Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Pengamat menilai kasus hilangnya dana nasabah membuat investor mempertanyakan sistem keamanan BRI bagi nasabah.

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) ambruk 5,05 persen pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesi II pukul 14.46 WIB. Penurunan tersebut membuat harga saham bank BUMN itu bergerak di level Rp 4.890 per saham.

Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai penurunan harga saham tersebut terjadi karena sentimen internal perusahaan.

Hans menilai kasus hilangnya dana nasabah membuat investor mempertanyakan sistem keamanan BRI bagi nasabah.

"BRI kemarin ada kasus uang nasabah yang hilang, itu mungkin yang menjadi sentimen internalnya," kata Hans dihubungi Kompas.com, Jumat (26/4/2024).

"(Kalau sentimennya kenaikan BI-rate), saham BCA dan BNI enggak turun (terlalu dalam) nih," jelasnya.

Baca juga: BRI Raup Laba Bersih Rp 15,98 Triliun pada Kuartal I 2024

Rekomendasi hold

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 perse pada April 2024. Hans menilai kenaikan suku bunga BI disambut netral oleh perbankan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siang ini turun tipis 0,2 persen, Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi 2,1 persen, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) melemah 2,3 persen.

Pada akhir perdagangan Kamis (25/4/2024) aksi jual saham BBRI cukup tinggi mencapai Rp 2,5 triliun. Sementara itu, net sell asing saham BBCA tercatat sebesar Rp 1 triliun.

“Rekomendasinya, hold dulu ya. Karena kita akan tunggu dulu berapa besar penurunan sahamnya. Angka (dana nasabah yang hilang memang kecil) tapi permasalahan sistem menjadi pertanyaan,” ungkap dia.

“Tapi biasanya masalah internal seperti ini, pengaruhnya terhadap saham hanya sementara. Pelaku pasar kalau mau spekulasi bisa buy on weakness pada level Rp 4.700 - 4.800,” tegasnya.

Baca juga: Kuartal I 2024, Penyaluran Kredit BRI Capai Rp 1.308,65 Triliun

Imbas berakhirnya restrukturisasi kredit

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan sejauh ini pelemahan saham BBRI bukan karena kenaikan BI-rate. Namun lebih kepada restrukturisasi kredit yang sudah berakhir.

“Berdasarkan kinerja, laba bersih di bawah ekspektasi, pertumbuhan bottom line di bawah ekspektasi, NPL mengalami kenaikan, dan restrukturisasi kredit berakhir Maret ini,” jelas dia.

Hans menambahkan, dengan berakhirnya restrukturisasi kredit, maka bank harus melakukan peningkatan pencadangan.

“Investor berhati-hati karena program rstrukturisasi OJK berakhir. Mungkin bank-bank harus adjust terhadap laba, dan setelah restrukturisasi, pencadangan harus ditingkatkan,” tegas Hans.

Sebagai informasi, dalam sepekan harga saham BBRI ambles 8 persen. Saham BBCA menguat tipis 0,37 persen, dan saham BMRI naik 0,37 persen. Sementara itu, saham BBNI turun 1,4 persen dalam sepekan terakhir.

Baca juga: BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow