Bukan Dedi Mulyadi Rival Baru Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat Muncul,Kader PKS Pengalaman Menang

- Wali Kota Depok Mohammad Idris kini masuk dalam bursa bakal calon gubernur (Cagub) Jawa Barat (Jabar). Muhammad Idris muncul sebagai penantang baru di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jabar 2024. Pria yang sudah memimpin Depok dua periode itu menjadi salah satu kader potensial yang akan diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saat bersamaan, Ridwan Kamil juga diprediksi kembali bertarung di Pilkada Jabar. Nama anggota DPR RI...

Bukan Dedi Mulyadi Rival Baru Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat Muncul,Kader PKS Pengalaman Menang

TRIBUN-TIMUR.COM - Wali Kota Depok Mohammad Idris kini masuk dalam bursa bakal calon gubernur (Cagub) Jawa Barat (Jabar).

Muhammad Idris muncul sebagai penantang baru di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jabar 2024.

Pria yang sudah memimpin Depok dua periode itu menjadi salah satu kader potensial yang akan diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Saat bersamaan, Ridwan Kamil juga diprediksi kembali bertarung di Pilkada Jabar.

Nama anggota DPR RI Dedi Mulyadi juga disebut bakal maju.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jabar Haru Suwandharu membenarkan informasi tersebut.

Menurut Haru, Idris salah satu kader yang dipertimbangkan DPW PKS Jabar untuk maju sebagai Cawagub pada Pilkada 2024 nanti.

“Iya (Idris) salah satu yang kita pertimbangkan,” kata Haru di Hotel Bumi Wiyata Depok, Jawa Barat, Rabu (24/4/2024) malam.

Haru menjelaskan, DPW PKS Jabar saat ini sedang melakukan penyaringan nama-nama Cawagub Jabar yang akan diusung.

Dari nama-nama yang terpilih, DPW PKS Jabar akan melaporkannya kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS.

“Ya intinya kita sedang penyaringan sekarang, sudah ada nama-nama,” ujarnya.

“Hari Senin (29/4/2024), insyaallah kita akan bertemu dengan DPP kita laporkan, nanti kita tunggu keputusan Ustaz Syaikhu seperti apa,” pungkasnya.

Sementarta itu, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menginstruksikan seluruh kadernya untuk memenangkan Imam Budi Hartono pada Pilkada Kota Depok 2024.

Hal itu disampaikan Syaikhu usai memberikan surat rekomendasi kepada Imam maju sebagai Bakal Calon Wakil Wali Kota (Cawalkot) Depok.

“Saya juga instruksikan kepada seluruh struktur, baik DPW, DPD, DPC sampai ke DPR dan juga seluruh anggota PKS untuk berjuang bersama-sama memenangkan bakal calon yang diusung,” kata Syaikhu di Hotel Bumi Wiyata, Beji, Kota Depok, Rabu (24/4/2024) malam.

Sedangkan untuk calon pendampingnya, Syaikhu menyerahkan sepenuhnya kepada Imam Budi Hartono.

“Tentu yang paling tahu (wakil pendamping) nanti tanya akan dijawab oleh Pak Imam Budi Hartono,” ungkapnya.

“Karena beliaulah nanti yang akan banyak berinteraksi, karena beliau sekaligus sebagai ketua DPD ya,” sambungnya.

Meski demikian, Syaikhu memastikan, calon pendamping Imam untuk maju pada Pilkada 2024 Depok akan segera diumumkan.

“Secepatnya (pendamping diumumkan) kalau memang kita sudah form (cek) Pak Imam dengan salah satu yang akan menjadi wakilnya kita akan keluarkan SK ya,” pungkasnya.

Jagoan Demokrat

Sejumlah nama tokoh mantan kepala daerah dan anggota dewan digadang-gadang menjadi nama bakal calon gubernur Jabar.

Di sisi lain, Partai Demokrat tetap membuka bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.

Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Jawa Barat, M Handarujati Kalamullah, mengatakan, setidaknya terdapat dua nama yang berpotensi diusung dalam Pilgub Jabar 2024.

Mereka adalah Cellica Nurrachadiana yang merupakan Bupati Karawang dua periode sekaligus anggota DPR terpilih Pileg 2024.

Kemudian adalah Dede Yusuf yang merupakan Anggota DPR RI sekaligus mantan Wakil Gubernur Jawa Barat.

"Beberapa calon yang kami miliki untuk maju di Pilgub Jabar di antaranya adalah Ibu Cellica dan Kang Dede Yusuf," kata Handarujati melalui ponsel, Rabu (17/4/2024).

Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan ada nama lain dari Demokrat. Sebab terhitung mulai 15 April hingga 30 April 2024, Demokrat Jabar secara serentak mulai melakukan pendaftaran dan penjaringan calon kepala daerah se-Jawa Barat, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Senada dengan pernyataan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Anton Sukartono Suratto, kata Handarujati, Partai Demokrat Jawa Barat optimistis menghadapi Pemilihan Kepala dmDaerah (Pilkada) serentak 2024.

Lebih lanjut, terkait sosok yang akan diusung Demokrat Jabar, menurutnya, harus memenuhi sejumlah kriteria.

Pertama adalah rekam jejak positif. Kedua yaitu tidak memiliki resistensi di daerahnya. Ketiga, memiliki kesungguhan untuk berjuang bersama. Keempat, ada kesamaan visi dalam melaksanakan pembangunan daerah.

