Rupiah Sudah 15.000-an, Sri Mulyani Tetap Waspadai Kondisi Ekonomi Global
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir terus menguat. Bahkan saat ini rupiah sudah berada pada level kisaran 15.000-an sejak beberapa hari terakhir.
“Rupiah sekarang sudah di bawah 16.000 lagi, bahkan 15.952. Meskipun secara year to date depresiasinya 3,48%. Kalau dibandingkan negara lain, relatif baik,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA Edisi Agustus 2024, Selasa (13/8).
Pada perdagangan sore kemarin (13/8), mata uang rupiah ditutup menguat tajam 122 point pada level 15.832. Sementara penutupan perdagangan sebelumnya, rupiah berada pada level 15.955.
Meskipun begitu, Sri Mulyani tetap mewaspadai kondisi global yang masih terus bergejolak. Dia menegaskan saat ini indeks dolar AS masih terus menguat secara global.
Meskipun Federal Funds Rate atau FFR cenderung akan turun, Sri Mulyani mengatakan US Treasury masih akan cenderung menekan karena memiliki defisit besar.
Dia menuturkan, AS kemungkinan masih akan menerbitkan US Treasury yang banyak dan menyebabkan yield jatuh. “Ini yang harus kita waspadai dari pergerakan pasar karena pengaruh global,” ujar Sri Mulyani.
Untuk itu, Sri Mulyani memastikan Indonesia akan berhati-hati dari sisi bond atau surat berharga negara (SBN). Bendahara negara itu mengatakan hal itu memiliki hubungan dengan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN yang harus tetap dijaga.
“Karena APBN ini harus kita jaga relatif on track sehingga tidak menimbulkan negative surprise kepada market,” kata perempuan yang kerap disapa Ani itu.
Sri Mulyani mengakui pasar keuangan yang terjadi pada pekan lalu memang menggambarkan pergolakan. Meskipun begitu, Sri Mulyani menuturkan dalam kondisi tersebut Indonesia bisa menarik inflow untuk SBN.
“Kalau dilihat ada Rp 4,17 triliun itu inflow masuk untuk membeli SBN dan yang saham Rp 1 triliun sehingga totalnya Rp 5,25 triliun,” ujar Sri Mulyani.