Imam Jemaah Aolia Mbah Benu Jelaskan Arti Telepon Gusti Allah soal Lebaran 5 April 2024

-- Jemaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Salat Idulfitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024). Mereka melaksanakan Salat Id di masjid Aolia dan di aula rumah Imam jemaah Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu. Perayaan Lebaran Idulfitri yang dilakukan jemaah Aolia ini lebih cepat 5 hari dari yang ditetapkan pemerintah...

Imam Jemaah Aolia Mbah Benu Jelaskan Arti Telepon Gusti Allah soal Lebaran 5 April 2024

WARTAKOTALIVE.COM -- Jemaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Salat Idulfitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4/2024).

Mereka melaksanakan Salat Id di masjid Aolia dan di aula rumah Imam jemaah Masjid Aolia, KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau akrab disapa Mbah Benu.

Perayaan Lebaran Idulfitri yang dilakukan jemaah Aolia ini lebih cepat 5 hari dari yang ditetapkan pemerintah dan juga Muhammadiyah.

Terkini, Mbah Benu mengklarifikasi soal pernyataannya bahwa penentuan Lebaran Idulfitri 5 April 2024 setelah menelepon Gusti Allah SWT.

Pernyataan Mbah Benu itu videonya viral dan menjadi polemik di media sosial. 

Jamaah Masjid Aolia di Gunungkidul memang sudah melaksanakan salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada Jumat (5/4), lima hari lebih cepat daripada mayoritas umat Islam.

Baca juga: Lima Hari Jelang Lebaran 2024, Jalan Raya Kalimalang Macet Hingga Dua Kilometer

"Terkait pernyataan saya tentang istilah 'menelepon Gusti Allah SWT' itu sebenarnya hanya istilah. Dan yang sebenarnya adalah perjalanan spiritual saya kontak batin dengan Allah SWT," kata Mbah Benu dalam video klarifikasinya yang tersebar di media sosial. 

Mbah Benu juga menyampaikan permohonan maaf apabila pernyataannya tersebut membuat sejumlah pihak tersinggung.

"Apabila pernyataan saya yang menyinggung atau (membuat) tidak berkenan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak," jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, ratusan umat muslim Jemaah Masjid Aolia di Dusun Panggang III, Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul melaksanakan Salat Idul Fitri 1445 Hijriah pada, Jumat (5/4/2024). 

Salat Id ini digelar di beberapa tempat di antaranya di Masjid Aolia dan di kediaman imam Jemaah Masjid Aolia KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu di Dusun Panggang III. 

Salad Id Jemaah Masjid Aolia berlangsung seperti salat Id pada umumnya.

Baca juga: Mudik Lebaran ke Bandung, Kereta Whoosh Tambah 52 Jam Perjananan Per Hari

Meski pelaksanaannya lebih awal dari Lebaran versi pemerintah yang diperkirakan jatuh 10 April nanti. 

Awal bulan Ramadan Jemaah Masjid Aolia juga lebih awal, yakni pada 7 Maret lalu. 

"Iya sudah (salat Id). Seperti Mas (para wartawan) lihat. Tidak hanya ini (jemaah Masjid Aolia di sini), di mana-mana, terutama masjid-masjid Aolia," kata Mbah Benu ditemui usai salat Id. 

Pesan Mbah Benu kepada para jemaah agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan.

Hal itu pula yang Mbah Benu sampaikan saat khotbah salat Id.

"Saling rukun, jaga kesatuan dan persatuan dengan siapa saja," katanya.

Mbah Benu juga mengajak setiap orang untuk saling menghormati dan tak saling membenci.

Menurutnya sikap saling bermusuhan juga merusak bangsa Indonesia."Baiknya manusia itu saling menghormati, jangan saling membenci," katanya. 

Mbah Benu dan jemaahnya menggelar salat Id lebih awal dari yang lain karena keyakinan dan perjalanan spiritualnya. 

Bukan kali ini saja, jemaah Masjid Aolia memang sering berbeda dengan pemerintah maupun organisasi Islam lainnya dalam penentuan hari besar. 

Misalnya saja, di tahun lalu jemaah masjid Aolia, salat Idul Fitri pada 20 April 2023. Sementara pemerintah menetapkan pada 21-22 April 2023.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Gunungkidul Sya'ban Nuroni mengatakan pihaknya akan melakukan pendekatan ke jemaah Aolia.

"Ini tentunya kita melakukan pendekatan kepada yang bersangkutan dan kepada tokoh-tokoh agama agar pengamalan keyakinan ini kemudian tidak menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat," katanya. 

Sya'ban menuturkan edukasi akan dilakukan ke jemaah agar ikut organisasi keagamaan pada umumnya maupun pemerintah. 

"Kalau satu atau dua hari biasa (perbedaannya), kalau ini kan lima hari tidak lazim, kita melakukan edukasi kepada masyarakat," jelasnya.

Mengenal Jemaah Aolia

Siapakah sebenarnya warga yang tergabung dalam jemaah Masjid Aolia ini ? 

Putra ketiga Pengasuh Jemaah Aolia, Musa Asigbillah menjelaskan mengapa Jemaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri lebih awal dan seperti apa Aolia yang diasuh oleh ayahnya tersebut.

Musa mengatakan bahwa Jemaah Masjid Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu.

Setelah itu, Mbah Benu oleh jamaahnya disebut sebagai Mursyid atau guru.

Jemaah Masjid Aolia menganut aliran Ahlussunah Wal Jamaah.

Merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan sunah Nabi dan sunah khulafaurrasyidin setelahnya.

Musa mengaku bahwa Jemaah Masjid Aolia terbentuk sudah cukup lama sebelum dirinya lahir.

Dan hingga sekarang, Jamaah Aolia tersebar di berbagai daerah terutama Jawa Tengah dan DIY.

Bahkan tidak bisa menghitung secara pasti karena jumlahnya sangat banyak.

"Kalau secara pasti saya tidak tahu karena sangat banyak. Di (Kecamatan) Panggang ada sekitar 10 titik," tutur dia.

Dia menyebutkan, jika Mursyid Kiai Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau Mbah Benu keilmuannya secara Laduni yang turun tiba-tiba ke pribadi Raden Ibnu Hajar Sholeh.

Menurut cerita, Mbah Benu pernah dibimbing oleh mursyid-mursyid.

Baca juga: Mengenal Jemaah Aolia Hari Jumat Melaksanakan Salat Idul Fitri, ini Aliran yang Dianut

"Beliau pernah mondok seperti di Pesantren Mbulus, pesantren daerah Maron Purworejo. Bahkan, beliau dibimbing juga mursyid-mursyid yang lain seperti Gus Jogo Rekso di Muntilan, Syech Jumadil Kubro dimakamkan di Gunung Turgi dan Sunan Pandanaran di Klaten,"ujarnya.

Dalam ajaran Islam, ilmu dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ilmu kasbi dan ilmu laduni.

Ilmu kasbi dapat diperoleh manusia melalui usaha seperti belajar, melakukan percobaan, dan lain-lain.

Sementara itu, ilmu laduni bersifat rahasia dan diturunkan secara langsung dari Allah ke dalam hati seseorang.

Sementara itu, Mbah Benu menjelaskan alasan mereka menyelenggarakan salat Id lebih awal ketimbang dengan penetapan pemerintah karena hal tersebut adalah keyakinan yang selama ini mereka anut.

Sebab, di Indonesia masih bebas memilih menentukan hari rayanya sendiri.

"Indonesia itu bebas. Mau hari raya silakan, tidak hari raya ya monggo. Mau puasa monggo tidak puasa monggo. Itu tidak masalah yang penting jaga persatuan dan kesatuan. Jangan menyalahkan yang lain, ndak boleh itu," ujarnya.

Dia menambahkan, jemaahnya tidak pernah menjelekkan pihak lain.

Namun, jika dijelekkan, dia justru mempersilakannya.

Dia mengimbau kepada jemaahnya untuk tidak marah karena tidak ada kamus marah di Jamaah Aolia sesama anak cucu Nabi Adam.

"Jadi kita semua itu saudara. Harus saling mencintai satu sama lain. Harus mengajak kebaikan jadi sama orang lain agama lain tidak masalah. Apalagi sesama muslim, tidak masalah. Apalagi sama pemerintah tidak masalah," dia.

Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google NEWS

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow