Informasi Terpercaya Masa Kini

Miliarder Yahudi ‘Arsitek’ di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump

0 16

REPUBLIKA.CO.ID, Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Howard Lutnick, yang dinilai sebagai arsitek dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump, belakangan menuai kritik dari kalangan ekonomi AS yang mengatakan bahwa ia kurang memahami dasar ilmu ekonomi dan salah mengartikan bagaimana tarif berlaku. Pengaruh Lutnick dalam keputusan terkait perdagangan AS pun memunculkan kekhawatiran.

Di antara beberapa penasihat Trump, Lutnick diketahui sebagai orang yang sangat mendukung pemberlakukan kebijakan tarif perdagangan. Beberapa laporan media yang dirangkum oleh Ynet pada Senin (7/4/2025) bahkan menggambarkan Lutnick sebagai arsitek di balik penerapan tarif terhadap barang impor yang masuk ke AS.

Lutnick, dengan dukungan penuh dari pebisnis Amerika-Yahudi akan selalu mendukung penuh atas keputusan akhir Trump terkait tarif mana dan untuk negara apa diterapkan. Sosok Lutnick, yang hingga saat ini masih menjabat sebagai CEO Cantor Fitzgeral, firma pelayanan keuangan global yang bermarkas di New York, belakangan kerap menjadi wakil pemerintahan di hadapan media.

Pria keturunan Yahudi berusia 63 tahun itu kerap tampil di hampir wawancara media di berbagai platform, membela kebijakan tarif Trump yang telah mengguncang perekonomian dunia. “Operasi telah digelar, pasien sudah di atas kasur dan mulai pulih,” kata Lutnick mengilustrasikan. 

Namun demikian, beberapa koleganya di Gedung Putih dan rekanan presiden di luar pemerintahan belakangan mengekspresikan kekhawatiran mereka atas pengaruh Lutnick dalam kebijakan ekonomi AS. Sebulan terakhir, para pengeritik berargumentasi bahwa seringnya Lutnick tampil di televisi malah mengungkap betapa payahnya pemahaman dia terhadap prinsip dasar ekonomi dan bagaimana tarif berlaku.

Infografis kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump. – (Infografis Republika)  

Beberapa kolega Trump mengaku khawatir Lutnick menyarankan kepada presiden apa yang ingin dia dengar, bukan apa yang dia perlu dengar. Dalam suatu kesempatan digambarkan, bahwa Lutnick mengajukan sebuah idea di Ruang Oval, lalu segera mengarahkan dirinya ke kamera televisi mempresentasikannya seolah itu sudah menjadi keputusan resmi Gedung Putih.

“Dia mencoba menjadi seorang Trump-mini. Saya tidak yakin dia mendapat memot bahywa hanya Trump yang bisa menjadi Trump,” kata sebuah sumber di Gedung Putih kepada Politico

“(Sikapnya) itu menegaskan dia tidak benar-benar tahu bagaimana dia harus menjalankan tugasnya,” kata sumber tadi menambahkan.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Lutnick membela kebijakan tarif sebesar 20 persen atas impor dari Uni Eropa (UE) dengan mengatakan, bahwa UE menolak untuk mengimpor daging sapi dari AS. “Mereka menolak daging sapi kita karena daging sapi kita cantik sementera milik mereka lembek,” kata Lutnick.

Nilai kekayaan Lutnick saat ini diperkirakan sekitar 4 miliar dolar AS. Dibesarkan di New York, dia kehilangan kedua orang tauanya saat masih belia. Ibunya meninggal akibat kanker saat ia berusia 15 tahun, lalu disusul oleh ayahnya setahun kemudian.

Pada 11 September 2001, kantor Cantor Fitzgerald yang berlokasi di lantai 104 Menara Utara WTC ikut hancur akibat serangan teroris. Perusahaannya saat itu kehilangan 658 karyawan termasuk kakak Lutnick.

Tregedi 9/11 membuat Lutnick sebagai figur yang dikenal oleh media yang kemudian membuatnya mendapatkan peran di acara realitas The Apprentice, di mana hubungannya Donald Trump dimulai. Lutnick menjadi salah satu tokoh utama penggalan dana kampanye presiden Trump pada 2020 dan 2024. Ia juga menjabat sebagai kepala tim transisi pemerintahan.

Beberapa orang di lingkaran terdekat Trump meyakini Lutnick akan menjadi di antara yang pertama kali keluar dari pemerintahan, merujuk pada kekurangpopuleran dirinya dibandingkan dengan penasihat kunci lainnya. Itu juga alasan mengapa Trump saat ini menunjuknya sebagai menteri perdagangan, bukan memimpin Departemen Keuangan seperti yang Lutnick harapkan.

Pada Sabtu (5/4/2025), Presiden AS Donald Trump meminta warga AS untuk kuat bertahan menghadapi kesulitan ekonomi sementara akibat kebijakan tarif pemerintah. Ia janji bahwa hasil akhirnya akan membawa kemakmuran ekonomi yang “bersejarah.”

“Ini adalah revolusi ekonomi, dan kita akan menang. Bertahanlah, ini tidak akan mudah, tapi hasil akhirnya akan bersejarah,” tulis Trump di platform Truth Social dikutip Anadolu.

Pasar saham AS ditutup pada akhir pekan dengan penurunan signifikan, seiring memanasnya perang dagang setelah Trump mengumumkan penerapan tarif timbal balik secara global. Trump mengeklaim kebijakan ekonominya telah memicu aktivitas ekonomi besar-besaran. “Kami mengembalikan lapangan kerja dan bisnis seperti belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

Ia juga menyebut bahwa China lebih menderita akibat meningkatnya ketegangan perdagangan. “China terkena dampak jauh lebih parah dibanding AS, bahkan tidak sebanding,” ujar Trump.

Pada Jumat, Trump menyebut China “panik” setelah memberlakukan tarif balasan sebesar 34 persen atas seluruh impor dari AS, yang menyamai tarif 34 persen yang lebih dulu dikenakan Washington pada Rabu.

Trump membenarkan sikap agresifnya dalam perdagangan dengan mengacu pada ketimpangan perdagangan selama ini, dan kembali menegaskan bahwa negara-negara lain telah memperlakukan AS dengan “sangat buruk dan tidak berkelanjutan.”

“Kita telah menjadi ‘sasaran empuk’ yang bodoh dan tak berdaya, tapi tidak lagi,” tegasnya.

Trump secara konsisten menggambarkan kondisi ekonomi saat ini sebagai masa transformasi, bahkan baru-baru ini menyebutnya sebagai “waktu terbaik untuk menjadi kaya,” sambil mendorong kebijakan yang menitikberatkan pada penguatan industri manufaktur dalam negeri.

Pemerintahannya menyatakan bahwa tarif timbal balik itu penting untuk merevitalisasi industri Amerika dan menarik investasi asing dalam jumlah besar.  “Sudah lebih dari lima triliun dolar investasi dan terus bertambah cepat,” klaim Trump.

Leave a comment