Blackberry Berencana PHK 200 Karyawan, Apa Sebabnya?

Perusahaan teknologi asal Kanada Blackberry berencana untuk memangkas jumlah karyawan sebagai langkah efisiensi perusahaan.

Blackberry Berencana PHK 200 Karyawan, Apa Sebabnya?

NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan teknologi asal Kanada Blackberry berencana untuk memangkas jumlah karyawan sebagai langkah efisiensi perusahaan.

Mengutip Marketwatch, Selasa (13/2/2023) rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan itu diungkapkan Blackberry pada Senin (12/2/2024) waktu setempat.

Disebutkan, Blackberry akan mem-PHK sekitar 200 karyawan yang menangani bisnis keamanan siber agar dapat mendorong profitabilitas perusahaan.

Baca juga: Warner Music Berencana Lakukan PHK Kepada 600 Pekerja

Dari upaya PHK 200 karyawan ini diperkirakan perusahaan dapat menghasilkan penghematan tahunan sekitar 27 juta dollar AS atau setara Rp 418,50 miliar (kurs Rp 15.500 per dollar AS).

Adapun langkah PHK ini merupakan bagian terbesar dari rencana berkelanjutan Blackberry untuk memisahkan bisnis Internet of Things dan keamanan siber sebagai divisi yang berdiri sendiri dan mengurangi biaya tahunan sekitar 50 juta dollar AS atau setara Rp 775 miliar.

Selain PHK karyawan, perusahaan yang sebelumnya bernama Research In Motion Limited ini juga telah menghentikan operasional di 6 dari 36 lokasi kantor globalnya sebagai langkah penghematan.

Penutupan 6 lokasi kantor global ini diperkirakan mengurangi biaya tahunan Blackcberry sekitar 7 juta dollar AS atau setara Rp 108,50 miliar.

Baca juga: Induk Perusahaan Snapchat Lakukan PHK Massal

Blackberry memperkirakan akan menurunkan penggunaan kas operasional pada tahun fiskal berjalan dan mengantisipasi arus kas operasional menjadi positif pada kuartal IV 2025.

Adapun saham Blackberry telah anjlok sebesar 33 persen selama 12 bulan terakhir.

Banting setir ke bisnis otomotif

Diberitakan sebelumnya, Blackberry yang sempat merajai pasar ponsel pintar di sejumlah negara, termasuk Indonesia, kini tidak ada lagi gaungnya.

BlackBerry pernah berjaya dalam industri smartphone setelah sukses menyingkirkan Nokia. Pada tahun 2008, perusahaan ini bernilai 84 miliar dollar AS. Produk-produknya pun digemari banyak orang.

Baca juga: 5 Langkah Cepat Dapat Pekerjaan Usai Kena PHK Perusahaan

Saat ini, bisnis ponsel BlackBerry bisa dikatakan gagal total. Lantaran nyaris sudah tak ada lagi harapan, paten ponselnya dijual kepada Catapult IP Innovations Inc. senilai 600 juta dollar AS.

Paten-paten tersebut termasuk paten legasinya untuk mobile device atau perangkat mobile, serta kategori messaging and wireless networking alias layanan pesan dan jaringan nirkabel.

Bernasib tak mujur di bisnis ponsel, BlackBerry kini fokus terjun ke industri otomotif. Bukan sebagai pembuat mobil maupun suku cadangnya, melainkan sebagai produsen pengembang perangkat lunak alias Internet of things atau IoT pada kendaraan.

Dikutip dari laman resmi perusahaan, perangkat lunak tersebut yakni QNX yang diklaim sudah ditanam di lebih dari 215 juta kendaraan dari berbagai pabrikan otomotif.

Baca juga: Didesak Investor, Zoom PHK 150 Karyawan

QNX sendiri merupakan perangkat lunak untuk keselamatan berkendara. Di industri yang sama, perusahaan ini bersaing dengan Aptiv, Denso, Ford, GM, Hyundai, LG Electronics, Magna, dan Volvo.

BlackBerry bahkan menyebut QNX merupakan pemimpin pasar IoT otomotif, di mana perangkat ini sudah digunakan di BMW, Bosch, Honda, Mercedez, Toyota, hingga Visteon.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow