Cerita Dokter Tirta,Ngaku Dulu Arogan dan Sombong,Kini Sadar usai Bertemu dengan Tukang Parkir

- Kisah Dokter Tirta, hidupnya dulu arogan kini berubah setelah bertemu dengan tukang parkir. Dokter sekaligus kreator konten, Dokter Tirta Mandira Hudhi atau dokter Tirta mengaku tidak suka dirinya yang dulu arogan. Ia mengakui dulu dirinya mempunya ego tinggi dan arogan karena merasa paling hebat sehingga sering menyenggol orang lain. Baca juga: Reaksi Rachel Vennya saat Disebut Tak Pernah Menginap di Vila Mewah, Gara-gara Bawa...

Cerita Dokter Tirta,Ngaku Dulu Arogan dan Sombong,Kini Sadar usai Bertemu dengan Tukang Parkir

TRIBUNJABAR.ID - Kisah Dokter Tirta, hidupnya dulu arogan kini berubah setelah bertemu dengan tukang parkir.

Dokter sekaligus kreator konten, Dokter Tirta Mandira Hudhi atau dokter Tirta mengaku tidak suka dirinya yang dulu arogan.

Ia mengakui dulu dirinya mempunya ego tinggi dan arogan karena merasa paling hebat sehingga sering menyenggol orang lain.

Baca juga: Reaksi Rachel Vennya saat Disebut Tak Pernah Menginap di Vila Mewah, Gara-gara Bawa Mi Instan

"Karena ego. Pada waktu itu aku merasa aku dokter, cumlaude, UGM, aku masih praktek dan aku menguasai sains, aku punya toko Shoe and Care, followerku banyak," ujar Tirta dikutip dari YouTube Kasisolusi.

Populirtas itulah yang membuat dirinya dulu sombong dan arogan.

"Popularitas buat aku sombong dan arogan. Aku merasa diriku paling pinter, gelasku isinya kepintaran dan yang lain go***k. Waktu itu sombong banget," lanjutnya.

Hingga akhirnya ada satu kejadian yang menyadarkannya untuk tidak lagi bertingkat seperti itu.

Ketika itu, dokter Tirta dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju Jakarta dengan bersepda.

"Singkat cerita, ketika gowes sendirian, dari Jogja ternyata di jalan hujan deres, waktu itu di Kebumen hujan angin, di tanjakan," kata Tirta.

"Aku ketemu bapak-bapak tua, nyeker, naik ontel, gowes di tanjakan. Itu udah down duluan, sepeda gue mahal, fisikku kuat, kalah sama bapak-bapak petani," sambungnya.

Bapak tua yang membawa rumput itu pun turun dari sepeda dan menemani dokter Tirta berjalan kaki melewati tanjakan.

"Itu egoku mulai turun. Dia enggak tahu aku siapa, dia bantuin aku sampai atas, lucunya, aku gowes buat hobi, dia gowes buat hidup. Itu tamparan pertama," ucap Tirta.

Masih dalam perjalanan yang sama, ketika sudah sampai di Kebumen, Tirta yang sedang beristirahat di depan minimarket, tiba-tiba tertidur di antara galon-galon air mineral saat sedang mengisi daya ponselnya.

"Disamping sudah ada susu jahet, bingung kan sopo sek nukoke? (siapa yang beliin), tukang parkir," ujar Tirta.

"'Mas jenengan tadi ketiduran, ini saya beliin, ini udah ada kardus, hape enggak ada yang hilang, tak jagain sepedanya,'" kata Tirta menirukan ucapan tukang parkir saat itu.

Saat hendak mengganti uang susu jahe, Tirta ingat dengan jelas ucapan tukang parkir itu yang kemudian meruntuhkan ego dan sikap arogannya.

"'Mas, enggak semua hal harus dinilai pakai uang, saya tahu jenengan punya uang, sepedanya mahal, tapi ini setoran saya belikan gorengan sama susu jahe. Ini penanda bahwa di jalan, mas itu juga sama kayak saya,'" kenang Tirta atas ucapan tukang parkir itu.

"Meneng, diem dong. Wah itu hilang aku egonya. Itu ngerasa malu, kayak, ya tukang parkir ini kan penghasilannya tidak setinggi saya, sekolahnya tidak setinggi saya, tapi dia setorannya buat susu jahe," imbuhnya.

Sejak saat itu, Tirta mengubah penampilannya, tak lagi mengecat rambutnya warna-warni, melanjutkan kuliah dengan jurusan berbeda agar tak merasa dirinya orang paling pintar dan menjadi arogan.

"Ketika aku merasa diriku pinter, itu sebenarnya aku udah jadi orang paling sombong, dan orang sombong itu tinggal nunggu kehancuran," tutur Tirta.

"Untungnya aku dikasih pelajaran lewat orang-orang sekitar yang muncul di jalan untuk nolong. Ternyata di luar sana banyak orang lebih hebat dari aku, jadi aku harus belajar, gelasku harus selalu kosong, karena ilmu itu bisa didapat dari mana aja," imbuhnya.

Tirta mengatakan, tak mau kembali pada dirinya yang dulu lagi. "Aku enggak mau kayak gitu lagi, itu adalah diriku yang menurutku paling jelek sifatnya," kata Tirta.

"Itu orang sombong banget, aku melihat Tirta yang dulu sombong dan arogan," ucapnya kemudian.

Tak mau isi seminar kesuksesan

Sejak bertemu dengan tukang parkir di daerah Kebumen, Jawa Tengah, Tirta sadar bahwa popularitas, kesuksesan yang ia dapatkan bukan hanya karena dia kerja keras, tetapi ada faktor keberuntungan di dalamnnya.

"Sejak saat itu aku enggak mau ngisi seminar-seminar kesuksesan," ujar Tirta dikutip dari YouTube Kasisolusi.

"Karena aku sadar, aku bisa duduk di sini karena luck, ada namanya keberuntungan," imbuhnya.

Pertemuannya dengan seorang tukang parkir yang dengan ikhlas memberinya segelas susu jahe saat dia tertidur di depan minimarket, membuat Tirta tak lagi memandang kesuksesan seseorang hanya dari satu sisi.

"Apakah orang yang gagal tidak bekerja keras? Bekerja keras, semua orang bekerja keras," ucapnya.

"Tapi hanya segelintir orang yang mendapatkan keberuntungan untuk mendapatkan posisi menjadi pengusaha kaya," lanjutnya.

Termasuk dirinya, yang beruntung mendapatkan itu.

Terlepas dari faktor kerja keras, Tirta akhirnya menerima fakta bahwa ada faktor keberuntungan yang ikut andil.

"Kenapa semua orang bekerja keras tidak semuanya menjadi sukses? Karena ada faktor X yang namanya beruntung," tutur Tirta.

"Dan itu aku mengakui, sejak saat itu aku memang acceptance, aku memang beruntung," sambungnya.

Itu sebabnya, Tirta merasa dirinya tak pantas untuk memberikan seminar tentang menjadi orang sukses.

"Menurutku, aku menjadi salah satu orang yang beruntung, jadi aku tidak layak untuk nge-share story kesuksesan, karena aku itu beruntung," ucap dokter yang baru menyelesaikan kuliah S2 di ITB itu.

"Buat apa kita koar-koar sukses kalau luck? Aku kembali ke pattern utamaku, aku sekolah, aku kerja sama orang," imbuhnya.

Pemilik nama Tirta Mandira Hudhi itu juga percaya bahwa setiap orang memiliki titik awal yang berbeda-beda, sehingga dia merasa tidak pantas untuk berbagi cerita sukses.

Baca berita Tribun Jabar lainnya di GoogleNews.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow