Informasi Terpercaya Masa Kini

Asal-usul Desa Makamhaji di Sukoharjo,Ternyata Ada Kisah Tragis di Baliknya

0 19

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO –  Makamhaji adalah nama desa di kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Indonesia.

Di wilayah desa ini terdapat Kampus V Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan UNS, Rumah Sakit UNS.

Dan ada pula jalan underpass yang menghubungkan antara Kota Surakarta dengan Boyolali via Kartasura.

Mungkin banyak Tribuners yang bertanya-tanya asal usul nama Desa Makamhaji, benarkah ada kisah mistis?

Baca juga: Sejarah Terminal Tirtonadi Solo, Namanya Diabadikan dalam Lagu Didi Kempot dan Gesang

Melansir dari Sonora.id, asal-usul Makamhaji ini tidak lepas dari dua orang sosok, yaitu seorang haji bernama Kiai Haji Abdul Khodir dan Dewi Lung Ayu, putri Sultan Hadiwijaya, Raja Keraton Pajang saat itu.

Diketahui bahwa Dewi Lung Ayu jatuh hati kepada Kiai Haji Abdul Khodir yang dikenal dengan parasnya yang tampan.

Berdasarkan unggahan sejarawan KMRT L Nuky Mahendranata Nagoro atau Kanjeng Nuky dalan akun Instagram pribadinya dijelaskan bahwa Kiai Haji Abdul Khodir merupakan guru ngaji di Kraton Pajang.

Abdul Khodir diketahui tidak lagi datang untuk mengajar ke keraton karena takut jika Raja mengetahui asmara di antara sang putri raja dengan kaum biasa.

Sultan Hadiwijaya yang mengetahui bahwa sang guru ngaji tersebut tidak datang ke keraton pun penasaran lalu memerintahkan para prajuritnya untuk mengunjungi kediaman guru ngaji tersebut guna menanyakan alasan sang guru ngaji tidak datang ke keraton.

Akan tetapi, setibanya di kediaman Abdul Khodir para prajurit tidak mendapatkan jawaban lantaran Abdul Khodir memilih untuk bungkam.

Sang raja pun kembali memerintahkan para prajuritnya untuk kembali ‘menyelesaikan’ masalah tersebut supaya tidak ada ganjalan dan ketimpangan di dalam keraton.

 Sayangnya, kata ‘menyelesaikan’ tersebut disalah artikan oleh para prajurit.

Baca juga: Sejarah Selat Viens Kuliner Ikonik Kota Solo, Dulu Restoran Tradisional, Kini Buka Banyak Outlet

Para prajurit justru membunuh Abdul Khodir. Hal tersebut pun tentunya membuat sang Raja terkejut.

Sang putri raja yang mendengar bahwa pujaan hatinya terbunuh pun bersedih hingga jatuh sakit kemudian meninggal dunia.

Pada akhirnya, jasad keduanya pun dimakamkan di daerah yang sama, namun berbeda lokasi karena area tersebut merupakan area pemakaman keluarga raja.

Akan tetapi, pada tahun 1970-an terjadi peristiwa mistis.

Masyarakat sekitar mendapatkan mimpi untuk menyandingkan sang dewi dengan pujaan hatinya tersebut.

Oleh sebab itu, dilakukanlah pemindahan kerangka tubuh Dewi Lung Ayu.

Baca juga: Asal-usul Gilingan : Dulu Kawasan Penggilingan Padi, Kini Jadi Kawasan Ikonik Kota Solo

Saat proses pemindahan ini Pak Di yang merupakan sang penggali kubur menceritakan ia memindahkan kerangka tubuh sang dewi lalu memakamnya di samping makam Kiai Haji Abdul Khodir.

Selain itu, terdapat satu permintaan mistis lainnya untuk menikahkan keduanya.

Lalu dipasanglah tuwuhan kembar mayang dan uborampe pengantin yang dilakukan layaknya seperti sebuah pesta pernikahan.

Anehnya, tuwuhan dan beberapa benda lainnya sempat tumbang di sore hari lantaran adanya angin yang cukup kencang, namun kembali tegak berdiri pada keesokan harinya.

Artikel ini telah tayang di Sonora.id

Leave a comment