumuman Hasil Pilpres 2024,PDIP Ungkap Suara Prabowo 43 Persen Pascaaudit Sirekap KPU

TRIBUNJAKARTA.COM - Jelang pengumuman hasil penghitungan Pilpres 2024, PDIP membuka hasil temuannya mengaudit aplikasi Sirekap KPU.

Kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, pakar IT menemukan adanya sistem tertentu bernama Json Script yang mengunci suara pasangan Ganjar-Mahfud.

Setelah sistem pembatas suara dinormalisasi, suara pasangan yang diusung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo itu mencapai 33 persen.

Sedangkan, suara pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran hanya mencapai 43 persen.

Menurutnya, Pilpres 2024 masih belum selesai, dan akan terjadi putaran kedua.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil quick qount sejumlah lembaga, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara mencapai 58 persen.

Sedangkan Ganjar-Mahfud berada di urutan bontot dengan 16 persen.

Sedangkan pasangan nomor urut 1, Anies-Muhaimin mendapat 25 persen suara.

1971 dan 2009

Hasto memandang kecurangan Pemilu 2024 adalah perpaduan kecurangan yang terjadi pada Pemilu 1971 dan 2009.

Menurutnya, instrumen negara dikerahkan demi memenangkan salah satu calon.

"Kalau dulu (Pemilu 1971 dan 2009) menggunakan instrumen kekerasan yang dilakukan oleh ABRI dengan sumber daya, yang tidak terbatas."

"Saat ini pun juga sama dilakukan oleh instrumen negara yang seharusnya netral dengan sumber-sumber daya dari negara," kata Hasto, saat diskusi publik bertajuk 'Sirekap dan Kejahatan Pemilu 2024, Sebuah Konspirasi Politik' di Sekretariat Barikade 98, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024), dikutip dari Tribunnews.

KPU sempat memampang hasil rekapitulasi yang berlangsung bertahap melalui aplikasi Sirekap.

Belakangan, diagram hasil tak lagi ditampilkan karena banyak menimbulkan perbedaan dengan data formulir C hasil.

Menurut Hasto, Sirekap, dan juga quick qount adalah alat untuk membentuk persepsi.

Sirekap bisa diintersep dan kemudian rekapitulasi secara berjenjang di KPU yang ternyata tidak ada metadatanya. 

"Bagaimana suatu peristiwa yang sangat penting sebagai cermin dari kedaulatan rakyat itu ternyata metadata tidak ada," ungkapnya.

"Sehingga, berbagai upaya untuk menggunakan sirekap di dalam membenarkan terhadap apa yang menjadi konspirasi dan kejahatan pemilu yang dilakukan secara sengaja, demi memperpanjang kekuasaan, melalui abuse of power, dari Presiden Jokowi, itu betul-betul dilakukan," sambung Hasto.

Audit Sirekap

PDIP pun melakukan audit terhadap Sirekap dengan mengerahkan para pakar IT.

Audit forensik tersebut, dilakukan pada 16 Februari 2024 atau dua hari setelah pelaksanaan pemungutan suara, pada 14 Februari 2024.

Dari hasil itu, ternyata ada Json Script yang dipasang di Sirekap untuk mengunci perolehan suara Ganjar-Mahfud di angka 16 persen.

"Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar Mahfud."

"Padahal, ketika ahli IT ini melakukan normalisasi terhadap Json Sript pada tanggal 16 Februari jam 2 pagi itu, perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen dan Prabowo-Gibran 43 persen," kata Hasto, Sabtu (16/3/2024).

Berdasarkan pada hasil tersebut, pakar IT menyimpulkan bahwa Pemilu 2024 ini, seharusnya berlangsung dua putaran.

Pasalnya, tidak ada paslon yang mencapai suara di atas 51 persen.

Selain itu, Hasto juga mengungkapkan, pakar IT yang melakukan normalisasi atas Json Script yang dipasang di Sirekap, diketahui bahwa formulir C1 juga dapat dimanipulasi.

"Form C1 itu single frame. Jangankan single frame, video bergerak saja bisa dilakukan manipulasi dengan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan apalagi single frame, makin mudah," kata Hasto.

Atas temuan pakar IT tersebut, dikatakan Hasto, PDIP semakin yakin terhadap manipulasi Sirekap yang menimbulkan anomali, baik pada perolehan suara PDIP maupun Ganjar-Mahfud.

Hasto juga menegaskan, hasil audit forensik pakar IT tersebut dapat memperkuat dugaan, bahwa Pemilu kali ini sudah dirancang hasilnya.

Terbukti dari hasil survei Muhammad Qodari pada 5 Januari 2024 yang menyebut perolehan suara Ganjar-Mahfud hanya sebesar 17 persen.

"Tapi ternyata dari hasil audit forensik perolehan suara Ganjar-Mahfud itu 33 persen, jadi seharusnya Pemilu dua putaran."

"Enggak ada logikanya satu putaran, baik berdasarkan hasil pergerakan terutama setelah debat calon presiden dan calon wakil presiden yang memberikan preferensi terhadap Ganjar-Mahfud," kata Hasto. 

Pengumuan Hasil

Di sisi lain, KPU masih melakukan rekapitulasi penghitungan Pemilu 2024.

Masih ada lima provinsi yang belum rampung hari ini, Senin (18/3/2024), Jawa Barat, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua.

Kelimanya diprediksi akan selesai direkapitulasi besok.

Setelah rekapitulasi selesai, menurut Mellaz, KPU baru akan membicarakan kapan penetapan hasil penghitungan suara sebagai hasil resmi pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Bisa saja (setelah rekap selesai langsung ditetapkan) begitu, tapi tentu kami akan bahas dulu di pleno. Kemungkinan (juga ditetapkan tanggal 20), pokoknya yang jelas kami punya ruang gerak sampai 20 Maret," ujar Anggota KPU August Mellaz di Kantor KPU, Senin (18/3/2024) dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Mellaz menyampaikan bahwa ada beberapa kendala yang membuat rekapitulasi hasil hitung suara lima provinsi tidak bisa dilakukan secara bersamaan.

Namun, dia memastikan bahwa lima provinsi itu sudah siap.

"Bisa jadi (karena) penerbangan juga. Tapi, kalau situasi di daerah secara prinsip sudah siap. Tinggal mereka datang ke sini saja," ujar Mellaz.

Baca artikel menarik TribunJakarta.com lainnya di Google News

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow