Informasi Terpercaya Masa Kini

NASIB Wanita yang Rekam Aksi Suhada Saat Minta THR ke Perusahaan,Kini Dicopot dari Jabatannya

0 7

TRIBUN-MEDAN.com – Beginilah nasib wanita yang rekam aksi Suhada saat minta THR ke perusahaan.

Ia kini dicopot dari jabatannya viralnya kasus ini.

Aksi Suhada alias Jagoan Cikiwul saat meminta Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran ke sebuah perusahaan plastik viral.

Baca juga: PENGAKUAN Amma Pembunuh Feni Ere Sales Cantik: Kondisi Mabuk Panjat Rumah Korban Lalu Rudapaksa

Saat itu Suhada ternyata bersama seorang wanita.

Kini wanita berinisial M kini dicopot dari jabatannya sebagai ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Bawah Masyarakat Indonesia (GMBI) Bantargebang.

M dicopot dari jabatannya lantaran turut meminta Tunjangan Hari Raya (THR) ke salah satu perusahaan di Bantargebang, Bekasi, bersama tiga rekannya, Suhada alias jagoan Cikiwul, A, dan D.

Baca juga: KATA Polisi Soal Daging 200 Kg Dimasak Willie Salim Hilang, Warga Berebut Bawa Gayung Hingga Ember

Selain itu, M juga menandatangani proposal THR yang diduga dikirimkan ke puluhan perusahaan di Bantargebang.

“Betul, (posisi M) dibekukan, sekaligus dicopot sebagai ketua LSM GMBI Bantergebang,” kata Sekretaris LSM GMBI Distrik Kota Bekasi, Asep Sukarya, Jumat (21/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

Selain dicopot dari jabatannya, GMBI Distrik Kota Bekasi juga akan memanggil M untuk menjalani sidang etik.

“Nanti dia akan kita panggil untuk kita bina di dalam sidang Dewan Kode Etik. Nah, itu langkah-langkah secara secara kelembagaan seperti itu,” ungkap dia. 

Asep mengatakan, GMBI Distrik Kota Bekasi melarang anggotanya meminta THR Lebaran, baik ke pemerintah, swasta, maupun pihak lainnya. 

Oleh sebab itu, lanjut Asep, setiap anggota yang melanggar larangan tersebut akan menerima konsekuensi yang sama dengan M.

“Jadi berlaku bukan hanya untuk dia (M), tapi berlaku keseluruh GMBI di tingkat kecamatan,” imbuh dia.

Suhada Jagoan Cikiwul Pakai Baju Tahanan

Aksi sok jago Suhada alias “Jagoan Cikiwul” yang memaksa minta THR di Bekasi, berujung penetapan tersangka.

Suhada dijerat kasus pengancaman saat meminta THR Lebaran ke perusahaan plastik.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Binsar Hatorangan Sianturi menegaskan, Suhada alias “Jagoan Cikiwul” sudah berstatus tersangka pengancaman.

“Untuk perkenaan pasal dari tersangka, kita kenakan Pasal 335 (pengancaman) atau 368 untuk Pasal 53 KUHP dengan ancaman hukuman paling lama sembilan tahun,” ujar Kompol Binsar dalam konferensi pers di Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (21/3/2025).

Binsar mengatakan, Suhada mendatangi perusahaan plastik untuk meminta THR bersama tiga rekannya, yakni A, D, dan M. Adapun M merupakan Ketua LSM GMBI Bantargebang. 

Saat tiba di lokasi, Suhada berdebat dengan petugas sekuriti. 

Bahkan, Suhada sempat mengancam sekuriti dengan mengeklaim dirinya sebagai “Jagoan Cikiwul”.

“Yang bersangkutan juga mengatakan memiliki banyak massa,” kata Binsar. 

Binsar mengatakan bahwa saksi M sempat merekam aksi S saat berdebat dengan sekuriti. Video rekaman tersebut kemudian viral. 

Mengetahui video aksinya viral, Suhada pun kabur ke Sukabumi, Jawa Barat, dan ditangkap pada Kamis (20/3/2025) sore.

“Setelah tahu viral dan tidak terbendung, akhirnya tersangka S melarikan diri. Kemarin sudah kita amankan di daerah Sukabumi pukul 18.30 WIB,” imbuh dia. 

Dalam penetapan tersangka ini, polisi turut menyita barang bukti berupa formulir pendaftaran keanggotaan GMBI dan pakaian yang dikenakan tersangka pada saat kejadian. 

Sebelumnya diberitakan, Suhada ditangkap polisi di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (20/3/2025). 

Suhada ditangkap setelah video aksinya meminta tunjangan hari raya (THR) Lebaran ke salah satu perusahaan plastik di Bantargebang, Kota Bekasi, viral di media sosial. 

Setelah video itu viral, Suhada melarikan diri ke Gunung Putri, Kabupaten Bogor. 

Pelarian Suhada berakhir setelah polisi meringkusnya di Sukabumi, Kamis sore. 

“Yang bersangkutan sudah ditangkap di Sukabumi kemarin maghrib,” kata Kapolsek Bantargebang Kompol Sukadi, Jumat (21/3/2025). 

Gubernur Dedy Apresiasi Sekuriti

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi soal Suhada yang mengaku sebagai Jagoan Cikiwul.

Dedi Mulyadi berpesan untuk seluruh pengusaha atau pemilik perusahaan tak usah memberikan THR kepada ormas dan LSM.

Apabila oknum ormas dan LSM tersebut melakukan intimidasi, pihak pengusaha dianjurkan untuk segera melapor ke Polisi.

“Saya paham saat ini banyak sekali surat-surat dari ormas atau LSM yang meminta tunjangan hari raya (THR), saya sampaikan abaikan saja, tidak usah diberi,” ucap Dedi Mulyadi, dikutip dari Instagramnya, pada Jumat (21/3/2025).

“Apabila mereka melakukan intimidasi, dilaporkan saja,” imbuhnya.

Dedi Mulyadi lalu memuji sikap berani dan tenang, sekuriti pabrik saat menghadapi Jagoan Cikiwul.

“Kasus yang di Kota Bekasi saya sudah meminta untuk segera dilakukan penindakan yang tegas,” ucap Dedi Mulyadi.

“Kepada sekuriti yang di Kota Bekasi yang kemarin viral, saya ucapkan terima kasih atas keberaniannya,” tambahnya.

Ia kemudian meminta untuk seluruh sekuriti di Jawa Barat meniru keberanian sekuriti tersebut.

“Saya minta seluruh sekuriti di Jawa Barat untuk memiliki nyali yang sama. Kalau kita punya sikap yang sama, InsyaAllah Jawa barat akan aman,” kata Dedi Mulyadi.

“Dan orang-orang yang hidupnya bergantung dengan tindakan intimidatif, akhirnya tidak akan memiliki tempat di wilayah Jawa Barat,” imbuhnya.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Binsar Hatorangan Sianturi memastikan tidak akan membiarkan aksi serupa kembali terjadi di wilayah Kota Bekasi menjelang lebaran.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan segera jika menemui aksi premanisme dengan menghubungi kantor kepolisian terdekat atau melaporkan ke Call Center 110.

“Kami tidak  mentolerir adanya aksi premanisme berkedok Ormas atau LSM di wilayah hukum Bekasi Kota,” tegasnya.

Baca juga: PEMBELAAN Suhada, Bantah Minta THR ke Perusahaan, Akui Perbuatannya Arogan: Bagi-bagi Takjil

Diberitakan sebelumnya, Suhada memaksa meminta uang THR ke sebuah pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.  

Berdasarkan keterangan sekuriti, bernama Sukadi, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.

Namun, oleh sekuriti, mereka hanya diberi Rp 20.000.

“Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengen ketemu pimpinannya,” kata Sukadi.

Sukadi mengungkapkan, keempatnya merupakan preman berkedok organisasi masyarakat (ormas).

Mereka berasal dari Bantargebang. “Mereka preman berkedok ormas,” ungkap Sukadi.

Dalam aksinya, Suhada, jagoan Cikiwul Bantargebang, mengancam akan menutup akses jalan pabrik plastik tersebut lantaran tidak mau memberi uang THR Lebaran.

Aksi Suhada itu terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 59 detik yang diunggah pengguna Instagram, @infobekasi.

Awalnya, Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna marun geram setelah sang sekuriti pabrik memberikannya uang THR Rp 20.000.

Suhada yang tak puas dengan nominal pemberian sekuriti akhirnya memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.

“Gue enggak mau duit lu, gue mau pimpinan lu, sini,” kata Suhada kepada sang sekuriti, dikutip dari Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).

“Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak,” ujar sekuriti.

“Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho,” kata Suhada.

“Sudah saya sampaikan, amanah, Pak,” jawab sekuriti.

Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.

Bahkan, ia mengancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.

“Lu makan, b*k di sini, lu enggak menghargain gue. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?” ujar Suhada.

Kepada sang sekuriti, Suhada mengaku terpaksa “turun gunung” setelah anak buahnya berulang kali gagal menemui pemilik perusahaan.

Namun, ketika turun, dirinya merasakan nasib yang sama dengan anak buahnya, yakni sama-sama tidak dihargai oleh perusahaan.

“Gue selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gue, sekarang gue turun pengen tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua,” tegas Suhada.

Tak lama kemudian, Suhada memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang sekuriti.

Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengeklaim dirinya “turun gunung” dalam rangka mati-matian membela negara.

“Gue bukannya nyari keributan, gue ngasih gini, baik-baik lho, gue bela negara di sini, gue mati-matian,” tambah dia. 

(*/TRIBUN-MEDAN.COM)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Leave a comment