Kehilangan Putri Sulung, Dewi Yull: Tiap Lewat Kamarnya, Sirine Mulai
JAKARTA, KOMPAS.com– Penyanyi Dewi Yull cerita momen proses mengikhlaskan kepergian putri sulungnya, Gisca Putri Agustina Sahetapy.
Dewi Yull ingat perasaannya sebagai seorang ibu yang baru kehilangan anak saat itu.
“Pilu, sampai dua tahun baru bisa (lepas),” ujarnya dikutip dari Pagi Pagi Ambyar Trans tv, Senin (7/4/2025).
“Setiap lewat kamarnya, sirine mulai. Kalau yang sudah pernah merasa kehilangan, pasti tahu lah rasanya,” imbuhnya.
Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai
Tak ada kata yang bisa mengungkapkan perasaannya sebagai ibu yang kehilangan anaknya.
“Ngilu, bukan sedih lagi, udah diatas sedih,” ucapnya.
“Dibilang punya anak berapa pun, semua anak berharga buat ibu,” lanjut Dewi Yull.
Meskipun berat kehilangan anak, tapi Dewi Yull bisa menghadapi itu karena Tuhan.
“Allah memberikan bukti cintanya, bukti kasih sayangnya bertubi-tubi, sebelum almarhumah diambil,” tutur Dewi.
Baca juga: Kenang Momen Kebersamaan Ray Sahetapy dan Gizca, Surya Sahetapy Menangis: Berat Kehilangan Dua Orang
Dewi Yull meyakini bahwa cobaan bertubi yang dihadapi selama enam tahun adalah proses untuk menguatkan hatinya agar kemudian bisa ikhlas menerima kepergian Gizca.
“Udah 6 tahun itu dikasih banyak tongkat,” kata Dewi Yull.
“Tongkatnya itu jodoh dipindahin, harta dihabisin, jadi udah banyak dikasih buat aku itu tongkat kekuatanku untuk yang paling berat, kemudian Gizca diambil,” imbuhnya.
Sehingga saat harus berpisah untuk selamanya dengan Gizca, Dewi Yull menjadi lebih siap dan ikhlas.
Baca juga: Dewi Yull Hadiri Pemakaman Ray Sahetapy
“Jadi udah dibikin betul-betul sama Tuhan, kamu bukan siapa-siapa, kamu punya aku,” ucap Dewi Yull.
“Buat aku itu hidup yang harus aku jalani, dari situ aku ‘oh iya memang Allah itu baik banget,'” lanjutnya.
Gizca meninggal dunia di usia 28 tahun pada 11 Juni 2010.
Putri sulung Dewi Yull dari pernikahannya dengan aktor Ray Sahetapy itu meninggalkan seorang putra bernama Ramiza Prasanca Kuntadi yang saat itu baru berusia 4 tahun.