Biodata Faisal Basri,Ekonom yang Sebut 12 Menteri Andalan Jokowi Akan Mundur: Ponakan Mantan Wapres

- Inilah profil dan biodata Faisal Basri, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang menyebut sejumlah menteri di Pemerintahan Jokowi akan mundur dalam waktu dekat. Faisal Bastri menyebut setidaknya ada 15 menteri andalan Jokowi yang akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) karena menganggap Jokowi tidak netral lagi dalam Pilpres 2024. Faisal Basri mengungkap, 15 Menteri tersebut terdiri dari...

Biodata Faisal Basri,Ekonom yang Sebut 12 Menteri Andalan Jokowi Akan Mundur: Ponakan Mantan Wapres

SURYA.CO.ID - Inilah profil dan biodata Faisal Basri, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang menyebut sejumlah menteri di Pemerintahan Jokowi akan mundur dalam waktu dekat. 

Faisal Bastri menyebut setidaknya ada 15 menteri andalan Jokowi yang akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) karena menganggap Jokowi tidak netral lagi dalam Pilpres 2024.

Faisal Basri mengungkap, 15 Menteri tersebut terdiri dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Kemudian, tokoh lainnya adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md.

“Menteri-menteri PDI Perjuangan lima, menteri PKB dua jadi 10, menteri PPP tidak saya masukan karena menteri Bappenas ini sudah berlawanan dengan pengurus PPP sekarang. Ditambah satu dari Nasdem Ibu Siti, kemudian saya lihat-lihat yang potensial juga karena beberapa pertimbangan, Bu Retno, Pak Tasrif, tapi kira-kira 15,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/1/2024).

Faisal mengatakan, menteri-menteri yang tergolong teknokrat jauh lebih siap untuk mundur dibanding menteri dari partai politik. Khususnya, Kementerian ESDM yang banyak diintervensi.

Baca juga: BIODATA Sabam Sirait, Ayah Maruarar Sirait Politikus PDIP yang Keluar, Pesannya: Jaga, Bela Jokowi

Namun, Faisal juga menyatakan dirinya belum mendengar langsung pernyataan mundur dari Sri Mulyani maupun Basuki.

Dia menduga, para menteri masih menunggu momentum yang tepat untuk mengundurkan diri.

"Oleh karena itu, ayo kita suarakan terus, teman-teman suarakan terus (untuk mundur). Karena ini perjuangan moral. Dan ini paling peaceful. Engga pakai bakar-bakaran, enggak anarkis gitu," tambahnya.

Menanggapi hal ini, Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana  langsung membantahnya. 

"Seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju tetap kompak dan solid membantu Presiden untuk memimpin penyelenggaraan pemerintahan sampai akhir masa jabatannya," kata Ari kepada wartawan, Kamis (18/1/2024).

Ari mengatakan tidak ingin memperpanjang isu liar tersebut.

"Terkait isu yang sengaja dilemparkan oleh beberapa pihak bahwa ada menteri yang siap mundur atau tidak nyaman dalam pemerintahan. Tanyakan saja ke pihak-pihak yang melontarkan isu tersebut," pungkas Ari.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti menilai sejumlah menteri bakal menyatakan mundur setelah pelaksanaan Pemilihan Presiden 2024.

"Nanti setelah pilpres (sebagian menteri mundur). Sekarang semua masih menahan diri," ujar Ray kepada wartawan, Rabu (17/1/2024).

Ray memperkirakan, para menteri yang mundur itu kebanyakan dari PDI Perjuangan dan NasDem.

Para menteri yang berasal dari kedua partai tersebut, menurut Ray, masih menahan diri.

"Untuk sekarang mereka belum mundur dari kabinet. Sebab akan buruk terhadap partai maupun capres yang didukung oleh partai," ujar Ray.

Profil dan Biodata Faisal Basri

Faisal Nur Fiqih atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri  lahir di Bandung, Jawa Barat pada 6 November 1959.

Pria berdarah Angkola ini merupakan keponakan mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik.

Basri diambil dari nama ayahnya (Hasan Basri Batubara) yang ia lekatkan sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada ayahnya.

Ia menjadi salah satu pendiri Mara (Majelis Amanah Rakyat) yang merupakan cikal bakal Partai Amanat Nasional. 

