Isi Ramalan Jayabaya Soal Prabowo Subianto Jadi Sorotan, Apakah Satrio Piningit yang Bakal Gantikan Jokowi di 2024?

Ramalan Jayabaya kini kembali jadi sorotan. Begini isi ramalan Jayabaya soal Prabowo Subianto. Apakah Prabowo Subianto adalah sosok Satrio Piningit yang bakal gantikan Jokowi di 2024?

Isi Ramalan Jayabaya Soal Prabowo Subianto Jadi Sorotan, Apakah Satrio Piningit yang Bakal Gantikan Jokowi di 2024?

Grid.ID - Ramalan Jayabaya kini kembali jadi sorotan.

Begini isi ramalan Jayabaya soal Prabowo Subianto.

Apakah Prabowo Subianto adalah sosok Satrio Piningit yang bakal gantikan Jokowi di 2024?

Melansir dari TribunJatim.com, Salah satu prediksi yang sering terhubung dengan Prabowo adalah ramalan dari Jayabaya, raja Panjalu Kediri yang memerintah antara 1135-1159.

Jayabaya dikenal sebagai seorang raja yang memiliki kemampuan meramal masa depan, bahkan hingga tujuh presiden Indonesia.

Prediksi Jayabaya ini dikenal dengan sebutan Notonegoro, yang mengacu pada penyelenggaraan negara.

Dalam ramalan Jayabaya, disebutkan bahwa akan muncul seseorang yang disebut Satrio Piningit, seorang pemimpin yang disembunyikan oleh Tuhan, yang akan muncul di akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan kemakmuran di Indonesia.

Satrio Piningit ini akan menjadi presiden yang menggantikan Joko Widodo, dan akan membawa Indonesia kembali ke masa kejayaannya, mampu mengatasi konflik, dan mengembalikan produktivitas pertanian.

Pertanyaannya adalah, apakah Prabowo Subianto adalah Satrio Piningit yang dimaksud dalam ramalan Jayabaya dan Gus Dur?

Tentu saja, tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini, karena ramalan adalah hal yang bersifat spekulatif dan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah.

Namun, ada beberapa faktor yang bisa dipertimbangkan untuk menjawab pertanyaan ini.

Baca Juga: Cantiknya Ibunda Prabowo Subianti, Dora Marie Siregar, Wanita Blasteran Manado Jerman dan Punya Profesi Mentereng

Pertama, Prabowo Subianto memiliki sejarah yang kaya sebagai seorang prajurit dan patriot.

Dia pernah menjadi komandan jenderal Kopassus dan panglima Kostrad, serta terlibat dalam berbagai operasi militer di dalam dan luar negeri.

Dia juga merupakan menantu dari Soeharto, presiden kedua Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun.

Selain itu, dia memiliki pengalaman dan jaringan yang luas di bidang politik dan militer.

Kedua, Prabowo Subianto saat ini telah mencapai usia lanjut.

Dia lahir pada tanggal 17 Oktober 1951, yang berarti pada tahun 2024 dia akan berusia 73 tahun. Ini merupakan usia yang cukup matang untuk menjadi seorang presiden.

Untuk perbandingan, Joko Widodo saat ini berusia 60 tahun, sementara Susilo Bambang Yudhoyono, ketika pensiun dari jabatan presiden, berusia 65 tahun.

Ketiga, Prabowo Subianto memiliki visi untuk menyusun ulang negara Indonesia sesuai dengan semangat proklamasi.

Dia sering kali mengemukakan gagasan-gagasan tentang ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan, energi, dan sumber daya alam, serta kesejahteraan rakyat.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta memperkuat hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional.

Namun, ada juga beberapa faktor yang mungkin menjadi hambatan bagi Prabowo Subianto untuk menjadi Satrio Piningit.

Baca Juga: Inilah Sosok Kakek Prabowo Subianto, Margono Djojohadikoesoemo, Pendiri BNI dan Taruh Nyawa saat Bangun Bank Sentral

Pertama, Prabowo Subianto memiliki catatan kontroversial di masa lalu yang masih menimbulkan polemik dan kritik.

Dia pernah dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1998, serta dalam kerusuhan yang menggulingkan Soeharto dari kekuasaan.

Dia juga pernah dipecat dari TNI karena dinyatakan melanggar kode etik militer.

Kedua, Prabowo Subianto belum berhasil memenangkan dukungan rakyat Indonesia dalam tiga pemilihan presiden yang dia ikuti.

Dia selalu kalah tipis dari lawan-lawannya, baik itu Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.

Dia juga sering dianggap sebagai sosok yang keras, otoriter, dan ambisius, yang tidak sesuai dengan gambaran Satrio Piningit yang diharapkan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, adil, dan rendah hati.

Ketiga, Prabowo Subianto belum memiliki pasangan atau rekan yang dapat mendukung dan melengkapi dirinya sebagai calon presiden.

Dia pernah berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri (2009), Hatta Rajasa (2014), dan Sandiaga Uno (2019), namun tidak satu pun dari mereka yang berhasil membawa kemenangan bagi Prabowo.

Dia juga belum memutuskan siapa yang akan menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada tahun 2024.

Baca Juga: Nikita Mirzani Pacaran dengan Ajudan Prabowo Subianto? Kepergok Datangi Klinik Kecantikan Bareng Rizky Irmansyah

Profil Prabowo Subianto

Melansir dari Kompas.com, Prabowo dilahirkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1951, dari hubungan antara ekonom Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo dengan Dora Soemitro.

Masa kecilnya dihabiskan untuk menempuh pendidikan di Malaysia, Swiss, dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1969, Prabowo memasuki Akademi Militer (Akmil) Magelang untuk mengikuti pendidikan militer dan lulus pada tahun 1974.

Pada awal karier militernya, ia bertugas sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus di Timor-Timor.

Pada tahun 1983, karier militernya semakin berkembang dengan menjadi Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus.

Beberapa tahun berikutnya, Prabowo dipromosikan menjadi Komandan Jenderal Kopassus.

Sebagai Danjen Kopassus, kariernya semakin gemilang setelah memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma.

Dalam operasi tersebut, 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh organisasi Papua Merdeka (OPM) berhasil diselamatkan.

Pada puncak karier militernya, pada tahun 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), dengan tanggung jawab mengawasi sekitar 11.000 prajurit.

Prabowo memainkan peran penting dalam tubuh TNI AD.

Baca Juga: Sosok 3 Ajudan Prabowo Subianto Bikin Gagal Fokus, Paras Gantengnya Jadi Sorotan, Tak Kalah Gagah dari Mayor Teddy

Pada masa Reformasi 1998, Prabowo ditugaskan untuk menjaga keamanan di Jakarta karena situasi politik yang tegang, dengan mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran.

Setelah periode Reformasi, Prabowo dipecat dari jabatannya sebagai Pangkostrad. Kemudian, dia dipindahkan untuk menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

Setelah menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira terkait beberapa kasus, Prabowo diberhentikan dari militer. Pangkat militernya adalah Letnan Jenderal.

Setelah keluar dari dunia militer, Prabowo beralih ke dunia bisnis. Dia memiliki berbagai perusahaan, baik di dalam maupun di luar negeri.

Pada tahun 2004, Prabowo memulai karir politiknya dengan bergabung ke Partai Golkar.

Dia mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada tahun 2004, namun kalah dalam pemilihan suara dari Wiranto.

Setelah keluar dari Partai Golkar pada tahun 2008, Prabowo mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Pada pemilihan umum 2009, Gerindra berhasil memenangkan 26 kursi di DPR RI.

Pada pemilihan presiden 2009, Prabowo menjadi calon wakil presiden dari Megawati.

Pasangan ini mendapatkan 26,79% suara, kalah dari pasangan SBY-Boediono.

Prabowo kembali mencalonkan diri pada pemilihan presiden 2014, kali ini berpasangan dengan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden.

Pasangan ini didukung oleh Koalisi Merah Putih yang terdiri dari tujuh partai politik, termasuk Gerindra, Golkar, PAN, PKS, PPP, dan Demokrat.

Mereka bersaing dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang didukung oleh Koalisi Indonesia Hebat, yang terdiri dari PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI.

(*)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow