Alasan Apple Pilih Buat Pabrik iPhone di Cina Ketimbang Amerika
Presiden Amerika Donald Trump mengenaikan tarif impor 20% untuk Cina dan tarif resiprokal 125%, dengan salah satu tujuan mendorong Apple memindahkan fasilitas manufaktur ke AS. Berikut alasan produsen iPhone membangun pabrik di Cina.
Apple mengalihdayakan manufaktur smartphone ke Foxconn dan Luxshare selama ini ini. Sekitar 90% iPhone diproduksi di Cina.
CEO Apple Tim Cook telah mengisyaratkan pada beberapa kesempatan mengenai alasan perusahaan memilih Cina ketimbang Amerika.
“Ada kesalahpahaman tentang Cina. Kepercayaan umum yakni perusahaan datang ke Cina karena biaya tenaga kerja murah. Saya tidak yakin bagian Cina mana yang mereka maksud, tetapi kenyataannya adalah Tiongkok sudah tidak lagi menjadi negara dengan biaya tenaga kerja murah sejak bertahun-tahun lalu,” kata Cook dalam Forum Global Fortune di Guangzhou pada 2017.
“Dan itu bukanlah alasan untuk datang ke Cina, dari sudut pandang rantai pasok. Alasannya yakni karena keterampilan, dan kuantitas keterampilan di satu lokasi, serta jenis keterampilannya,” Cook menambahkan.
Buku berjudul ‘Biografi Steve Jobs’ karya Walter Isaacson menggambarkan pertemuan antara Jobs dan Presiden AS periode 2009 – 2017 Barack Obama pada 2010 dan 2011. Saat itu, Jobs menjelaskan bahwa masalah utama Amerika yakni kekurangan 30 ribu engineer terlatih yang dibutuhkan untuk mendukung tenaga kerja pabrik iPhone.
“Apple memiliki 700 ribu pekerja pabrik yang bekerja di Cina. Itu karena Apple membutuhkan 30 ribu engineer di lokasi untuk mendukung para pekerja tersebut. Anda tidak akan menemukan banyak teknisi di Amerika yang dapat dipekerjakan,” kata Jobs.
HP dan Laptop Dikecualikan dari Tarif Impor Tinggi
Pemerintahan Amerika di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump pada Sabtu (12/4), membebaskan ponsel pintar atau smartphone, komputer, dan beberapa perangkat elektronik lainnya dari tarif resiprokal alias timbal balik, termasuk pungutan 125% yang dikenakan pada impor Cina.
Dalam pemberitahuan, Bea Cukai dan Patroli Perbatasan Amerika mengatakan barang-barang tersebut akan dikecualikan dari tarif impor global Trump 10% pada sebagian besar negara dan pajak impor Cina yang jauh lebih besar.
Trump mengatakan dia akan memberikan rincian lebih lanjut tentang pengecualian tersebut pada awal minggu depan. “Kami akan sangat spesifik,” kata dia kepada wartawan di Air Force One, dikutip dari BBC, Minggu (13/4). “Namun, kami menerima banyak uang. Sebagai negara, kami menerima banyak uang.”
Langkah itu diambil setelah adanya kekhawatiran dari perusahaan teknologi Amerika bahwa harga gadget bisa meroket, karena banyak di antaranya dibuat di Cina.
Pengecualian, berlaku surut sejak 5 April, yang juga mencakup perangkat dan komponen elektronik lainnya, termasuk semikonduktor, sel surya, dan kartu memori.
“Ini skenario impian bagi para investor teknologi,” tulis Kepala Penelitian Teknologi Global di Wedbush Securities Dan Ives di X. “Pengecualian HP dan chip merupakan skenario yang mengubah permainan jika menyangkut tarif Cina.”
Perusahaan teknologi besar seperti Apple, Nvidia, Microsoft dan industri teknologi yang lebih luas dapat bernapas lega akhir pekan ini.
Gedung Putih mengindikasikan pengecualian dibuat untuk memastikan perusahaan memiliki lebih banyak waktu untuk memindahkan produksi ke Amerika.
“Presiden Trump telah memperjelas bahwa Amerika tidak dapat bergantung pada Cina untuk memproduksi teknologi penting seperti semikonduktor, chip, telepon pintar, dan laptop,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt dalam pernyataan pers.
“Atas arahan presiden, perusahaan-perusahaan ini berusaha keras untuk memindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat sesegera mungkin,” ia menambahkan.