Chicha, Minuman Haram dari Kolombia

Kalau le Kolombia jangan lupa mencicipi Chicha minuman khas yang masih diharamkan di sana

Chicha, Minuman Haram dari Kolombia

Sewaktu memulai walking Tour, Rafa sudah memberikan semacam hint bahwa kami nanti akan diperkenalkan dengan sesuatu yang khas Kolombia, yaitu dengan meneriakkan Chicha ketika berfoto bersama dan direkam videonya.

Setelah berjalan sekitar 10 menit melewati jalan -jalan kecil di La Candelaria atau kawasan kota tua Bogota dari Plazoleta de Rosaria, kami akhirnya tiba di Plaza de Mercado  La Concordia.

Tepat di depan plaza ini terdapat mural dengan lukisan yang unik bergambar seorang  perempuan suku asli Kolombia dan juga beberapa buah-buah eksotik.

"Di sini, kita semua akan dapat menikmati Chica secara gratis," demikian ujar Rafa sambil juga menjelaskan bahwa di pasar ini terdapat berbagai jenis makanan dan juga minuman serta suvenir yang dapat kita beli.  Setelah mencicipi chica akan ada waktu sekitar 15 menit untuk santai dan belanja sebelum tir dilanjutkan.

Lalu apa itu Chicha? Rafa kemudian menjelaskan bahwa Chicha adalah minuman tradisional Kolombia San juga negara-negara di Amerika Latin lainnya.  Minuman ini sudah ada da populer di suku-suku asli yang mendiami kawasan Andes sejak beribu tahun lalu.

Minuman ini terbuat dari fermentasi jagung dan kemudian dicampur dengan berbagai jenis buah seperti nanas.

Kami kemudian duduk di kursi plastik dan menunggu minuman Chicha disiapkan . Sekitar sepuluh menit kemudian , Rafa muncul dengan membawa dua buah pitcher di tangan dan kemudian menuangkannya ke dalam gelas plastik kami masing-masing.

Sekilas , minuman ini tampak berbusa dengan warna coklat muda.  Saya mencoba sedikit dan rasanya asam-asam sedikit manis.  Namun ada aroma menyegarkan setelah cukup lama berjalan kaki di kota tua Bogota.

Sambil membagikan chica, Rafa kemudian meneruskan ceritanya tentang minuman tradisional Kolombia ini.

"Tahukah anda bahwa sesungguhnya anda bisa masuk penjara dengan minum Chica?"

Rafa kemudian menjelaskan bahwa minuman ini sudah diharamkan di Kolombia sejak tahun 1948 dan hingga sekarang status haram ini belum dicabut walau secara praktik minuman ini dengan mudah dijumpai dimana-mana. Mengapa begitu? Yuk ikuti sekilas kisahnya!

Berabad-abad sebelum kedatangan bangsa Spanyol di Kolombia, penduduk asli suku Muisca telah membuat Chica dengan cara tradisional, yaitu fermentasi jagung dengan cara dikunyah dalam mulut perempuan yang kemudian meludahkan jagung hasil kunyahan yang telah bercampur ludah ke dalam wadah tanah liat untuk memulai proses fermentasi.

Wadah ini kemudian dibungkus dan ditanam dalam tanah sekitar dia minggu dan kemudian baru dibuka. Hasilnya adalah minuman yang lezat dan sedikit kental berbusa.

Tentu saja karena pada awalnya hanya perempuan tertentu yang diizinkan menunya jagung untuk membuat Chica, produk ini hanya terbatas dibuat dengan tujuan tertentu saja.

Kemudian orang mulai belajar untuk menumbuk jagung sehingga mereka bisa membuat Chica dalam jumlah besar tanpa proses dikunyah dalam mulut.  Chica mulai diproduksi secara besar-besaran di Chicheria.

Orang minum Chicha menggunakan calabaza, yaitu tempat minum yang terbuat dari kulit labu yang sudah dikeringkan.

Saya kembali mencoba seteguk Chicha dan kali ini rasa asamnya tampak sudah mulai diterima di mulut dan kesegarannya lebih terasa. Saya sempat berbincang-bincang dengan sepasang suami istri etnis Tionghoa yang berasal dari Amerika Serikat sambil menegak beberapa tetes terakhir Chicha ini.  Walau terasa hasil proses fermentasi nya tetapi tidak memabukkan dan sama sekali tidak mengandung alkohol.

Pada akhir abad ke 19, industri beer mulai masuk ke Kolombia dan diproduksi secara modern dan besar-besaran. Karena merasa tersaingi oleh Chicha, akhirnya Chicha mulai disingkirkan dengan kampanye bahwa beer jauh lebih higienis dan sehat.

No Mas Chicha, Consum Bier!" (Jangan minum Chicha lagi, minum bir !). Demikian kira-kira bunyi kampanye tersebut yang kemudian berpuncak pda pengharaman Chicha pada 1948.  Bahkan Chicha dianggap dapat menimbulkan berbagai macam penyakit karena proses pembuatannya yang tidak standar dan  higienis .

Walaupun begitu, rakyat Kolombia tetap secara turun temurun membuat dan minum Chicha walau secara diam-diam dan sembunyi sembunyi hingga akhirnya pada era 1980 an Chicha mulai kembali muncul secara terang-terangan walau Hukum yang melarangnya tidak pernah dicabut.

Setelah selesai menegak secangkir  chicha, saya makin bersemangat untuk mencoba berbagai macam kuliner khas Kolombia dan akhirnya mencoba sepotong empanada seharga 3000 peso di salah satu gerai.

Perjalanan jalan kaki masih belum selesai.  Yuk tunggu kisah selanjutnya.  

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow