Dengar Jerit Kesakitan saat Malam,Ayah Kaget Anak Tewas Dibunuh Ibunya Sendiri,Pelaku Diduga ODGJ

- Jerit kesakitan anak kejutkan sang ayah di malam hari, ia pun bergegas menuju ke kamar putrinya. Betapa terkejutnya sang ayah saat melihat perut putrinya berdarah, di dekatnya ada ibunya yang memegang pisau mencoba akhiri hidup. Sang anak yang baru berumur 8 tahun tewas dibunuh ibu kandung sendiri yang diduga mengidap gangguan jiwa atau ODGJ. Sahrini (8), warga Desa Leban Jaya, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas,...

Dengar Jerit Kesakitan saat Malam,Ayah Kaget Anak Tewas Dibunuh Ibunya Sendiri,Pelaku Diduga ODGJ

TRIBUNTRENDS.COM - Jerit kesakitan anak kejutkan sang ayah di malam hari, ia pun bergegas menuju ke kamar putrinya.

Betapa terkejutnya sang ayah saat melihat perut putrinya berdarah, di dekatnya ada ibunya yang memegang pisau mencoba akhiri hidup.

Sang anak yang baru berumur 8 tahun tewas dibunuh ibu kandung sendiri yang diduga mengidap gangguan jiwa atau ODGJ.

Sahrini (8), warga Desa Leban Jaya, Kecamatan Tuah Negeri, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, tewas dibunuh ibu kandungnya sendiri, Suminah (43).

Perisiwa tersebut terjadi di rumah mereka pada Kamis (11/1/2024) pukul 21.40 WIB.

Kasus tersebut berawal saat korban yang tertidur di kamar berteriak kesakitan.

Baca juga: Dapat Uang Damai Rp 5 Juta, Dede Jaya Malah Bunuh Pedagang Semangka, Ingkari Janji Nikahi Istrinya

Sang ayah, Tri Sarno (53) yang mendengar teriakan sang anak langsung masuk ke kamar.

Betapa terkejutnya ia melihat Sahrini dalam kondisi berdarah di bagian perut.

Sementara di dekatnya ada Suminah yang masih memegang senjata tajam.

Tri Sarno kemudian meminta anaknya yang lain, Rohati untuk membawa Sahrini ke rumah sakit.

Sementara ia memegangi Suminah yang berusaha bunuh diri dengan menusukkan senjata tajam ke lehernya.

Dibantu warga, Tri Sarno sempat mengikat pelaku dengan menggunakan tali di dalam rumah sebelum dibawa ke Polres Musi Rawas. Sementara korban Sahrini dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Motif Dede Jaya Bunuh Tukang Semangka, gegara Perselingkuhan, Beli Air Keras Online Sebulan Lalu

“Ketika dibawa ke puskesmas korban dinyatakan tewas karena banyak kehilangan darah, lantaran mengalami luka di tubuhnya,” ucap Kasat Reskrim Polres Musi Rawas, AKP Herman Junaidi, Jumat (12/1/2024).

Berdasarkan keterangan keluarga, pelaku sempat mengalami gangguan jiwa.

“Pihak keluarga juga menyatakan memang pelaku ini pernah dirawat karena gangguan jiwa.

Tapi kita akan pastikan lagi dengan melakukan pemeriksaan terhadap kejiwaannya,” jelas Herman.

Sementara itu dari keterangan tetangga yang menolak disebutkan namanya, kakak korban sempat membawa Sahrini ke bidan setempat.

Saat diperiksa, bidan menemukan luka robek di bagian dada dan perut korban.

Bocah 8 tahun tersebut kemudian dirujuk ke puskesmas.

Baca juga: ANAK di Semarang Tewas, Ancam Bunuh Ibu dan Adik, Ayah Pilih Duel, Jaga Keamanan Keluarga: Ia Ngepil

"Sempat dibawa ke bidan setempat, tapi tidak sanggup.

Jadi malam itu langsung dibawa ke Puskesmas, tapi setelah tiba, korban sudah dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan," ungkapnya.

Sang tetangga mengatakan bahwa korban tinggal bersama ayah, ibu dan kakak perempuan.

"Korban masih usia 8 tahun, pelakunya ibu kandungnya sendiri. Korban ini anak terakhir pelaku," ucapnya.

Selain mengamankan pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti berupa 1 helai jaket warna pink lengan panjang milik korban, 1 helai celana pendek warna hitam abu abu milik korban.

Serta 1 helai celana rok SD panjang warna merah milik korban, dan 1 bilah senjata tajam jenis sabit milik pelaku.

Pelaku disebut gangguan jiwa

Kadus 4 Desa Leban Jaya, Suwarto mengatakan, pelaku yang tak lain ibu kandung korban merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Ia mengatakan saat ini pelaku memang dalam pengawasan dokter di puskesmas setempat .

"Pelaku dalam pengawasan dokter Puskesmas, karena alami gangguan jiwa," ucapnya.

Menurut Suwarto, pelaku mengalami gangguan jiwa sejak enam bulan terakhir. Bahkan, pihak Puskesmas Air Beliti sering datang ke rumah pelaku untuk memberikan obat.

"Sudah lama gangguan jiwa, ada setengah tahun. Pelaku juga rutin minum obat. Kumatnya juga jarang-jarang," jelasnya.

"Info dari warga pelaku lagi kumat waktu kejadian. Sebenarnya, kalau sehat dia seperti orang biasa," imbuhnya.*)

BERITA LAIN: MASIH 18 Tahun Sudah jadi Ayah, ABG Murka Foto Anaknya Hasil Nikah Siri Disebar, Nekat Bunuh Teman

Seorang remaja di Madura nekat membunuh temannya yang masih duduk di bangku SMK.

MFA (18) nekat mengajak adiknya MAJ (16) untuk menghabisi temannya berinisial H (16) lantaran sakit hati.

MFA rupanya marah lantaran H telah membocorkan rahasia yang selama ini ia tutup rapat.

Baca juga: INNALILLAHI Pria di Labuhanbatu Tega Bunuh Kakek Depan Rumah, Korban Ditikam Pisau, Motif Sakit Hati

Kepada penyidik, MFA mengaku sakit hati lantaran H nekat menyebarkan foto anaknya hasil dari pernikahan sirinya.

Ya, MFA ternyata sudah nikah siri dan memiliki anak.

Selama ini tidak ada yang tahu kalau MFA sudah nikah siri dan memiliki anak.

Namun, H yang masih tercatat sebagai siswa SMK ini justru menyebarkan foto anak MFA.

Hal ini diungkapkan tersangka MFA di hadapan Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya dan Kasatreskrim AKP Heru Cahyo di mapolres, Senin (8/1/2024).

“Gara-gara foto anak dari tersangka MFA dipamerin oleh korban.

Tersangka sakit hati, karena korban memperlihatkan anak tersangka yang sebelumnya tidak diketahui bahwa tersangka ini sudah menikah dan punya anak,” ungkap Febri dalam rilis pers, Senin.

Sakit hati itulah yang mendorong MFA merencanakan pembunuhan H dibantu sang adik, MAJ.

Ceritanya, pada Kamis (4/7/2024) malam, MFA dan MAJ mengajak korban ngopi bareng.

Setelah pukul 19.00 WIB korban lalu dibawa ke TKP di rawa-rawa dengan alasan mau melihat pancing yang dipasang, (pancing) milik pelaku.

MFA turun duluan ke TKP, kemudian memanggil korban agar melihat pancingnya.

Di situlah kemudian terjadi pembunuhan.

MFA memukul korban pada kepala bagian belakang dengan tangan.

Setelah tersungkur kemudian kepala korban ditenggelamkan ke air,” jelas Febri.

Baca juga: Viral Wanita Curhat ke Gus Iqdam, 5 Tahun Nikah Siri dengan Suami Orang, Istri Sah Kerja di Taiwan

Pada Sabtu (6/1/2024), jasad M ditemukan oleh seorang pemancing, Puji Santoso, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah.

Siang itu, ia hendak memancing bersama anaknya yang masih berusia bocah.

Awalnya, Puji mengira tubuh mayat dengan posisi telungkup itu awalnya adalah boneka.

Namun ketika melihat bagian pelipis telah mengelupas, ia memilih kabur dan menyadari bahwa di depannya adalah mayat.

Mayat ditemukan dalam posisi telungkup, tidak lebih 10 meter dari tepian Jalan Kinibalu, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah.

Dari lokasi penemuan mayat, personel Inafis Satreskrim Polres Bangkalan membawa dua pasang sandal jepit.

Kemudian pada Sabtu (6/1/2024) malam, MFA dibekuk di rumah isteri sirinya di kawasan Kelurahan Bancaran.

Setelah itu giliran MJA yang ditangkap.

Hasil pemeriksaan akhirnya kakak beradik ini ditetapkan tersangka, Senin (8/1/2024).

Selain MFA dan MAJ, Satreskrim Polres Bangkalan juga menangkap pelaku penadahan motor milik korban, AFP (16), warga Kelurahan Kemayoran, Kota Bangkalan.

Polisi juga menghadirkan tiga unit sepeda motor sebagai barang bukti.

Meliputi Honda Supra 125 bernopol M 2892 HS, Honda Beat warna putih biru tanpa nopol, dan Honda Beat warna putih merah dengan nopol M 2783 H.

Motor Honda Supra digunakan sebagai sarana saat dua pelaku kakak beradik MFA dan MAJ berboncengan tiga dengan korban Hifni ke sebuah warung untuk ngopi bareng pada Kamis (4/1/2024) siang, sebelum peristiwa pembunuhan.

Sementara motor Honda Beat warna putih merah dengan nopol M 2783 H digunakan saat kedua pelaku membawa korban, berboncengan tiga menuju lokasi pembunuhan di rawa-rawa pinggir Jalan Kinibalu, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah sekitar pukul 19.00 WIB.

“Motor korban digadaikan oleh tersangka senilai Rp 4 juta, kami juga amankan penadahnya,” pungkas Febri.

Lalu, bagaimana hubungan tersangka dan dua pelaku?

Ternyata, ketiganya selama ini sangat dekat.

Kedekatan ini diakui Mat Wafa, tetangga sekaligus guru korban semasa usia TK hingga SMP.

Bahkan Wafa menyebut, ibu korban bahkan menitipkan anak sulungnya, Hifni kepada MFA.

Meski pihak orang tua korban mengetahui bahwa anaknya sering menjadi korban pemalakan hingga motornya digadaikan oleh tersangka MFA.

Atas tindakan itu, kedua tersangka kakak beradik dijerat dengan Pasal 340 KUHP Juncto 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP Juncto 55 Ayat Ke-1 KUHP dan atau Pasal 80 Ayat (3) Juncto Pasal 78 C Undang-undang (UU) RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 372 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.

”Ini kan ada (Pasal) 338 dan 340 (Pendarahan). Kami akan melihat apakah yang satu (tersangka penadahan) ini memenuhi 340 ya kami berarti 340 KUHP.

Kami juga akan dalami apakah juga terlibat unsur 338,” pungkas Febri.

Sosok Korban

Keluarga H syok ketika mendengar kabar bahwa mayat pria tanpa identitas disebutkan mirip dengan ciri-ciri Hifni.

Korban ditemukan warga di rawa-rawa pinggir Jalan Kinibalu, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah pada Sabtu (6/1/2024) sekitar pukul 10.30 WIB.

Pihak keluarga mengambil jenazah H dari Ruang Pemulasaran Jenazah RSUD Syamrabu Bangkalan dan langsung dikebumikan pada Minggu (7/1/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Hal itu disampaikan Mat Wafa, tetangga sekaligus guru korban semasa usia TK hingga SMP.

“Kenapa kami semua terpukul?, karena korban dikenal santun, tidak pernah punya masalah, anak baik di mata kami.

Kami tidak menyangka jadi korban pembunuhan dan pelakunya adalah teman dekatnya.

Info yang kami terima, pelaku berjumlah dua orang, teman satu sekolah,” ungkap Mat Wafa saat dihubungi melalui sambungan seluler.

Mat Wafa menjelaskan, salah seorang dari pelaku yang berasal dari Kelurahan Mlajah kerap datang berkunjung ke rumah korban.

Bahkan pihak keluarga korban, terutama si ibu sering menitipkan korban ke pelaku karena teman satu sekolah. H merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.

“Meski ibu (korban) mengetahui bahwa H sering dipalak oleh pelaku, ponselnya sering digadaikan oleh pelaku.

Malahan sekarang motornya digadaikan oleh pelaku,” jelas Mat Wafa.

Ia menambahkan, korban H terakhir kali berpamitan untuk berangkat sekolah pada Kamis (4/1/2024) pagi. Korban yang masih duduk di kelas II awalnya memang memilih tinggal di rumah kos, tetapi belakangan sering pulang selepas sekolah.

“Saat terakhir berpamitan, korban memang tidak membawa ponsel.

Kami resah setelah beberapa hari tidak pulang, keberadaannya tidak diketahui hingga kami mendengar informasi pada Sabtu malam bahwa ada penemuan mayat,” pungkasnya. (edo/ahmad faisol)

(Kompas.com/ Aji YK Putra, Surya.co.id)

Diolah dari artikel Kompas.com dan Surya.co.id

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow