Informasi Terpercaya Masa Kini

Voice of Baceprot Sampaikan Kegelisahan Lewat Mighty Island

0 7

jpnn.com, JAKARTA – Band rock, Voice of Baceprot (VoB) akhirnya meluncurkan lagu terbaru yang berjudul Mighty Island.

Lagu tersebut lahir dari kegelisahan Voice of Baceprot terhadap isu lingkungan.

Sejak 2021, band beranggotakan Firda Marsya Kurnia (gitar/vokal), Widi Rahmawati (bass), Euis Sitti Aisah (drum) itu mencoba mendalami relasi antara manusia dan alam.

Voice of Baceprot menelisik bagaimana aktivitas manusia ternyata telah menjadi faktor dominan dalam kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Voice of Baceprot Jadi Band Indonesia Pertama yang Tampil di Festival Glastonbury

Hal tersebut bermuara pada Mighty Island, sebuah lagu dengan judul yang terasa hening namun bermuatan satir.

Tidak hanya satir, trio rock asal Garut tersebut juga mengadopsi pepatah berbahasa Sunda dalam lagu yang diciptakan oleh Marsya.

Lagu Mighty Island dengan jelas menyiratkan amarah dan ketakutan akan kehancuran masa depan.

Dari segi musik, lagu itu memuat raungan distorsi yang terdengar mengalun, menjadi pengantar lirik yang menunjuk manusia sebagai perusak telak ekosistem yang pernah megah dan kaya sebagai penopang kehidupan.

Baca Juga: Voice of Baceprot Berangkat Menuju Eropa, Tur Dimulai

Mighty Island menggambarkan kehancuran alam yang disebabkan oleh tindakan-tindakan manusia, seperti pemusnahan hutan dan lahan hijau, pencemaran laut, perburuan liar, dan penyokong mutlak krisis iklim.

Menurut Voice of Baceprot, penekanan kata ‘Island’ dalam judul lagu tersebut dimaksudkan sebagai simbol pengantar rasa getir.

Personel menilai bahwa bumi yang dahulu indah, kokoh, dan menjadi sumber beragam kehidupan, kini kian terkikis habis-habisan oleh keserakahan penguasa, dan ketidakpedulian masyarakat.

Baca Juga: Rilis Album Moon Music, Coldplay Berjuang dengan Konflik

Voice of Baceprot menghadirkan video lirik Mighty Island yang diunggah melalui akun resmi di YouTube.

Peluncuran video lirik tersebut merupakan suatu upaya dari VoB agar pesan dan suaranya bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

“Hal tersebut kami lakukan sebagai salah satu upaya untuk menggaungkan suara risau itu secara lebih luas. Kami juga menganggap langkah itu sebagai upaya untuk mendapatkan kembali rumah ramah tempat bersemayamnya karya-karya kami,” kata Marsya VoB.

“Kami sebenar-benarnya berharap, semoga ada kesadaran yang terbangunkan. Semoga ada kewarasan yang tergugah sebelum semuanya benar-benar terlambat,” tambah Widi VoB. (ded/jpnn)

Leave a comment