Informasi Terpercaya Masa Kini

Ditegur Dedi Mulyadi,Bingung Guru SD Karawang Ngajar Siswa Latihan Renang di Lapangan: Kok Nyebar?

0 29

TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegur langsung guru SD yang mengajarkan latihan renang di lapangan.

Ternyata, lokasi siswa SD belajar renang di lapangan terjadi SD Negeri Pinayungan II, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Dedi Mulyadi yang sedang mengikuti retret kepala daerah di Akmil Magelang langsung mengutus stafnya untuk mendatangi SD Negeri Pinayungan II.

Lalu Dedi Mulyadi melakukan video call dengan Kepala Sekolah SD Negeri Pinayungan II, Mimi Martiningsih.

“Anak-anak ini renangnya di mana?” tanya Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (1/3/2025).

Mimi menjelaskan terdapat dua kolam renang yang biasanya menjadi tempat latihan siswanya berenang. Tiket kolam renang seharga Rp 25 ribu.

“Dalam setahun berapa kali renang itu?” tanya Dedi Mulyadi.

“Satu semester biasanya satu kali Pak, jadi setahun dua kali renang,” kata Mimi.

“Kira-kira pelajaran renang anak-anak supaya bisa renang dua kali bisa renang enggak ya?” tanya Dedi sambil tertawa.

Dedi menjelaskan adanya guru yang mencoba melakukan akrobatik pendidikan dengan menampilkan anak-anak berenang di atas meja dan lantai di halaman sekolah.

Politikus Gerindra memahami tujuan dari latihan berenang itu mungkin untuk menunjukkan protes banyak orang tua yang keberatan anaknya berenang di kolam renang harus kolektif.

Ia mencontohkan orangtua siswa diminta kolektif naik angkot serta bayar tiket kolam renang.

“Tapi enggak renang cuma ngobrol-ngobrol nah ini saya coba untuk menghubungi kepala sekolah dan guru tersebut sehingga apa sih alasannya dia melakukan tindakan seperti itu karena barangkali guru adalah orang yang berpendidikan akademik belajar Logika dan belajar filsafat pendidikan,” ujar Dedi.

Dedi lalu bertanya sosok guru perempuan yang viral sedang mengajarkan siswa latihan renang di halaman sekolah.

“Jadi bagaimana berenang di lapangan itu bu?” tanya Dedi.

“Begitula pak, jadi viral,” kata bu guru tersebut.

Guru tersebut lalu mengaku lulusan Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA) saat ditanya Dedi Mulyadi.

Guru perempuan itu telah berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). 

Ia mengaku berasal dari Pabuaran, Subang, Jawa Barat. Guru perempuan itu mengaku bingung video tersebut viral di media sosial.

Pasalnya, video itu hanya dikirim ke grup Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO)

KKGO merupakan perkumpulan guru olahraga di tingkat kecamatan atau kabupaten. 

“Dikirimnya ke situ doang kenapa kok sampai nyebar gitu. Kita juga enggak tahu. Apalagi saya enggak tahu istilahnya media-media kayak gitu saya gak tahu makanya bingung gitunya. Kan simulasi doang,” ujarnya.

Dedi lalu mengungkapkan bila simulasi renang itu tidak tepat maka tak perlu dilaksanakan. Ia mengatakan inti pendidikan olahraga yakni menciptakan anak yang sehat.

“Makanannya harus sehat pola hidupnya harus sehat pola lingkungannya harus sehat setiap hari berkeringat berjalan ke sekolah. Bila perlu ya di sekolah dihidupin lagi aja SKJ kalau pagi-pagi kalau zaman dulu enggak tahu sekarang senam apa Indonesia sehat,” katanya.

Dedi juga mengusulkan agar dilaksanakan senam Indonesia Sehat tiga kali dalam sepekan.

Ia mencontohkan jadwal masuk sekolah pukul 07.00 WIB, maka siswa dapat menggunakan kaos bebas dari rumah. 

Lalu, siswa dapat berolahraga senam pada pukul 06.30 WIB.

“Itu juga lebih kreatif ya bu ya. Yang penting dan kebersihan lingkungan kayak barusan gitu,” kata Dedi.

Sebelumnya diberitakan,  Kepala SD Negeri Pinayungan II, Mimi Martiningsih membantah soal narasi yang beredar di media sosial.

Menurut Mimi, narasi itu tidak seperti yang terjadi di sekolah.

Sebab, kata dia, praktik renang tetap akan dilaksanakan di kolam renang, bukan di lapangan.

“Itu hanya simulasi saja. Nanti praktiknya bukan di darat, di air. Masa renang di darat,” kata Mimi dikutip dari Kompas.com, Selasa (25/2/2025).

Mimi mengungkap, teori itu berlangsung selama beberapa minggu sebelum akhirnya praktik di kolam renang.

“Pertama di sini dulu (sekolah), nanti baru renang di tempat renang,” kata dia.

Sebelumnya viral di media sosial, puluhan siswa SD berbaring di lapangan sekolah.

Para siswa itu kemudian melakukan gerakan seperti sedang berenang.

Puluhan siswa melakukan gerakan itu sesuai dengan instruksi guru yang ada di antara mereka.

Video itu kemudian dinarasikan seolah kegiatan renang dilakukan di sekolah karena adanya larangan kegiatan renang.

“Imbas dihentikannya kegiatan renang, karena banyak orangtua protes.

Praktek renang dilaksanakan di lapangan,” bunyi tulisan di video.

Kemudian disampaikan juga pada narasi bahwa seharusnya biaya renang bisa menggunakan dana BOS.

“Padahal ada Dana BOS, untuk SD minimal dapat 900rb/siswanya dan bisa digunakan untuk kegiatan pembelajaran/ekstrakurikuler,” tulisnya lagi.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Leave a comment