"Kami partai inklusif artinya terbuka kepada putra-putri terbaik di Jawa Barat yang penuhi kriteria untuk ikut penjaringan bakal calon kepada daerah melalui Partai Demokrat," ujarnya.

Proses penjaringan bakal calon gubernur dan wakil gubernur dilaksanakan di kantor DPD Partai Demokrat Jawa Barat.

Adapun untuk penjaringan bakal calon bupati dan walikota dilakukan di setiap kantor DPC Demokrat se-Jawa Barat.

"Dalam hal ini juga kami DPD Partai Demokrat Provinsi Jabar mulai membangun komunikasi dengan partai partai politik di jawa barat terkait dengan kerja sama menuju Pilgub Jabar 2024," katanya.

Dedi Mulyadi

Nama Dedi Mulyadi masih menjadi nama yang menarik dalam perhelatan Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024. 

Dedi Mulyadi yang kini duduk sebagai anggota DPR RI tengah menunggu putusan atau rekomendasi dari partainya, Gerindra.

"Ya kami menunggu nanti putusan dari Gerindra, karena memang DPP Gerindra sampai hari ini belum memutuskan urusan pemilihan kepala daerah 2024," ujarnya saat ditemui menghadiri kegiatan di Universitas Muhammadiyah Bandung, Rabu (24/4/2024).

Dedi Mulyadi pindah dari Golkar ke Gerindra sejak 2023.

Saat pemilihan legislatif 2024, mantan bupati Purwakarta dua periode ini pun maju dari partai besutan Prabowo Subianto dan memenangkan Prabowo Subianto menjadi presiden terpilih 2024, termasuk di Jawa Barat.

Dedi Mulyadi sebelumnya sempat mengikuti pertarungan pilgub Jabar pada 2018 berpasangan dengan Deddy Mizwar. 

Dedi Mulyadi bertarung melawan Ridwan Kamil dan Uu Rhuzanul Ulum, Sudrajat dan Ahmad Syaikhu, serta TB Hasanuddin dan Anton Charliyan.

Dedi Mulyadi berujar jika DPP Gerindra mulai berfokus pada Pilkada Mei nanti. Ketika disinggung terkait kesiapannya bila direkomendasikan Prabowo Subianto, Dedi pun selalu siap.

"Nanti Mei dilakukannya (putusan). Ya kalau diperintahkan, jangankan maju, mundur saja siap," ujarnya.

Namun, saat ditanyakan untuk arah politik atau dukungannya di wilayah Purwakarta maupun Subang, Dedi masih enggan memberikan tanggapannya.

Kedatangan Dedi Mulyadi di Universitas Muhammadiyah Bandung ini disambut hangat oleh jajaran sivitas akademik serta mahasiswa UMB.

Dedi Mulyadi mengaku ketika datang ke UMB, lantaran sudah lama tak pernah ke kampus hampir lima tahun baik memberikan materi atau pembicara.

"Hampir lima tahun enggak pernah kasih materi atau jadi pembicara di kampus. Tapi, saya lebih sering dari kampung ke kampung. Kan saya ini gubernur orang lembur," ujarnya.

Profil

Dr. K.H. Mohammad Idris, Lc., MA. (lahir 25 Juli 1961), dikenal dengan nama lain Idris Abdul Shomad adalah seorang ulama dan politikus Indonesia.

Saat ini, ia memegang jabatan Wali Kota Depok yang telah diembannya sejak 2016.

Selama menjabat, kebijakan yang diambilnya selalu kontroversial, salah satunya pengalihfungsian lahan sekolah dasar di Beji, Depok, pada akhir 2022..

Sebelumnya, ia mendampingi Nur Mahmudi Ismail sebagai Wakil Wali Kota Depok.

Kehidupan

Mohammad Idris dilahirkan di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, 25 Juli 1961 dari pasangan Haji Abdul Shomad dari Beji dan Hajjah Yumani binti Sholeh yang berasal dari Cilodong.

Dari Depok, orang tuanya berpindah ke Manggarai untuk berdagang.

Ia dan kedelapan saudara kandungnya lahir dan besar di Jakarta dengan lingkungan keluarga religius, serta merupakan cucu dari ulama terkenal di Beji, yaitu Kyai Haji Hasbi dan Nyai Siqot.

Nama "Idris Abdul Shomad" sempat populer sebelum akhirnya ia memakai nama aslinya, yakni Mohammad Idris.

Penempatan nama belakang "Abdul Shomad" disebabkan ayahnya yang bernama Abdul Shomad.

Idris menamatkan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Jakarta dan melanjutkannya ke Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo hingga meraih beasiswa studi di Arab Saudi pada 1982.

Ia kemudian meraih gelar doktor di Fakultas Syari’ah jurusan Tsaqofah Islamiyyah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi.

Istri dari Mohammad Idris berseragam PKS.

Pada 10 Juli 1988, Idris menikah dengan Elly Farida dan dikaruniai lima anak. Elly lahir pada 16 Mei 1965 (umur 58).

Dibidang birokrasi, Idris pernah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Kota Depok OKD sejak Januari 2009 sebelum akhirnya dilantik sebagai Wakil Wali Kota Depok.

Pada 25 November 2020, Idris dinyatakan positif COVID-19 setelah menjalani tes swab PCR[4] dan dinyatakan negatif COVID-19 pada 3 Desember 2020.

Sebelumnya, pada 27 Agustus 2020 istrinya Elly Farida terlebih dahulu dinyatakan positif COVID-19.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow