Informasi Terpercaya Masa Kini

Penemuan Fosil Baru Mengubah Pandangan Tentang Ukuran Manusia Purba

0 2

KOMPAS.com – Penemuan fosil terbaru di Gua Swartkrans, Afrika Selatan, telah mengejutkan para ilmuwan dan menantang pemahaman sebelumnya tentang ukuran tubuh manusia purba.

Fosil tersebut berasal dari Paranthropus robustus, spesies hominin yang hidup sekitar dua juta tahun lalu dan hidup berdampingan dengan Homo ergaster, leluhur langsung manusia modern.

Kecil, Tapi Bertahan Hidup

Selama ini, para peneliti sudah menemukan banyak tengkorak dan gigi Paranthropus robustus di Gua Swartkrans, yang memberikan informasi berharga tentang makanan dan perilaku sosial mereka. Misalnya, bentuk rahang yang kuat dan gigi dengan enamel tebal menunjukkan bahwa spesies ini bisa bertahan hidup dengan makanan berkualitas rendah dan sulit dikunyah saat sumber makanan langka.

Namun, informasi tentang ukuran tubuh dan cara berjalan mereka masih sangat terbatas karena sedikitnya tulang kerangka yang ditemukan. Kini, hal itu mulai berubah berkat penemuan penting: satu set tulang panggul, paha, dan tulang kering yang masih menyatu.

Baca juga: Berapa Banyak Spesies Manusia Purba yang Pernah Hidup di Bumi?

Berjalan Tegak Seperti Manusia Modern

Penelitian internasional yang melibatkan para ilmuwan dari Evolutionary Studies Institute di Universitas Witwatersrand (Afrika Selatan) mengungkap bahwa tulang-tulang tersebut milik satu individu muda Paranthropus robustus—kemungkinan besar perempuan. Temuan ini membuktikan bahwa spesies ini berjalan tegak secara rutin, mirip dengan manusia masa kini.

Lebih mengejutkan lagi, ukuran tubuh individu ini ternyata sangat kecil. “Diperkirakan tinggi individu ini hanya sekitar satu meter dengan berat 27 kilogram,” kata Prof. Travis Pickering dari University of Wisconsin-Madison, pemimpin penelitian tersebut.

Ia menambahkan bahwa ukuran ini bahkan lebih kecil dibandingkan manusia purba terkenal seperti “Lucy” (Australopithecus afarensis) dan “Hobbit” (Homo floresiensis).

Baca juga: Leluhur Misterius: Fakta Mengejutkan tentang Asal-usul Manusia

Rentan Terhadap Predator

Ukuran tubuh yang kecil membuat Paranthropus robustus rentan terhadap predator besar yang hidup di sekitar Gua Swartkrans, seperti kucing bertaring tajam (sabertooth) dan hyena raksasa. Ini diperkuat dengan jejak gigitan dan bekas kunyahan pada tulang, yang identik dengan tanda-tanda serangan leopard.

Meski begitu, Prof. Pickering menekankan bahwa kerentanan individu ini terhadap predator tidak berarti seluruh spesies lemah. “Paranthropus robustus bertahan di Afrika Selatan selama lebih dari satu juta tahun, dan ditemukan di berbagai lokasi bersama alat-alat dari batu dan tulang,” jelasnya.

Alat-alat yang ditemukan digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memotong daging hewan, menggali akar, dan mencari serangga di bawah tanah.

Masih menjadi bahan penelitian apakah Paranthropus robustus atau Homo ergaster yang membuat alat-alat ini. Namun, tim peneliti yakin bahwa Paranthropus robustus memiliki kemampuan fisik dan kognitif yang cukup untuk membuat serta menggunakan alat-alat tersebut.

Penelitian masih berlanjut, termasuk analisis struktur tulang bagian dalam menggunakan CT scan, untuk memahami lebih jauh pola pertumbuhan dan cara bergerak spesies ini.

Penemuan ini membuka bab baru dalam sejarah manusia purba. Dengan tubuh kecil tapi kemampuan adaptasi tinggi, Paranthropus robustus menunjukkan bahwa ukuran bukanlah segalanya dalam perjuangan bertahan hidup jutaan tahun lalu.

Baca juga: Anak Lapedo: Bukti Persilangan Neanderthal dan Manusia Modern 28.000 Tahun Lalu

Leave a comment