Inilah Kenapa "Yang Kaya Semakin Kaya dan yang Miskin Semakin Miskin", Ungkapan The Rich are Getting Richer

istilah Yang Kaya Makin Kaya Yang Miskin Makin Miskin merupakan salah satu ciri sistem ekonomi liberal dengan tingkat ketimp

Inilah Kenapa "Yang Kaya Semakin Kaya dan yang Miskin Semakin Miskin", Ungkapan The Rich are Getting Richer

Selamat datang para pembaca, readers, dan Kompasianer! Kali ini saya, Gunawan Sianturi ingin membahas Kenapa "Yang Kaya Semakin Kaya dan yang Miskin Semakin Miskin", yang dalam bahasa Inggris berarti The Rich are Getting Richer and The Poor are Getting Poorer.

Dalam catatan Wikipedia "Yang Kaya Semakin Kaya dan Yang Miskin Semakin Miskin" merujuk kepada sebuah pepatah yang dilontarkan Percy Bysshe Shelley pada karya A Defense of Poetry tahun 1821, rilis secara resmi tahun 1840. 

Tetapi perlu tahu bahwa terdapat istilah Yang Kaya Makin Kaya Yang Miskin Makin Miskin merupakan salah satu ciri sistem ekonomi liberal dengan tingkat ketimpangan yang cukup ekstrem. Hal ini sangat berkaitan dengan tingkat kemiskinan di suatu negara, serta kesejahteraan itu sendiri.

Pertanyaannya apakah tingkat kemiskinan di Indonesia tinggi?

Berdasarkan informasi yang Gunawan Sianturi dapatkan, Indonesia ialah salah satu negara yang termasuk ke dalam kelompok negara dengan kemiskinan ekstrem dan memperoleh BPS sebesar 2,04 persen pada tahun 2022, menurut World Bank bahwa angka kemiskinan tersebut mesti maksimal sebesar 1,5 persen.

Kemudian, Kenapa The Rich are Getting Richer and The Poor are Getting Poorer?

Istilah ini terkadang diucapkan dengan frase "The Rich Get Richer and The Poor Get Poorer" oleh berbagai tokoh dan ekonom terkenal. 

Salah satu pemikir awal yang sering dikaitkan dengan frase ini adalah ekonom Inggris bernama John Maynard Keynes, yang mengulas dampak ketidaksetaraan ekonomi pada pertengahan abad ke-20.

Namun, frase ini juga mencerminkan pemikiran banyak ekonom lain, aktivis sosial, dan ahli politik. 

Sebut saja pemikir kontemporer seperti Thomas Piketty dalam karyanya "Capital in the Twenty-First Century" yang menggambarkan dinamika ketidaksetaraan ekonomi yang semakin memburuk.

Selain itu, pernyataan serupa sering diutarakan oleh aktivis sosial, pemimpin politik, dan ahli ekonomi yang peduli terhadap isu-isu ketidaksetaraan sosial dan ekonomi seperti Robert Kiyosaki, sampai Andrew Tate.

Oleh karena itu ungkapan ini sering kali mencerminkan pemahaman umum tentang ketidaksetaraan yang terjadi di masyarakat. 1. Ketidaksetaraan Ekonomi

Dalam konteks ekonomi global, ungkapan "The Rich Get Richer and The Poor Get Poorer" mencerminkan fenomena ketidaksetaraan ekonomi yang semakin memburuk. 

Fenomena ini menggambarkan situasi di mana kelompok kaya cenderung memperoleh kekayaan yang lebih besar sementara kelompok miskin mengalami penurunan kekayaan mereka.

Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata telah menjadi tantangan utama di banyak negara dan pasca krisis keuangan global, kesenjangan ekonomi semakin melebar, serta keuntungan dari pertumbuhan ekonomi cenderung mengalir ke tangan kelompok yang sudah kaya. 2. Globalisasi

Berdasarkan data, kesenjangan yang terdampak dapat dihubungkan dengan globalisasi. Meskipun globalisasi membuka peluang baru, namun banyak negara berkembang terjebak dalam peran ekonomi yang merugikan. 

Hal tersebut acap kali justru berpihak kepadan perusahaan multinasional yang lebih mungkin memperoleh keuntungan besar sementara pekerja di negara-negara berkembang menerima upah yang rendah. 3. Akses Pendidikan 

Pada faktor lain ada kesenjangan pendidikan juga memainkan peran kenapa "The Rich are Getting Richer and The Poor are Getting Poorer. 

Terkadang masyarakat miskin lebih memiliki akses yang terbatas ke pendidikan berkualitas, sementara orang-orang kaya dapat memanfaatkan kekayaan atau uangnya untuk mencari peluang pendidikan yang lebih baik. 

Dengan pendidikan yang lebih rendah, maka spiral di mana kemiskinan bersifat turun temurun akan lebih berpeluang terpelihara. Sebaliknya untuk orang kaya Dengan pendidikan yang lebih terjamin, maka spiral di mana kekayaan bersifat turun temurun akan lebih berpeluang terpelihara. 4. Kebijakan Ekonomi 

Bentuk ketidaksetaraan semakin dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi, seperti pemotongan pajak yang menguntungkan orang kaya atau subsidi yang tidak merata dapat memperburuk ketidaksetaraan, sehingga meningkatkan kekayaan orang kaya dan merugikan kelompok miskin. 5. Dampak Kemajuan Teknologi

Perkembangan teknologi, terutama yang sekarang ini tengah populer yakni Artificial Intelligence (AI), juga dapat meningkatkan ketidaksetaraan. 

Sebagaimana pekerjaan rutin yang mudah diotomatisasi dengan Artificial Intelligence meninggalkan pekerja yang kurang terampil atau tidak terampil dalam era ini, sementara pekerjaan lain yang memerlukan keahlian khusus menjadi semakin sulit/kompleks. 6. Akhir Kata

Apa ada cara untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang terjadi di masyarakat?

Menurut informasi yang telah dirangkum, dalam menangani ketidaksetaraan tentu memerlukan pendekatan yang komprehensif, dan kebijakan yang mendukung pendidikan inklusif, perbaikan sistem pajak yang adil, hingga pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yang membantu mengatasi ketidaksetaraan. 

Ketidaksetaraan itu juga bisa ditekan dengan memastikan akses yang setara bagi seluruh masyarakat terhadap pendidikan, hingga peluang ekonomi.

Demikian pembahasan Kenapa "Yang Kaya Semakin Kaya dan yang Miskin Semakin Miskin", dalam bahasa Inggris 'The Rich are Getting Richer and The Poor are Getting Poorer' atau kerap disebut 'The Rich Get Richer The Poor Get Poorer'.

Ingatlah bahwa dengan kebijakan yang tepat, dapat diciptakan lingkungan ekonomi yang lebih adil, di mana keuntungan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang kaya, tetapi juga merata ke seluruh lapisan masyarakat.***

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow