Mengenal Duck Syndrome, Gangguan Psikologis saat Orang Terlihat Senang padahal Tertekan
Setiap orang mengalami naik turunnya kehidupan, namun terkadang mereka menyaring apa yang bisa dilihat oleh orang lain. Baik saat online atau dalam interaksi kehidupan nyata, mungkin sulit untuk memberi tahu orang lain jika sedang mengalami kesulitan.
Hal tersebut membuat mereka pada akhirnya menampilkan kebahagiaan, di balik perasaan tertekan yang tengah dirasakannya. Fenomena ini sering disebut dengan duck syndrome atau sindrom bebek.
Meski kebanyakan orang membagikan aktivitas sehari-hari atau kebahagiaan di media sosial, itu bukan berarti hal yang terjadi juga di dunia nyata. Hal ini karena media sosial bisa menipu.
Apa itu duck syndrome?
Duck syndrome berasal dari gagasan bahwa bebek dapat terlihat tenang saat meluncur di permukaan air sambil mengayuh dengan panik tepat di bawah permukaan agar tetap bertahan dan bisa berenang.
Banyak orang mengidentifikasi diri mereka dengan gambaran ini karena mereka merasa harus menjaga ketenangan sambil berjuang untuk mengimbangi orang lain. Duck syndrome bukanlah penyakit atau diagnosis kesehatan mental formal.
Baca Juga : 7 Kebiasaan untuk Jaga Kesehatan Mental, Bunda Perlu Tahu
Akan tetapi, perasaan tertekan sambil mempertahankan sikap eksternal yang tenang pada kenyataannya, dan mungkin ini disebabkan oleh masalah kesehatan mental atau stres yang tengah dialami.
Melansir dari laman PsychCentral, jika mengidap sindrom ini, Bunda mungkin takut dengan apa yang dipikirkan oleh orang lain ketika mereka mengetahui bahwa hidup Bunda tidak begitu sempurna.
Mungkin Bunda juga merasa bahwa tidak ada seorang pun yang dapat memahami apa yang dialami.
Penyebab dan gejala duck syndrome
Lantaran istilah ini pertama kali digunakan di Stanford University, duck syndrome menjadi standar di kalangan mahasiswa perguruan tinggi dan pascasarjana. Akan tetapi, sindrom ini tidak hanya terjadi pada mahasiswa.
Penyebab duck syndrome
Dalam hal ini, ada beberapa indikator mengapa beberapa mahasiswa mengalami duck syndrome. Berikut di antaranya:
- Transisi ke kehidupan kampus dapat menimbulkan stres karena siswa mengalami peningkatan tuntutan perubahan akademis, ekstrakulikuler, dan sosial saat belajar untuk tinggal jauh dari keluarga mereka untuk pertama kalinya.
- Melihat konten media sosial tertentu dapat menimbulkan perbandingan dan membuat mereka merasa kehidupan orang lain lebih mudah atau diinginkan.
- Tekanan dari diri sendiri atau keluarga untuk mempertahankan standar yang tidak masuk akal dapat menyebabkan seseorang stres.
- Seseorang yang terbiasa dengan intervensi orang tua mungkin merasa sulit untuk belajar mandiri mengatasi stres baru.
- Lingkungan yang kompetitif dapat memicu perasaan stres
Gejala duck syndrome
Tanda dan gejalanya mungkin berbeda-beda, namun ada beberapa kesamaan pada mereka yang mengalami sindrom ini:
- Perbandingan dengan orang lain
- Merasa orang lain lebih baik
- Merasa seolah-olah gagal memenuhi tuntutan hidup
- Takut akan pengawasan atau kritik
- Merasa seperti orang lain memanipulasi situasi untuk menguji kinerja
Duck syndrome dapat memicu kondisi kesehatan mental yang mendasarinya, seperti depresi dan kecemasan atau gejala kesehatan mental lainnya.
Cara mengatasi duck syndrome
Mengelola duck syndrome mungkin sulit karena belum diketahui banyak orang. Akan tetapi, ada beberapa langkah untuk membantu diri sendiri mengatasi sindrom ini:
1. Konsultasi dengan terapis
Mengunjungi psikoterapis dapat membantu mendapatkan pengobatan dan menemukan orang yang suportif untuk membimbing melewati duck syndrome. Terapi dapat membantu kesejahteraan Bunda secara keseluruhan.
Menemukan terapis yang tepat sangat penting untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan butuhkan dari terapi.
2. Pengobatan
Pengobatan untuk kecemasan dan depresi mungkin merupakan bagian dari penanganan sindrom ini, dan gejalanya mungkin tumpang tindih dengan kondisinya.
Obat anti-depresan atau anti cemas dapat meringankan gejala yang berhubungan dengan duck syndrome. Jika ingin mengonsumsi obat tersebut, pertimbangkan untuk berkonsultasi dan konsumsi sesuai resep dokter, ya, Bunda.
3. Perawatan diri
Tidak perlu berpura-pura seolah semuanya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak. Langkah perawatan diri yang dapat membantu mengatasi sindrom ini adalah:
- Melatih perhatian
- Menetapkan batasan
- Mempelajari keterampilan manajemen waktu
- Berbicara dengan orang yang disayangi
- Belajar menetapkan tujuan yang cerdas
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui terkait duck syndrome. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Pilihan Redaksi
- 10 Tanda Seseorang Dewasa secara Mental dan Emosional Menurut Psikolog
- Mengenal Peter Pan Syndrome, Kondisi Psikologis yang Dialami Mark NCT
- 7 Cara Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis, Sudahkah Bunda Melakukannya?
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!