Informasi Terpercaya Masa Kini

Alasan Mengapa Ular Dilarang Dibunuh meski Membahayakan

0 2

SURABAYA, KOMPAS.com – Keberadaan ular yang seringkali ditemukan di daerah permukiman membuat warga resah. Namun, ada berbagai alasan ular itu tak boleh dibunuh.

Pemerhati Satwa Liar, Boedi Setiawan, menuturkan bahwa keberadaan ular berperan sebagai predator (pemangsa) maupun sekaligus prey (mangsa).

“Ular itu sebagai predator alami bagi tikus, burung, dan mamalia kecil yang berperan sebagai pengendali populasi hama,” tutur Cak Boeseth, sapaan akrabnya, saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (25/3/2025).

Baca juga: Ular Kobra Mampu Semburkan Bisa Sejauh 1 Meter, Bagaimana jika Terkena?

Ia menambahkan, ular juga menjadi sumber makanan bagi beberapa mamalia, burung predator, dan reptil lainnya.

Oleh karenanya, keberadaan ular di alam tentu menjadi penyeimbang ekosistem sehingga dilarang untuk dibunuh.

Kenapa masuk permukiman?

Terkait maraknya fenomena ular masuk rumah akhir-akhir ini, Cak Boeseth menjelaskan beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab berpindahnya sarang ular ke daerah pemukiman.

Pertama, rusaknya habitat asli ular karena urbanisasi yang dilakukan manusia.

“Karena adanya perubahan alih fungsi lahan dari hutan, kebun, dan sawah menjadi perumahan, jelas menjadikan habitatnya rusak,” jelasnya.

Baca juga: Digigit Ular Kobra? Begini Pertolongan Pertama supaya Terhindar dari Kematian

Hal tersebut diikuti dengan hilangnya sumber makanan seperti tikus dan katak di area habitat asli sehingga menjadikan ular akan mencari alternatif sarang di perumahan penduduk.

“Terutama kalau di rumah kita banyak tikus, maka bau kencing tikus itu bisa mengundang perhatian ular. Makanya kita harus menjaga kebersihan rumah supaya tidak ada tikus di rumah kita,” terangnya.

Kedua, bersamaan dengan waktu telur-telur menetas, serta adanya kebutuhan untuk mencari pasokan makanan, ular akan cenderung mencari tempat yang hangat dan lembap.

“Apalagi sekarang di musim penghujan ini, setelah telur menetas, banyak sarang ular yang kebanjiran. Akhirnya mereka mengungsi ke tempat yang nyaman di sekitar permukiman,” ujarnya.

Di samping itu, adanya curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan sarang-sarang ular terkena banjir, akibatnya ikut terhanyut sampai ke rumah warga.

“Apalagi rumah yang berbatasan dengan kebun, tegalan, dan persawahan, risiko lebih besar kemasukan ular,” imbuhnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai fotografer satwa liar itu menyebut satu-satunya solusi yang bisa dilakukan apabila menemukan ular di sekitaran rumah, yakni dengan memanggil petugas terkait.

Agar ular tersebut bisa di-rescue, direhabilitasi, dan dilepaskan ke habitat aslinya supaya berfungsi kembali menjadi pengendali ekosistem.

“Jadi jangan dibunuh, kalau banyak ular yang dibunuh akan menyebabkan pertumbuhan tikus merajalela, malah menjadi sumber penyakit dan hama di mana-mana,” jelasnya.

Ia berharap agar masyarakat bisa lebih teredukasi dan terbuka dalam memandang hewan liar.

Sebab, hewan yang buas dan membahayakan juga berhak untuk hidup.

“Kembalikan lagi ke manfaat penciptaan makhluk itu di dunia, manusia sebagai rahmatan lil alamin (artinya rahmat bagi seluruh alam) bagi seluruh alam semesta,” tutupnya.

Leave a comment