Dia juga mendirikan beberapa organisasi nirlaba seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.

Sejak tahun 2000, Faisal diangkat menjadi anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU).

Pada Oktober 2011, Faisal Basri menggandeng Biem Benyamin, putra tokoh legendaris Betawi Benyamin Sueb maju mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen.

Tetapi dia tidak berhasil memenangkan pemilu, dengan suara lebih sedikit dari Joko Widodo, Fauzi Bowo, dan Hidayat Nur Wahid, dan lebih banyak dari Alex Noerdin dan Hendardji Soepandji.

Riwayat Pendidikan

Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Master of Arts (M.A.) dalam bidang ekonomi, Vanderbilt University, Nashville, Tennessee, Amerika (1988)

Riwayat karir:

1981-sekarang: Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia untuk mata kuliah Ekonomi Politik, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Sejarah Pemikiran Ekonomi

1988-sekarang: Pengajar pada Program Magister Akuntansi (Maksi), Program Magister Manajemen (MM), Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan (MPKP), Program Pascasarjana Universitas Indonesia untuk mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis, Perdagangan Internasional, Keuangan Internasional, dan Makroekonomi untuk Manajer, Ekonomi Regulasi, Ekonomi Politik, dan Etika Perencanaan

1997-sekarang: Editorial Board, Jurnal Bisnis & Ekonomi Politik (Quarterly Journal of the Indonesian Economy), diterbitkan oleh Institute for Development of Economics and Finance (Indef)

1999-2003: Ketua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta

1995-2000: Expert (dan Pendiri), Instutute for Development of Economics & Finance (Indef)

1999-2000: Redaktur Ahli Koran Mingguan “Metro”

1999-2000: Dewan Pengarah Jurnal Otonomi, diterbitkan oleh Yayasan Pariba

2000: Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI

1995-1999: Tenaga Ahli pada proyek di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi

1981-1998: Peneliti pada Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEUI

1987-1998: Pengajar pada Program Extension FEUI untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, Teori Makroekonomi, Metode Penelitian, Ekonomi Internasional, dan Organisasi Industri

1991-1998: Sekretaris Program pada Pusat Antar Universitas bidang Ekonomi, Universitas Indonesia

1991-1998: Pengajar pada Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi-Politik Hubungan Internasional; dan Jepang & Negara-negara Industri Baru, dan Ekonomi Politik Internasional

1992-1998: Anggota Redaksi Jurnal Ekonomi Indonesia, diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

1995-1998: Ketua Jurusan ESP (Ekonomi dan Studi Pembangunan) FEUI

1995-1998: Pengajar pada Program Pascasarjana Universitas Indonesia, bidang studi Ekonomi, untuk mata kuliah Strategi dan Kebijakan Pembangunan; dan Program Studi Kajian Wanita; dan Program Studi Khusus Hubungan Internasional

1995-1998: Guest Editor pada NIPPON (Seri Publikasi Monograf Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia)

1996-1998: Anggota Dewan Redaksi Majalah Kajian Ekonomi-Bisnis “Media Eksekutif”, Program Extension Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

1997-1998: Research Associate dan Koordinator Penelitian Bidang Ekonomi dalam rangka kerja sama penelitian antara Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia dengan University of Tokyo

1993-1997: Koordinator Bidang Ekonomi, Panitia Kerja Sama Kebahasaan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim)

1993-1995: Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI)

1994-1995: Pakar Ekonomi pada P3I DPR-RI

1991-1993: Koordinator Bidang Ekonomi pada PAU-Ek-UI

1989-1990: Koordinator Bidang Ekonomi pada PAU-Ek-UI

1990: Pengajar pada Sekolah Tinggi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI) untuk mata kuliah Pengantar Makroekonomi

1985-1987: Anggota Tim “Perkembangan Perekonomian Dunia” pada Asisten II Menteri Koordinator Bidang EKUIN

Penghargaan:

Dosen Teladan III Universitas Indonesia (1996)

Penghargan “Pejuang Anti Korupsi 2003,” diberikan oleh Masyarakat Profesional Madani (MPM), Gedung Joang 45, Jakarta, 15 Januari 2004

“FEUI Award 2005″ untuk kategori prestasi, komitmen dan dedikasi dalam bidang sosial kemasyarakatan, Depok, 17 September 2005. (tribunnews/wikipedia/sumber lain)

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow