14 Lukisan Basoeki Abdullah Dipamerkan sebagai Bahan Edukasi
TEMPO.CO, Jakarta – Pameran 14 lukisan pelukis Basoeki Abdullah dipamerkan di Galeri Indonesia Kaya hari ini. Pameran ini disuguhkan sebagai upaya edukasi tentang seni rupa dan pelukisnya kepada publik di Indonesia, terutama kepada generasi Z.
“Memang betul harus diberikan lagi pelajaran mengenai sejarah kita, dan menariknya seniman-seniman dipilih di Hari Pahlawan,” kata pemerhati seni Amalia Wirjono, menanggapi sosok Basoeki yang lukisannya dipamerkan di Galeri Indonesia Kaya West Mall Grand Indonesia, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 13 November 2024.
Mempelajari Kepahlawanan Basoeki Abdullah dan Seniman Lain
Menurut dia, para seniman memang berjuang bukan menggunakan senjata. Mereka adalah pejuang yang mengandalkan lukisan maupun tulisan. Dan Basoeki merupakan sosok penting yang karyanya dipamerkan secara virtual atau melalui medium imersif.
Selanjutnya, Amalia menilai, hampir tak ada pelajaran di sekolah mengenai sejarah seni rupa. Yang berhubungan dengan pencipta karya seni itu. Pelajaran itu hanya dapat diperoleh ketika ada di jurusan seni rupa di kampus. Sehingga memamerkan karya lukis para seniman sangat penting bagi edukasi. “Terutama generasi baru,” tutur Amalia. Ia menyebutkan bahwa ini harus menjadi pengetahuan bagi lintas generasi.
Dia mengatakan, ada Museum Basoeki Abdullah, yang saat ini dikelola pemerintah. Maka, setelah menyaksikan pameran 14 karya Basoeki, masyarakat juga bisa mendatangi dan berkunjung ke museum itu. Museum ini berada di Jalan Keuangan Raya No.19, Cilandak, Jakarta Selatan.
Memamerkan Karya Basoeki Abdullah seperti Laiknya Willem van Gogh
Program Director Galeri Indonesia Kaya Renitasari Adrian, mengatakan ini pertama kali Galeri Indonesia Kaya menampilkan karya seni rupa secara mendalam. Dia mengatakan, di beberapa negara yang pernah di luar negeri, pameran seni rupa kerap dipamerkan secara digital di berbagai tempat. Salah satunya, seperti karya pelukis Vincent Willem van Gogh.
Melihat itu, ia berujar, kerap terlintas di benaknya. “Aduh, kapan sih kita bisa menampilkan karya maestro Indonesia, khususnya di tempat kami, Galeri Indonesia Kaya ini,” tutur Renitasari. Ternyata, kata dia, putri Basoeki, Cecilia Sidhawati, pun berpikir soal hal serupa. Bagaimana karya ayahnya bisa dipamerkan laiknya karya van Gogh.
“Mbak Sidhawati juga punya mimpi yang sama kapan ya di Indonesia karya Bapak bisa ditampilkan seperti karyanya van Gogh,” tutur Renitasari. Pameran itu berlangsung setelah Galeri Indonesia Kaya bekerja sama dengan Gondola Team. Lalu, dipilihlah belasan karya Basoeki dipamerkan secara virtual.
Pameran itu memunculkan lukisan Mahatma Gandhi, dr. Wahidin Sudiro Husodo (1950), Raden Ajeng Kartini (1976), Potret Dr. Ir. Soekarno, Basoeki Abdullah Potret Diri, Pantai Flores (1942), Flora dan Fauna (1980), Lanscap Gunung Merapi, Jika Tuhan Murka, Sungai Tak Pernah Kembali, Perubahan Kehidupan Dunia, Pertempuran Gatotkaca Lawan Antasena Memperebutkan Sembrada, Bima Suci Berjuanglah Sampai Tercapai, serta Perkelahian Antara Rahwana dan Jatayu Memperebutkan Sita (1950-1954).
Pilihan Editor: Museum Basoeki Abdullah Gelar Kompetisi, Kategori Karya Seni Diperluas