Sejumlah Masjid di Solo Gelar Salat Idul Fitri Hari ini, Penetapan 1 Syawal Mengacu Rukyat Global
TEMPO.CO, Solo – Sejumlah masjid di Kota Solo, Jawa Tengah, menggelar salat Idul Fitri 1446 Hijriyah pada hari ini, Ahad, 30 Maret 2025. Para penyelenggara salat Id hari ini mengacu pada penetapan 1 Syawal berdasarkan rukyat global.
Salah satu masjid yang menggelar salat Idhari ini adalah Masjid Al Bakrie di wilayah Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo. Pelaksanaan salat berlangsung di sepanjang Jalan Jaya Wijaya, Mojosongo.
Takmir Masjid Al Bakri Sulaiman menjelaskan penetapan 1 Syawal 1446 H pada hari ini mengikuti rukyat global. Menurut dia, hilal sudah terlihat di Arab Saudi sehingga pihaknya memutuskan untuk mengikuti penetapan tersebut.
“Kami mengambil rukyat global melihat hilal. Kami mengikuti, dalam artian, sudah jatuh 1 Syawal, seperti di Arab Saudi. Oleh sebab itu kita bisa melaksanakan Salat Id (Idul Fitri),” kata Sulaiman.
Sulaiman mengakui baru mengetahui penetapan 1 Syawal jatuh hari ini pada Sabtu malam, 29 Maret 2025 sekitar pukul 23.00 WIB. Meskipun terbilang mendadak, ia menyatakan bahwa takmir masjid tersebut telah mempersiapkan segala sesuatunya.
“Kami mencari info dari Mekah, Yaman. Yang lain juga gitu, beberapa negara sudah menetapkan 1 Syawal. Alhamdulillah persiapan sudah diantisipasi. Kami sudah mempersiapkan diri barangkali nanti sudah jatuh 1 Syawal dari beberapa negara,” kata Sulaiman.
Sulaiman mengatakan pemerintah telah menyadari situasi tersebut sehingga rutinitas salat id, baik Idul Adha maupun Idul Fitri, tetap berjalan seperti biasa.
Selain Masjid Al Bakrie, hari ini Masjid Al Hidayah Sriwedari di Kecamatan Laweyan melaksanakan salat Id hari ini. Khatib salat Idul Fitri Taufan Wahyu mengatakan penetapan 1 Syawal 1446 H hari ini mengikuti rukyat global. Hal itu karena ingin mencontoh Nabi Muhammad SAW. “Karena Nabi bilang, memulai puasa dan berbuka dengan hilal. Sedang saudara kita di negara yang lain, di Saudi, sudah terlihat hilal, kami mengikuti itu,” kata dia.
Menurut Taufan, adanya perbedaan dalam penetapan 1 Syawal merupakan sesuatu yang mungkin sekali. “Kalau Muhammadiyah menggunakan hisabnya, kemudian mayoritas pemerintah menggunakan rukyat lokal. Maka begitu juga kemudian ini (rukyat global) jarang dipakai karena ada batas negara,” kata dia.
Pilihan Editor: Mengapa Jemaah Naqsabandiyah dan An-Nadzir Gowa Tentukan Idulfitri Lebih Awal