Informasi Terpercaya Masa Kini

6 Faktor Meningkatkan Risiko Seseorang Autisme, Apa Itu Spektrum Autisme?

0 12

TEMPO.CO, Jakarta – Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering disebut spektrum autisme merupakan gangguan perkembangan saraf. Gangguan tersebut mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi, berinteraksi, serta berperilaku.

Bukan hanya autisme, spektrum autisme juga mencakup sindrom Asperger, sindrom Heller, dan gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS).

Autisme dalam laman Timesofindia termasuk gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku yang ditandai dengan tindakan berulang dan masalah bersosialisasi. Terlepas dari jenis kelamin, ras, atau status sosial ekonomi, kondisi ini dapat berkembang pada usia dini. Orang dengan autisme berperilaku, berinteraksi, belajar, dan berkomunikasi dengan cara yang berbeda dari orang lain.

Seperti yang dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang autisme, yaitu :

1. Berjenis kelamin laki-laki.

2. Memiliki keluarga dengan riwayat autisme.

3.Terlahir secara prematur.

4. Memiliki kelainan genetik atau kromosom tertentu, seperti sindrom Fragile X dan tuberous sclerosis.

5. Dilahirkan dari kedua orang tua yang berusia lebih dari 40 tahun.

6. Dilahirkan dari ibu yang mengonsumsi minuman beralkohol atau obat-obatan tertentu, terutama obat epilepsi, selama masa kehamilan.

Gejala autisme sering kali muncul di usia 2 (dua) tahun. Pada sebagian kasus, gejala autisme tampak di usia kurang dari 1 (satu) tahun atau baru muncul ketika dewasa. Penderita autisme umumnya mengalami hambatan saat menjalani aktivitas sehari-hari, dengan gejala dan tingkat keparahan yang dapat berbeda-beda pada tiap penderita.

Berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya muncul pada penderita autisme :

1. Gangguan Komunikasi dan Interaksi Sosial.

a. Tidak merespons saat namanya dipanggil, meski kemampuan indera pendengarannya normal.

b. Tidak pernah mengungkapkan emosi dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.

c. Tidak bisa memulai atau meneruskan percakapan, bahkan hanya untuk meminta sesuatu.

d. Sering mengulang kata (ekolalia), termasuk latah, tetapi tidak memahami penggunaannya secara tepat.

e. Sering menghindari kontak mata dan kurang menunjukkan ekspresi wajah.

f. Memiliki nada bicara yang tidak biasa, misalnya datar seperti robot.

g. Lebih senang menyendiri, seperti berada di dunianya sendiri.

h. Tidak memahami pertanyaan atau petunjuk sederhana.

i. Enggan berbagi, berbicara, atau bermain dengan orang lain.

j. Menghindari atau menolak kontak fisik dengan orang lain.

2. Gangguan Pola Perilaku. Beberapa gejala yang berkaitan dengan gangguan pola perilaku tersebut adalah :

a. Sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, tetapi tidak merespons rasa sakit.

b. Pola aktivitas yang selalu sama dan marah jika ada perubahan.

c. Kelainan pada sikap tubuh atau pola gerakan, misalnya selalu berjalan dengan berjinjit.

d. Gerakan repetitif atau berulang, misalnya mengibaskan tangan atau mengayunkan tubuh ke depan dan belakang.

e. Jenis makanan yang dipilih cenderung sama, misalnya makanan dengan tekstur tertentu.

Makin cepat autisme ditangani, makin efektif pula penanganan yang diberikan. Oleh sebab itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Anda menunjukkan gejala autisme. Dikutip dari laman yankes.kemkes.com, autisme umumnya dapat terdeteksi pada masa awal perkembangan anak. Oleh karena itu, segera periksakan anak ke dokter bila menunjukkan gejala di bawah ini :

1. Mengalami keterbatasan dalam kemampuan berbicara atau berinteraksi.

2. Tidak memberi respon bahagia atau senyum hingga usia 6 bulan.

3. Tidak meniru suara atau ekspresi wajah sampai usia 9 bulan.

4. Tidak mengoceh hingga usia 12 bulan.

5. Tidak memberi gestur tubuh, seperti melambai, sampai usia 14 bulan.

6. Tidak mengucapkan satu kata pun hingga usia 16 bulan.

Pilihan Editor: Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Leave a comment