Biden: Sangat Berbahaya jika Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Ramadhan

Presiden AS memperingatkan situasi sangat berbahaya jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada bulan Ramadhan. Apa yang dikhawatirkan?

Biden: Sangat Berbahaya jika Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Ramadhan

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Joe Biden pada Selasa (5/3/2024) memperingatkan situasi yang sangat berbahaya jika tidak ada kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada bulan Ramadhan.

Menurut dia, semua itu kini tergantung pada Hamas untuk menerima kesepakatan saat pembicaraan berlanjut di Kairo, Mesir.

Biden juga mengatakan kepada sekutunya, Israel, bahwa tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza.

Baca juga: Israel Putuskan Beri Izin Jemaah Muslim Masuk Masjid Al-Aqsa Saat Ramadhan, tapi...

PBB sebelumnya telah memperingatkan bahwa bencana kelaparan akan segera terjadi di wilayah Palestina itu.

Komentar Biden ini muncul ketika rasa frustrasi Amerika Serikat meningkat baik terhadap Israel atas kebutuhan bantuan Gaza dan meningkatnya jumlah korban sipil, dan juga terhadap Hamas yang mengulur-ulur waktu untuk memenuhi persyaratan termasuk pembebasan sandera.

"Ini ada di tangan Hamas saat ini," kata politikus 81 tahun itu kepada para wartawan saat ia terbang kembali ke Gedung Putih dari tempat peristirahatan kepresidenan Camp David di perbukitan Maryland.

"Pihak Israel telah bekerja sama, tawaran (gencatan senjata) itu rasional. Kita akan tahu dalam beberapa hari. Namun kami membutuhkan gencatan senjata," jelas Biden, sebagaimana dikutip dari AFP. 

Dia menegaskan bahwa harus ada gencatan senjata di Gaza selama Ramadhan.

"Kika kita masuk ke dalam situasi di mana hal ini terus berlanjut hingga Ramadan, Israel dan Yerusalem bisa menjadi sangat, sangat berbahaya," kata Biden. 

Ramadhan akan dimulai pada tanggal 10 atau 11 Maret, tergantung pada kalender lunar.

Baca juga: AS-Yordania Jatuhkan Bantuan Lagi ke Gaza, Kali Ini 36.800 Makanan

Biden tidak menjelaskan lebih lanjut, namun Amerika Serikat pekan lalu mendesak Israel untuk mengizinkan umat Islam beribadah di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan Ramadhan.

Politikus Partai Demokrat itu tengah menghadapi tekanan politik yang akut di tahun pemilihan umum karena dukungannya terhadap Israel di tengah melonjaknya angka kematian warga sipil di Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza terakhir melaporkan jumlah korban tewas di Gaza mencapai 30.631 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Sementara itu, terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken meminta Hamas untuk menerima gencatan senjata segera dengan Israel ketika para militan bertemu dengan mediator Qatar dan Mesir di Kairo.

"Adalah tugas Hamas untuk mengambil keputusan apakah mereka siap untuk terlibat dalam gencatan senjata tersebut," ujarnya saat bertemu dengan perdana menteri Qatar di Washington.

Sementara Amerika Serikat secara terbuka membebankan tanggung jawab kepada Hamas untuk menyetujui gencatan senjata, Washington semakin frustrasi dengan penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengendalikan serangan atau mengizinkan masuknya bantuan.

"Saya bekerja dengan mereka dengan sangat keras," kata Biden, yang sedang berusaha untuk terpilih kembali kepada para wartawan.

Baca juga: Menengok Perjalanan Hubungan Bilateral AS-Israel sejak 1948

"Kita harus memasukkan lebih banyak bantuan ke Gaza. Tidak ada alasan, tidak ada," ungkapnya.

Pesawat-pesawat kargo AS menerbangkan lebih dari 36.000 makanan ke Gaza pada Selasa dalam operasi gabungan dengan Yordania.

Ini adalah operasi kedua sejak Biden memberikan perintah minggu lalu setelah insiden mengerikan di mana lebih dari 100 orang terbunuh dalam kekacauan di sekitar konvoi truk bantuan di Kota Gaza.

Biden juga menepis dugaan adanya ketegangan dengan Netanyahu, setelah Benny Gantz, salah satu saingan Netanyahu dalam kabinet perang Israel, mengunjungi Gedung Putih pada hari Senin (4/3/2024) untuk melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Pada Selasa, mantan kepala militer Gantz bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon dan Blinken di Departemen Luar Negeri.

Biden mengatakan bahwa hubungannya dengan Netanyahu "seperti biasanya."

Biden dari Partai Demokrat dan Netanyahu yang berhaluan kanan sering berselisih selama empat dekade di mana jalur politik mereka berseberangan, namun Biden tetap mendukung Israel selama perangnya dengan Hamas.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow