Citigroup Mau PHK Massal 20.000 Karyawan setelah Rugi Rp27,9 Triliun

Citigroup akan mengurangi tenaga kerja globalnya yang kini berjumlah 239.000 sebanyak 20.000 orang, atau sekitar 8% staf.

Citigroup Mau PHK Massal 20.000 Karyawan setelah Rugi Rp27,9 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA – Citigroup global mengatakan akan memangkas 20.000 karyawan selama dua tahun ke depan setelah membukukan kerugian sekitar US$1,8 miliar setara Rp27,96 triliun pada kuartal terakhir.

Saham Citigroup di Wall Street naik 1% saat perseroan tengah berupaya membenahi struktur birokrasi di internal perusahaan dan meningkatkan keuntungan.

“Kuartal keempat jelas mengecewakan. Kami tahu bahwa tahun 2024 adalah tahun yang kritis,” kata CEO Citigroup Jane Fraser kepada para analis, mengutip Reuters, Sabtu (13/1/2024).

Baca Juga : UOB Resmi Akuisisi Bisnis Consumer Banking Citibank, Nasabah Nambah 1 Juta

Chief Financial Officer Citigroup Mark Mason menegaskan perusahaan akan mengurangi tenaga kerja globalnya yang kini berjumlah 239.000 sebanyak 20.000 orang, atau sekitar 8% staf, hingga tahun 2026, termasuk PHK akibat reorganisasi besar-besaran.

Citi juga tidak akan lagi menghitung 40.000 pekerjaan ketika mereka memisahkan diri dan mendaftarkan unit konsumennya di Meksiko, Banamex, dalam penawaran umum perdana, yang pada akhirnya bertujuan untuk mencapai tingkat staf sebanyak 180.000 karyawan.

Baca Juga : : Badai PHK Menghantam di Awal Tahun, Bisnis Startup Sampai Kapan Bertahan?

Namun, beberapa analis mengatakan laporan keuangan dari bank terbesar ketiga di AS berdasarkan aset tersebut tampak kuat ketika biaya satu kali saja dikecualikan.

“Pendapatan Citigroup tampak buruk dengan kerugian besar sebesar US$1,8 miliar, namun bisnis dasar bank tersebut menunjukkan ketahanan,” kata Octavio Marenzi, CEO perusahaan konsultan manajemen Opimas.

Baca Juga : : Amazon PHK Karyawan, Giliran MGM Studio dan Prime Video yang Terdampak

Kerugian tersebut disebabkan oleh biaya sebesar US$3,8 miliar yang diungkapkan dalam keterbukaan informasi di Bursa AS. Biaya tersebut mencakup biaya reorganisasi, cadangan terkait devaluasi mata uang dan ketidakstabilan di Argentina dan Rusia, serta pembayaran sebesar US$1,7 miliar untuk mengisi kembali dana asuransi simpanan pemerintah.

Citigorup memperkirakan akan melaporkan biaya antara US$700 juta dan US$1 miliar tahun ini terkait dengan biaya pesangon dan reorganisasi.

“Setiap kali sebuah industri atau perusahaan melakukan pengurangan seperti ini, hal ini berdampak buruk terhadap moral,” kata Mason kepada wartawan.

Menurutnya pemotongan staf tidak akan mempengaruhi pertumbuhan pendapatan.

Selama pekan tanggal 22 Januari 2024, Citigroup akan mengumumkan lebih banyak perubahan organisasi, menurut memo kepada staf yang dilihat oleh Reuters. Upaya perusahaan untuk menyederhanakan strukturnya sebagian besar akan selesai pada kuartal I/2024, menghemat US$1 miliar dan menghilangkan sekitar 5.000 peran yang sebagian besar bersifat manajerial.

Kompetitor Citigroup seperti JPMorgan Chase dan Bank of America pada hari Jumat melaporkan laba kuartalan yang lebih rendah, sementara Wells Fargo mengungguli dalam hal pemotongan biaya.

Pendapatan Citi turun 3% menjadi US$17,4 miliar pada kuartal ini dibandingkan tahun sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya bank tersebut mengeluarkan pendapatan untuk lima bisnisnya yakni jasa, pasar, perbankan, perbankan pribadi AS, dan kekayaan, yang sebelumnya ditempatkan di bawah divisi yang lebih luas.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow