Inilah Sosok Gadis Kretek di Dunia Nyata, 3 Dekade Lebih Berkecimpung di Industri Tembakau
Di serial Gadis Kretek kita mengenal sosok Dasiyah (Jeng Yah) yang diperankan oleh Dian Sastrowardojo, di dunia nyata ada Jarmi yang tiga dekade lebih berkecimpung di industri tembakau.
—
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
—
Intisari-Online.com – Orang-orang sedang keranjingan serial Gadis Kretek di aplikasi layanan streaming video Netflix. Tayang perdana pada 2 November 2023, Gadis Kretek hingga kini tak pernah sepi peminat di platform yang lahir di Scotts Valley, California, AS, itu.
Gadis Kretek (2023) adalah serial yang diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Ratih Kumala. Secara garis besar, Gadis Kretek, dikutip dari Kompas.com, bercerita tentang Soeraja atau Raja yang sedang sekarat mengeluarkan permintaan terakhir kepada putranya, Lebas.
Raja meminta Lebas mencari sosok perempuan bernama Jeng Yah atau Dasiyah. Dalam pencarian itu, Lebas bertemu dengan Arum yang mengaku keponakan dari Jeng Yah. Lewat alur maju-mundur, Lebas dan Arum menguak banyak kisah tersembunyi dari cinta penuh tragedi Jeng Yah dan Raja di era 1960-an.
Dasiyah sendiri, dalam serial itu, digambarkan sebagai sosok perempuan Jawa yang lahir dari kalangan kelas menengah yang pendiam. Dia lebih banyak mengungkapkan perasaannya dalam catatan-catatan.
Meski begitu, dia adalah sosok perempuan yang cerdas dan teguh pada sikapnya. Selain kejadian-kejadian menarik yang dia jumpai, Jeng Yah juga mencatat pemikiran-pemikiran dan keinginannya yang menurut dia tak mungkin diungkapkan saat itu.
Ayah Jeng adalah adalah seorang juragan industri kretek di kota M bernama Idrus Muria. Selain Dasiyah, Juragan Idrus juga punya putri lain bernama Rukayah.
Kemampuan terbaik Jeng Yah adalah menentukan tembakau terbaik untuk industri kretek milik ayahnya itu. Dia juga terobsesi untuk menciptakan saus kretek terbaik.
Tapi kemahiran Jeng Yah itu ternyata dipandang sebelah mata oleh para lelaki zaman itu. Meski sang ayah begitu menyukai lintingannya, orang lain tidak begitu. Mereka belum percaya dengan kemampuan meracik sang putri sulung.
Suatu ketika Juragan Idrus mempekerjakan seorang pemuda tangkas bernama Soeraja. Tak hanya tangkas, Raja juga sosok yang cepat belajar. Itulah yang membuat Jeng Yah kesengsem kepada pemuda tersebut. Dari situlah kisah asmara terjalin.
Tapi jangan hanya terpaku pada kisah cintanya. Perhatikan juga keberadaan Jeng Yah pada industri kretek waktu yang “laki banget”.
Di masa sekarang, apakah ada perempuan yang berkecimpung di industri kretek? Banyak banget, salah satunya adalah Jarmi (51), seorang wanita asal Ponorogo, Jawa Timur. Begaimana kisahnya?
Jarmi, si “Gadis Kretek” di dunia nyata
Kisah tentang Jarmi dituturkan dengan apik oleh serial Jelajah Ekonomo Tembakau Kontan. Menurut cerita Kontan.ID, sudah tiga dekade lebih Jarmi mengabdikan diri pada industri kretek, persisnya sebagai pelinting Sigaret Kretek Tangan (SKM).
Semua berawal ketika dia jalan-jalan ke Surabaya bareng kakaknya pada awal 1990-an. Tak ada niat lain kecuali ingin melihat suasan kota terbesar di Jawa Timur itu.
“Tapi teman kakak saya malah menawarkan pekerjaan di pabrik rokok,” kata Jarmi yang ketika itu tidak ada persiapan apa pun, termasuk dokumen seperti ijazah dan lainnya, sebagaimana dikisahkan KONTAN.
Tapi Jarmi rupanya menerima tawaran itu. Sejak itulah dia menjadi pelinting rokok hingga saat ini.
Alih-alih ditanya macam-maca soal dokumen diri, yang diingat Jarmi saat seleksi itu adalah dia dicek kondisi jari-jarinya. Apakah berkeringat atau tidak. Karena bagaimanapun juga, kertas papir rokok sangat sensitif terhadap air. Ia akan sulit dilinting jika basah.
Tahun 1994 menjadi tahun pertama Jarmi bekerja. Pengalaman bekerja di hari pertama terasa memberatkan. Dia mengaku kesulitan menyesuaikan ritme dengan pelinting senior yang sudah mahir.
Untungnya, pabrik tempatnya bekerja memberikan pelatihan insentif selama tiga bulan. Selama pelatihan, dia belajar cara menjumput tembakau yang baik, satu demi satu; juga bagaimana cara mengejar target produksi harian.
Sebagai pelinting SKT, Jarmi yang hanya bermodal nekat ini dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang tidak mudah. “Awalnya sulit sekali. Tembakau yang digunakan memiliki tingkat kelembaban yang berbeda-beda, dan saya harus beradaptasi dengan cepat,” ujarnya mengenang.
Meski begitu, semangat belajar dan kerja keras membuat Jarmi mampu melewati masamasa sulit. Tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, dia juga menjadikan pekerjaannya sebagai tempat untuk belajar dan mengembangkan diri.
Saat sudah mulai bisa beradaptasi, Jarmi sempat dipindahkan ke unit produksi yang lain.
Sebagai informasi, tiap-tiap unit di pabrik memiliki garapan jenis rokok yang tidak sama. Misalnya, ada unit yang menggarap rokok kretek premium, sementara unit lainnya menggarap jenis rokok yang lain.
Material tembakau yang digunakan juga berbeda. Ada jenis rokok yang tembakaunya lebih kering, ada pula yang lebih basah.
Selain itu, tiap-tiap jenis rokok juga berbeda teknik melintingnya. Itulah yang membaut adaptasi Jarmi di awal-awal kerja agak berat.
Bahkan, menurut ceritanya, dia sempat tidak masuk kerja beberapa hari karena merasa tidak mampunya melinting rokok di unit barunya. Tapi itu akhirnya tertolong dengan suasana kerja yang menyenangkan. Teman-temanya sesama pelinting tak henti-henti membantu dan mendukung Jarmi.
“Di sini, suasananya sangat kekeluargaan. Ketika saya absen beberapa hari, teman-teman kerja dan atasan saya mencari tahu alasan saya. Mereka memberikan dukungan moral yang luar biasa,” kenangnya.
Seiring waktu, Jarmi naik pangkat. Posisinya di perusahaan lebih tingi dari sebelumnya. Persisnya di bagian administrasi kantor, ternyata itu ada kaitannya dengan kemampuan Jarmi mengoperasikan komputer, hasil dari kursus yang dia ikuti.
Di posisi baru ini karier Jarmi semakin meningkat. Diangkat sebagai staf administrasi produksi, Jarmi punya tugas membuat laporan produksi dan mengelola data. Di awal-awal Jarmi sempat gugup dengan tugas barunya, tapi akhirnya lancar juga.
Setelah itu dia dipercaya memegang proyek-proyek baru di perusahannya. Seperti implementasi sistem komputerisasi untuk administrasi karyawan dan proses produksi. Hingga akhirnya dia diangkat sebagai supervisor personalia di tempatnya bekerja.
Sebagai supervisor personalia, tugas Jarmi tidak hanya sebatas memastikan kelancaran administrasi, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung bagi karyawan.
Sembari bekerja, Jarmi meneruskan pendidikannya di jenjang perguruan tinggi. Istilahnya, kerja sambil kuliah. “Atasan saya sangat mendukung, bahkan memberi fleksibilitas jadwal agar saya bisa menghadiri mata kuliah,” katanya.
Bekerja sebagai pelinting rokok kretek benar-benar telah mengubah nasib dirinya dan keluarganya. Selain bisa membangun rumah, dia juga bisa membantu pendidikan adiknya. Dia juga punya kos-kosan yang lokasinya tak jauh dari pabrik tempatnya bekerja.
Sangar, Jarmi!